NAM Air

perusahaan asal Indonesia

NAM Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Maskapai penerbangan ini adalah anak perusahaan dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan ini merupakan maskapai pengumpan di kelas medium dengan mengoperasikan pesawat Boeing 737-500 Winglet dengan konfigurasi 120 kursi (8 kelas bisnis dan 112 kelas ekonomi).

NAM Air
IATA ICAO Kode panggil
IN NIH NAM
Didirikan26 September 2013
Mulai beroperasi11 Desember 2013
PenghubungBandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
Kota fokusYogyakarta
Surabaya
Pontianak
Denpasar
Armada10
Tujuan21
Perusahaan indukSriwijaya Air
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh utamaJefferson Jauwena, Dirut
Situs webwww.flynamair.com

Bersamaan dengan peluncuran NAM Air pada 26 September 2013, Maskapai Induknya yaitu Sriwijaya Air mengumumkan akan membeli 100 unit pesawat Regio prop R-80 untuk armada masa depannya dengan 50 merupakan pesanan perusahaan dan 50 adalah opsi.[1]

Sejarah

Pada awal mulanya, NAM Air diproyeksikan sebagai Full Service Carrier dari Sriwijaya Air yang ditujukan untuk menyaingi Garuda Indonesia dan Batik Air. Dalam perkembangan selanjutnya, NAM Air akhirnya ditujukan sebagai Feeder(pengumpan) bagi Sriwijaya Air dengan rencana Sriwijaya Air akan melayani rute utama,sementara NAM Air akan melayani rute lanjutan. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lion Air dengan Wings Air dan Garuda Indonesia dengan Merpati di era 80-90an.

Pada 26 September 2013, NAM Air resmi diperkenalkan ke publik dan direncanakan penerbangan perdananya dilakukan pada bulan Oktober 2013. Penerbangan perdana ini terus tertunda dikarenakan belum kunjung mendapatkan AOC dari Kementrian Perhubungan. Hingga pada 29 November 2013, maskapai ini akhirnya mendapatkan AOC, kemudian melaksanakan penerbangan perdananya dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada 11 Desember 2013. Penerbangan perdana ini kemudian disusul oleh Penerbangan Komersial Berjadwal Pertama pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta menuju Pontianak dan Pontianak menuju Yogyakarta.

Asal usul nama NAM Air seperti yang diutarakan oleh CEO Sriwijaya Air Chandra Lie adalah berasal dari Nama Ayahanda dari Chandra Lie, dan penggunaan nama tersebut didedikasikan sebagai penghargaan terhadap jasa Ayahandanya yang bernama Lo Kui Nam. Sebelumnya penggunaan kata "NAM" sebagai singkatan juga telah digunakan di group Sriwijaya Air lainnya, yaitu National Aviation Management (Sekolah penerbangan), National Aircrew Management (Pusat pelatihan awak kabin), National Aircraft Maintenance (Perawatan Pesawat Terbang) dan Nusantara Aksara Mandiri (In-flight Magazine).

Sementara untuk makna livery yang digunakan adalah selain sama dengan makna livery Sriwijaya Air, juga menandakan keberanian, kejujuran, dan simbolisasi keberadaan NAM Air yang selalu mengudara di angkasa.[2]

Rute

Berikut adalah daftar rute yang dilayani oleh NAM Air per bulan Juli 2016. Semua rute tertulis dibawah dioperasikan secara pulang-pergi(PP). Merujuk pada PM 97 Tahun 2015, Mulai bulan Mei 2015, Sriwijaya Air mengalihkan beberapa pesawat dan rutenya ke NAM Air.[3]

Armada

Armada terhitung Juli 2016, antara lain:[4]

Jenis Pesawat Jumlah Armada Konfigurasi Kursi Catatan
Beroperasi Pesanan Pasti Pesanan Pilihan B E Total
Boeing 737-500 10 8 112 120
Fokker F50 2 - 54 54
Total 12 50 50

Sebagaimana dengan Sriwijaya Air, NAM Air juga turut memberikan nama di seluruh pesawatnya yang diambil dari nama suatu tempat, sifat/ungkapan, ataupun burung. Contoh utk di NAM Air adalah "Bersinar" dan "Kehidupan".

Referensi

  1. ^ "NAM Air akan gunakan 100 pesawat buatan Habibie". September 26, 2013. 
  2. ^ Inflight Magazine Sriwijaya Air section NAM Air edisi Januari 2014
  3. ^ http://indo-aviation.com/2015/05/11/sriwijaya-air-berikan-10-pesawat-boeing-737-500-kepada-nam-air/
  4. ^ "NAM Air Fleet". Planespotters.net. Diakses tanggal 13 Januari 2016. 

Pranala luar