Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes
Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes[2] adalah kepala Landschap Sabamban yang sering disebut juga Kepangeranan Sebamban atau Kerajaan Sabamban tetapi bukan merupakan Kesultanan Sabmaban, salah satu daerah yang termasuk wilayah pemerintahan Hindia Belanda di Borneo Timur (sekarang termasuk wilayah provinsi Kalimantan Selatan.[3] Kepala pemerintahaan Sabamban bergelar Pangeran (bukan Sultan). Di wilayah Kalimantan Tenggara tersebut terdapat terdapat pula Kerajaan Pagatan, Kerajaan Kusan dan Kerajaan Pasir yang statusnya daerahnya setara tetapi sedikit lebih tinggi (kerajaan). Daerah-daerah di Kalimantan Tenggara tersebut pada 17 Agustus 1787 merupakan daerah yang diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC diwakili Residen Walbeck kemudian menjadi properti milik perusahaan VOC, selanjutkan menjadi milik Hindia Belanda yang menggantikan VOC.
Pangeran Sjarif Ali Al Aidroes | |
---|---|
Wali | Lihat daftar |
Kelahiran | Kerajaan Kubu (Hindia Belanda) |
Kematian | Landschap Sabamban (Hindia Belanda) |
Ayah | Syarif Abdurrahman bin Syarif Idrus - Tuan Besar I Kubu |
Ibu | Syarifah Aisyah binti Syarif Abdurrahman Alkadrie - Sultan I Pontianak |
Agama | Islam Sunni |
Pangeran Syarif Ali mengepalai daerah Sebamban dengan berpenduduk sekitar 250 jiwa, tidak termasuk para penambang, kebanyakan orang Banjar dan beberapa orang Bugis. Daerah Sebamban ini menghasilkan intan, emas, batubara, beras, dan kayu.[4]
Syarif Ali Alaydrus adalah cucu dari Raja (Tuan Besar) Kubu - Syarif Idrus Alaydrus, pada awalnya menetap di daerah Kubu, Kalimantan Barat (bersama keluarga bangsawan Kerajaan Kubu).[5]
Pada masa itu Dia telah memiliki satu istri dan berputra dua orang yaitu : Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus. Karena ada suatu konflik kekeluargaan, akhirnya Syarif Ali Alaydrus memutuskan untuk hijrah ke Kalimantan Selatan dengan meninggalkan istri dan kedua putranya yang masih tinggal di Kerajaan Kubu, melalui sepanjang pesisir selatan Kalimantan hingga sampai di daerah Banjar.
Di daerah Banjar tersebut, dia mendirikan Kerajaan Sabamban dan menjadi Raja yang Pertama, bergelar Pangeran Syarif Ali Al-Idrus. Pada saat dia menjadi Raja Sabamban ini, dia menikah lagi dengan 3 (tiga) wanita; Yang pertama Putri dari Sultan Adam dari Kesultanan Banjar di Kalimantan Selatan, yang Kedua dari Bugis (Putri dari Sultan Bugis di Sulawesi Selatan), yang ketiga dari Bone (Putri dari Sultan Bone di Sulawesi Selatan). Pada saat dia telah menjabat sebagai Sultan Sabamban inilah, kedua putra dia dari Istri Pertama di Kubu, Kalimantan Barat yaitu Syarif Abubakar Alaydrus dan Syarif Hasan Alaydrus menyusul Dia ke Angsana, Tanah Bumbu (Kesultanan Sabamban), dan menetap bersama Ayahandanya.
Keturunan
Dari Ketiga istri dia di Banjar-Kalimantan Selatan serta satu Istri dia di Kubu-Kalimantan Barat tersebut, Pangeran Syarif Ali memiliki 12 (duabelas) putra. Putra-putra dia yaitu : Dari Istri Pertama (Kubu-Kalimantan Barat) :
- Syarif Hasan bin Pangeran Syarif Ali Al-Idrus, putra dia : Sultan Syarif Qasim Alaydrus, Raja II Sabamban menjabat sebagai Raja setelah sepeninggal Kakeknya yaitu Pangeran Syarif Ali bin Syarif Abdurrahman Al-Idrus, hingga akhirnya Kerajaan Sabamban ini hilang dari bumi Kalimantan Selatan.
- Syarif Abubakar bin Pangeran Syarif Ali Al-Idrus
Dari Istri ke-dua, Putri Kesultanan Banjar, Istri ke-tiga (Putri Sultan Bugis) dan Istri ke-empat (Putri Sultan Bone), menurunkan putra-putra dia :
- Syarif Musthafa bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
- Syarif Thaha bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus,
- Syarif Hamid bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Ahmad bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Muhammad bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Umar bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Thohir bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Shalih bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus
- Syarif Utsman bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus dan
- Syarif Husein bin Sultan Syarif Ali Al-Idrus.
Pada saat Pangeran Syarif Ali mulai menjadi penguasa di Sebamban, dia menikah lagi dengan putri penguasa Batulicin bernama Putri Petta Walu’e dan memiliki 6 orang putra putri yaitu :[6][7]
- Pangeran Syarif Hamid
- Putri Qomariah
- Pangeran Syarif M. Thoha
- Pangeran Syarif Mustafa
- Pangeran Syarif Ahmad
- Putri Petta Bau
Setelah wafatnya Sultan Syarif Ali Al-Idrus, Jabatan Sultan tidak diteruskan oleh putra-putra dia, akan tetapi yang menjadi Sultan II Sabamban adalah justru cucu dia yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Idrus, putra dari Syarif Hasan (Syarif Hasan adalah putra Sultan Syarif Ali Al-Idrus dari Istri Pertama/Kubu, waktu Syarif Ali masih menetap di Kubu-Kalimantan Barat).
Jadi sepanjang sejarahnya, Kesultanan Sabamban ini hanya dijabat oleh dua Sultan saja, yaitu pendirinya Sultan Syarif Ali Al-Idrus sebagai Sultan I dan cucu dia sebagai Sultan II Sabamban yaitu Sultan Syarif Qasim Al-Idrus.
Sementara itu, setelah tidak adanya lagi Kesultanan Sabamban tersebut, anak-cucu keluarga bangsawan dari keturunan Sultan Syarif Ali Al-Idrus ini, menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan Selatan pada umumnya dan ada yang hijrah ke Malaysia, Filipina, pulau Jawa dan di belahan lain Nusantara hingga saat ini.
Didahului oleh: - |
Raja Sabamban 1860-1863 |
Diteruskan oleh: Syarif Qasim Alaydrus |
Rujukan
- ^ http://algembira.blogspot.com/2008/10/habib-mustafa-alaydrus-tambarangan.html
- ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1858). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 31. Lands Drukkery. hlm. 134.
- ^ (Belanda) Pieter Johannes Veth, Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten, Volume 3, P. N. van Kampen, 1869
- ^ (Belanda) Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën, Volume 13, 1853
- ^ Muhammad Syamsu As, Ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya, Lentera, 1996
- ^ http://wawanpelita2.blogspot.com/2013/02/kerajaan-batulicin.html
- ^ http://pagatan.com/kerajaan-sebamban/