Ibrani 4

Revisi sejak 28 Juni 2016 04.22 oleh AABot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Ibrani 4 (disingkat Ibr 4) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Ibrani 4
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19
pasal 3
pasal 5

Teks

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 3

Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.[5]

Referensi silang: Mazmur 95:11; Ulangan 1:34,35; Ibrani 3:11

Ayat 12

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.[6]

Referensi silang: firman Allah (Markus 4:14; Lukas 5:1; 11:28; Yohanes 10:35; Kisah Para Rasul 12:24; 1Tes 2:13; 2Tim 2:9; 1Pet 1:23; 1 Yohanes 2:14; Wahyu 1:2,9); hidup (Kis 7:38; 1Pet 1:23); dan kuat (Yes 55:11; Yer 23:29; 1Tes 2:13); pada pedang (Efesus 6:17; Wahyu 1:16); pikiran hati (1 Korintus 14:24,25)
Firman Allah menentukan siapa yang akan memasuki perhentian Allah. Firman ini merupakan pedang tajam yang menusuk sampai ke dalam hati sanubari manusia untuk mengetahui apakah pikiran dan motivasi orang itu rohani atau tidak. Pedang ini bermata dua, yang memotong untuk menyelamatkan kehidupan orang atau yang menghukum orang untuk mengalami kematian kekal (bandingkan Yoh 6:63; 12:48). Oleh karena itu, tanggapan terhadap Firman Allah seharusnya lebih mendekatkan orang beriman kepada Yesus sebagai Imam Besarnya (Ibrani 4:14-16).[7]

Ayat 15

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.[8]

Referensi silang: menderita karena pencobaan (Ibrani 2:18; 4:16; 5:2,7–9; Matius 4:1–10 26:37–39; Lukas 22:53); Ia dapat menolong (Ibrani 7:25,26; Yohanes 10:29; Filipi 3:21; 2 Timotius 1:12; Yudas 1:24); yang dicobai (1 Korintus 10:13; 2 Korintus 12:7–10; 2 Petrus 2:9; Wahyu 3:10)
Pada saat kita tergoda untuk tidak setia kepada Allah dan menyerah kepada dosa, kita harus berdoa kepada Kristus yang telah menang atas segala pencobaan dan kini, selaku Imam Besar kita, berjanji untuk memberikan kekuatan dan kasih karunia untuk mengalahkan dosa. Tanggung jawab kita adalah mendekat kepada-Nya pada saat mengalami kesulitan; tanggung jawab-Nya adalah memberikan pertolongan manakala diperlukan (Ibrani 4:16).[7]

Ayat 16

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.[9]

Karena Kristus dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 4:15), kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta sorgawi, karena mengetahui bahwa doa dan permohonan kita diterima dan diinginkan oleh Bapa di sorga (bandingkan Ibrani 10:19–20). Tempat itu disebut "takhta kasih karunia" karena dari takhta itu mengalir kasih, pertolongan, kemurahan, pengampunan, kuasa rohani, pencurahan Roh Kudus, karunia-karunia rohani, buah roh, dan semua yang kita perlukan dari Allah. Salah satu berkat terbesar dari keselamatan ialah bahwa Kristus kini merupakan Imam Besar kita yang membuka jalan langsung ke hadapan Dia sehingga kita selalu dapat meminta bantuan yang kita perlukan.[7]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ Ibrani 11:32
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 4:3
  6. ^ Ibrani 4:12
  7. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  8. ^ Ibrani 4:15
  9. ^ Ibrani 4:16

Lihat pula

Pranala luar