Kabupaten Karawang
Pemerintahan
Kabupaten Karawang terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas 197 desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang Timur, tepatnya di kelurahan Karawang Wetan.
Potensi
Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (http://www.peruri.co.id/) yang mencetak uang kertas, uang logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, pita cukai, meterai dan lain sebagainya.
Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.
Stasiun radio
- Suara Kita 88,2 MHz jangkauan Karawang, Bekasi, Subang, sebagian Jakarta dan Bogor
Pemekaran daerah
Karawang merupakan ibukota Kabupaten Karawang yang direncanakan akan dimekarkan dari Kabupaten Karawang yang terdiri dari 4 kecamatan, yakni kecamatan Karawang Barat, kecamatan Karawang Timur, kecamatan Telukjambe Timur dan kecamatan Telukjambe Barat dan nantinya ibukota Kabupaten Karawang akan dipindahkan ke Cikampek.[1]
Namun jika Cikampek juga dimekarkan menjadi kota juga seperti Karawang, maka ibukota Kabupaten Karawang akan dipindahkan ke kecamatan Talagasari karena selain terletak ditengah - tengah Kabupaten Karawang, juga dekat dengan Pelabuhan Cilamaya yang akan dibangun dan akan menjadi pusat perekonomian yang baru.[2]
Fauna identitas
Ayam Ciparage adalah ayam khas asli dari Kabupaten Karawang yang merupakan ayam laga legendaris, Karena ayam ini memiliki gaya bertarung yang cepat seperti ayam Birma. Pukulan tajinya akurat dan bertubi-tubi mengarah ke kepala dan leher lawan. Gaya bertarung seperti ini sangat "mematikan" bagi lawan yang ukuran tubuhnya sama. Bahkan, ayam Ciparage seringkali mampu mengalahkan lawan yang lebih besar. Ayam Ciparage adalah varietas ayam petarung lokal terbaik asli Indonesia. Ayam ini berasal dari kampung Ciparage, Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Konon ayam Ciparage adalah keturunan dari ayam milik adipati Singaperbangsa yang melegenda.
Flora identitas
Flora atau tumbuhan yang menjadi identitas wilayah kabupaten Karawang adalah Jambu air Cincalo, menurut data statistik dari dinas pertanian provinsi Jawa Barat, wilayah kabupaten Karawang merupakan wilayah yang terbesar sebagai sentra penanaman pohon Jambu. Jambu air Cincalo yang berwarna merah banyak terdapat di wilayah kabupaten Karawang yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Jambu Bolang[3] yang jika matang maka akan berwarna merah tua kebiruan dengan rasa manis asam segar, kecamatan yang terkenal dengan "Jambu Bolang" ini adalah kecamatan Tirtajaya[4]
Kesenian Daerah
Kesenian daerah kabupaten Karawang dipengaruhi oleh budaya dari tiga suku asli Jawa Barat yaitu Sunda, Betawi dan Cirebon.
Wayang kulit Cirebon di Karawang
Wayang kulit Cirebon yang terdapat di wilayah kabupaten Karawang merupakan bagian dari wilayah pedalangan Cirebon gaya kulonan yang di antaranya berada di kabupaten Subang dan kabupaten Karawang, pada pola penyebarannya di kabupaten Karawang wilayah desa-desa di kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang ( termasuk di antaranya wilayah desa Cilamaya dan pemekarannya ), sebagian wilayah desa di kecamatan Banyu Sari ( termasuk di antaranya desa Banyu Asih ) menjadi pusat utama pelestariannya , desa-desa tersebut juga bersinergi dengan desa-desa lain yang masih satu budaya di wilayah kabupaten Subang seperti desa Rawa Meneng dan sekitarnya yang juga memegang peranan penting dalam menghidupkan dan melestarikan wayang kulit Cirebon di kabupaten Karawang
Gaya sunggingan (pewarnaan) pada wayang kulit Cirebon gaya kulonan terutama Cilamaya memiliki perbedaan yang tidak jauh dengan gaya sunggingan wayang kulit Cirebon gaya kidulan terutama Palimanan, menurut Waryo (budayawan Cirebon) hal tersebut dimungkinkan karena pada masa lalu para pedalang dan pengrajin wayang antar kedua wilayah saling bertukar dan saling melakukan pembelian wayang kulit cirebon.
Tradisi Mapag Sri dan Wayang kulit Cirebon
Tahun 2014 tepatnya pada bulan Oktober menandai berakhirnya kekosongan tradisi syukuran panen atau yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah mapag sri yang selama kurang lebih lima puluh tahun hampir tidak pernah digelar di blok Cibango, desa Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang. Tradisi ini juga disempurnakan dengan pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan ( cilamaya ).
Menurut Aef Sudrajat yang merupakan ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu yang menggelar syukuran tersebut, kekosongan yang terjadi selama kurang lebih lima puluh tahun disebabkan oleh modernisasi dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan tradisi syukuran.[5] Berkurangnya masyarakat yang melakukan tradisi syukuran mapag sri dimungkinkan terjadi dalam kondisi masyarakat yang mayoritas muslim dikarenakan dalam salah satu urutan prosesi tradisi mapag sri ada sebuah prosesi mengarak simbolisasi dewi sri untuk mengelilingi kampung yang oleh beberapa kalangan masyarakat muslim bagian ini dianggap tidak Islami walau bagian lain dalam prosesi syukuran mapag sri pada budaya Cirebon telah kental nuansa Islamnya. Beberapa masyarakat adat Cirebon telah mengganti simbolisasi dewi sri ini dengan sepasang pengantin padi seperti pada tradisi mapag sri di pesisir timur kabupaten Indramayu sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.[6]
Pada masyarakat adat Cirebon di wilayah Cilamaya dan sekitarnya, tradisi syukuran mapag sri dimaknai sebagai wujud syukur kepada Allah swt menjelang musim panen, tradisi syukuran mapag sri merupakan bagian dari rangkaian tradisi panen, pasca panen dan menjelang tanam padi, pada masyarakat adat Cirebon di wilayah Cilamaya dan sekitarnya rangkaian tradisi selanjutnya setelah syukuran mapag sri adalah tradisi hajat bumi atau dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah Babaritan yang dilakukan setelah prosesi panen dan kemudian tradisi mapag cai ( membawa air ) yang dilakukan menjelang musim tanam.
Menurut Aef Sudrajat prosesi Mapag Sri di wilayahnya dapat dilakukan dengan dukungan dari donatur dan sumbangan dari delapan kelompok tani yang tergabung di dalam Gapoktan pimpinannya, prosesi mapag sri disempurnakan dengan pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan yang dipimpin oleh Ki Dalang Udama dari desa Rawa Meneng, kecamatan Blanakan, kabupaten Subang. Pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan tersebut dipentaskan siang - malam di kompleks pemakaman sesepuh blok Cibango, oleh masyarakat sekitar prosesi pagelaran wayang kulit ini disebut "prosesi ngaruwat" atau selamatan guna memohon doa dari Allah swt agar dijauhkan dari bahaya, penyakit dan kesulitan. pada pagelaran wayang kulit cirebon yang menjadi pelengkap prosesi adat mapag sri, lakon wayang yang biasanya dipentaskan adalah lakon Sulanjana yang bercerita tentang asal muasalnya padi.
Set Wayang kulit Cirebon gaya Kulonan ( Cilamaya )
-
Bisma wicara pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan - 'ditatah oleh Arie Nugraha dan Ki Tasma Atmaja
-
Bambang Arasoma pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan yang disungging oleh Arie Nugraha ( lakon ini terdapat kerusakan pada ornamen Garuda Mungkur kecilnya yang terdapat di atas kepala )
-
Salya pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan - ditatah oleh Arie Nugraha dan Ki Tasma Atmaja.
-
Pangeran Duryodana pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan - karya Ki Ardi, disungging ulang oleh Ki Enang Sutria dan dibrom ulang oleh Arie Nugraha.
-
Gunungan Wayang kulit Cirebon gaya Kulonan ( Cilamaya ) dengan Kayon Windu, ditatah oleh Ki Tasma Atmaja dan disungging oleh Arie Nugraha
-
Jabang karya Arie Nugraha
-
Arjuna ( mangu ) - ditatah oleh Arie Nugraha dan Ki Tasma Atmaja
-
Begawan Sekutrem pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan karya Arie Nugraha
-
Betara Guru - ditatah oleh Arie Nugraha dan Ki Tasma Atmaja
-
Betara Narada pada Wayang kulit Cirebon gaya Kulonan karya Pak Usup
-
Betara Narada pada Wayang kulit Cirebon gaya Kulonan karya Arie Nugraha
-
Cungkring pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan
-
Semar ( Jamblang ) pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan, cempurit disungging oleh Arie Nugraha
-
Bagong Sunda - disungging oleh Arie Nugraha
-
Togog pada Wayang kulit Cirebon gaya kulonan
Transportasi
Ibukota kabupaten Karawang berada di jalur pantura. Kabupaten Karawang dilintasi ruas jalan tol Jakarta-Cikampek(Karawang) serta Cipularang (Cikampek(Karawang)-Purwakarta-Padalarang) dan Cipali (Cikopo(Karawang)-Palimanan(Cirebon)). Cikampek merupakan kecamatan yang berada di bagian timur Kabupaten Karawang. Di Cikampek terdapat stasiun kereta api yang merupakan pertemuan dua jalur utama dari Bandung dan dari Cirebon menuju Jakarta.
Pariwisata[7]
- Pantai Tanjung Pakis
- Bendungan Walahar
- Curug Bandung
- Curug Cigeuntis
- Pantai Tanjung Pakis
- Pantai Samudra Baru
- Pantai Tanjung Baru
- Danau Cipule
Olahraga
- Karawang adalah tuan rumah PORPROV Jabar X tahun 2006.
- Klub olahraga yang berbasis di kabupaten Karawang di antaranya adalah Persika Karawang dan Pelita Jaya FC (sepak bola), Persika Karawang dan Pelita Jaya menggunakan Stadion Singaperbangsa.
Lihat pula
Referensi
- ^ Wacana Pemekaran Kabupaten Karawang Kembali Santer pikiran-rakyat.com
- ^ Cikampek Layak Pisahkan Diri Dari Karawang inilah.com
- ^ Warintek kabupaten Bantul - Jambu Air
- ^ Karawang News - Produksi Buah Jambu Bisa Meningkatkan Ekonomi Warga Miskin (edisi tahun 2013)
- ^ Radar Karawang - Petani Gelar Wayang Kulit (edisi tahun 2014)
- ^ Pambudi, J. 2013. Mapag Sri, Cara Petani Syukuri Hasil Bumi. Bandung : Pikiran Rakyat
- ^ Kutayu
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web terintegrasi Kabupaten Karawang
- (Indonesia) Sejarah singkat Karawang
- (Indonesia) Karawang Info - Gerbang Informasi Karawang
- (Indonesia) Karawang Kita - Pusat Informasi dan Berita di Karawang