Sultan Abd-ul-Hamid II (21 September 184210 Februari 1918) ialah sultan (khalifah) ke-27 yang memerintah Daulah Khilafah Islamiyah Turki Utsmani. Abd-ul-Hamid menggantikan saudaranya Sultan Murad V pada 31 Agustus 1876. Pada 1909 Sultan Abd-ul-Hamid II dicopot kekuasaannya melalui kudeta militer, sekaligus memaksanya untuk mengumumkan sistem pemerintahan perwakilan dan membentuk parlemen untuk yang kedua kalinya. Ia diasingkan ke Tesalonika, Yunani. Selama Perang Dunia I, ia dipindahkan ke Istana Belarbe. Pada 10 Februari 1918, Abd-ul-Hamid II meninggal tanpa bisa menyaksikan runtuhnya institusi Negara Khilafah (1924), suatu peristiwa yang dihindari terjadi pada masa pemerintahannya. Ia digantikan oleh saudaranya Sultan Muhammad Reshad (Mehmed V) .

Abdul Hamid II

Selama periode pemerintahannya, Sultan Abd-ul-Hamid II menghadapi tantangan terberat yang pernah dijumpai kaum muslimin dan Kekaisaran Ottoman (Usmaniyah) saat itu:

  • Konspirasi dari negara-negara asing (seperti Perancis, Italia, Prusia, Rusia, dll) yang menghendaki hancurnya eksistensi Khilafah Usmaniyah.
  • Separatisme yang dihembuskan negara-negara Barat melalui ide nasionalisme, yang mengakibatkan negeri-negeri Balkan (seperti Bosnia Herzegovina, Kroasia, Kosovo, Bulgaria, Hongaria, Rumania, Albania, Yunani) melepaskan diri dari pangkuan Kekaisaran Ottoman. Begitu pula dengan lepasnya Mesir, Jazirah Arab (Hejaz dan Nejd) dan Libanon baik karena campur tangan negara asing ataupun gerakan dari dalam negeri. Akibatnya, di kawasan Balkan saat itu dikenal sebagai kawasan "Gentong Mesiu" karena konflik yang ada di kawasan itu dapat sewaktu waktu meledak terutama terlibatnya negara negara adikuasa masa itu (Kerajaan Ottoman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Inggris, Perancis, Kekaisaran Jerman dan Rusia. Konflik ini meledak saat Perang Dunia I, Perang Dunia II dan Krisis di kawasan yang sekarang dikenal sebagai bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.
  • Perlawanan dari organisasi yang didukung negara-negara asing seperti organisasi Turki Fatat (Turki Muda), Ittihat ve Terakki (Persatuan dan Kemajuan).
  • Kekuatan Yahudi dan Freemasonry, yang menginginkan berdirinya komunitas Yahudi di Palestina.

Beberapa peristiwa pada zaman Sultan Abd-ul-Hamid II:

Awal rencana pembuatan jalur kereta api yang membentang di Timur Tengah yang juga mencakup Jalur kereta api Hijaz yang menghubungkan antara Damaskus dengan Madinah yang juga direncanakan sampai ke Mekkah dan Jeddah. Jalur kereta api ini dibangun bertujuan untuk mempersatukan wilayah Kekaisaran (Kekhalifahan) Usmaniyah dengan sarana transportasi modern saat itu.

  1. Revolusi Bulgaria dengan bantuan Rusia gagal.
  2. Serbia menyerang kaum muslimin dengan bantuan Rusia, kaum muslimin mengalahkan mereka, mengambil alih Bulgaria dan seluruh Serbia.
  1. Rusia dan Rumania dikalahkan setelah menyerang kaum muslim.
  2. Rusia dan Hongaria mengambil alih Pleven, Bulgaria.
  3. Rusia dikalahkan dan Tsar dibebaskan. Rusia telah kalah sebanyak 6 kali.
  1. Rusia mengambil alih Sofia, Pleven, dan Edrine di Turki.
  2. Perjanjian damai dengan Rusia.
  3. Bulgaria dan Serbia merdeka.
  4. Edrine dan kawasan lain kembali kedalam wilayah Kekaisaran Usmaniyah.
  5. Inggris mengambil alih Siprus.
  6. Perjanjian Berlin, pihak Eropa membagi-bagikan tanah kaum muslimin.

Jalur kereta api Hijaz yang menghubungkan antara Damaskus dengan Madinah dioperasikan. Rencananya, Jalur ini akan dihubungkan sampai Mekkah dan Jeddah. Namun karena keterbatasan dana dan sering adanya gangguan dari para pemuka suku setempat, jalur ini hanya dihubungkan sampai dengan Madinah. Keberadaan Jalur ini sangat mempermudah kelancaran jamaah haji dengan sarana transportasi modern saat itu. Berbeda dengan jalur di Timur Tengah lainnya seperti halnya Jalur kereta api Baghdad, Jalur kereta api ini dibangun tanpa bantuan dari luar negeri khususnya kekaisaran Jerman.


Bibliografi

  • Harb,Muhammad.2004.Catatan Harian Sultan Abdul Hamid II (terjemahan Abdul Halim).Bogor:Pustaka Thariqul Izzah.
  • Siyasi Khatiratum.