Ekonomi Nepal
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh RXerself (Kontrib • Log) 2968 hari 589 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Perkembangan ekonomi di Nepal merupakan hal yang rumit dengan pengaruh dari perubahan situasi politik dari masa kerajaan, hingga rezim partai komunis kini. Sebagai kelompok masyarakat agraris dan terisolasi selama pada pertengahan abad ke-20, Nepal pada tahun 1951 tidak memiliki sekolah, rumah sakit, infrasturktur jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, industri, maupun pelayanan kepegawaian sipil. Akan tetapi, semenjak 1950-an, negara ini mengalami kemajuan yang membukanya terhadap liberalisasi ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup jika dibandingkan dengan masa lalu. Tantangan terbesar yang dihadapi Nepal dalam mencapai perkembangan ekonomi yang lebih tinggi adalah kepemimpinan politik yang silih berganti dan juga keberadaan masalah korupsi.
Ekonomi Nepal | |
---|---|
Mata uang | 1 Rupee Nepal (NPR) = 100 paisa |
Tahun fiskal | 16 Juli - 15 Juli |
Organisasi perdagangan | WTO dan SAFTA |
Statistik | |
PDB | $67 miliar (perk. 2014)[1] |
Pertumbuhan PDB | 5,1% (perk. 2014) |
PDB per kapita | $2400 (perk. 2014) |
PDB per sektor | Pertanian (35%), Industri (20%), Jasa (45%) (perk. 2010) |
Inflasi (IHK) | 10,01% (pertengahan Feb. 2016) |
Penduduk di bawah garis kemiskinan | 25,2% (2010) |
Industri utama | Pariwisata, pakaian, makanan dan minuman, logam, tumbuhan hijau. |
Peringkat kemudahan melakukan bisnis | ke-45[2] |
Eksternal | |
Ekspor | $ 1,2 miliar (2016) f.o.b.; tidak mencakup perdaganan tak tercatat dengan India (2013) |
Komoditas ekspor | karpet, pakaian, produk kulit, anyaman, pangan, sayuran, teh, kopi, baja, semen, outsourcing, teknologi informasi, furnitur, dll. |
Tujuan ekspor utama | India 61,2% Amerika Serikat 9,4% (2015)[3] |
Impor | $ 7,2 miliar f.o.b. (2016) |
Komoditas impor | Produk minyak bumi, emas, mesin |
Negara asal impor utama | India 61,4% China 15,4% (2015)[4] |
Pembiayaan publik | |
Pendapatan | $ 6 miliar (2013) |
Beban | $ 7 miliar (2013) |
Sumber data utama: CIA World Fact Book |
Nepal menggunakan rencana lima tahun sebagai upaya untuk memajukan ekonominya. Nepal menyelesaikan rencana pembangunan ekonominya yang kesembilan pada tahun 2002. Rupee Nepal sebagai mata uang dapat ditukarkan dan 17 badan usaha negara telah diprivatisasi. Bantuan internasional kepada Nepal menyumbang lebih dari separuh total anggaran pembangunan. Prioritas yang dimiliki pemerintah selama bertahun-tahun adalah pembangunan fasilitas transportasi dan komunikasi, pertanian, dan industri. Sejak tahun 1975, penekanan dilakukan pada administrasi pemerintah dan pembangunan desa.
Pertanian tetap menjadi aktivitas ekonomi utama di Nepal, menjadi mata pencaharian bagi sekitar 65% penduduk dengan sumbangsih terhadap produk domestik bruto (PDB) sebanyak 31,7%, meskipun hanya sekitar 20% dari total lahan dapat diolah sementara 40,7% merupakan lahan hutan (semak belukar, rumput, dan hutan). Sisanya kebanyakan merupakan lahan pegunungan. Beras dan gandum merupakan tanaman pangan utama. Wilayah dataran rendah di Terai menghasilkan surplus pertanian yang sebagian digunakan sebagai pasokan makanan untuk wilayah perbukitan.
PDB Nepal sangat bergantung dari remiten (29,1%) tenaga kerja di luar negeri. Sementara itu, perkembangan sektor jasa dan infrastruktur dalam negeri belum begitu besar. Sistem pendidikan dasar nasional masih dalam proses pendirian sementara Universitas Tribhuvan telah memiliki beberapa kampus (lihat pula pendidikan di Nepal). Malaria telah dikendalikan di wilayah subur Terai di selatan yang sebelumnya sulit dihuni, walaupun usaha pembasmian masih dilakukan. Kathmandu terhubung dengan India dan wilayah perbukitan di sekitarnya melalui jalan yang jaringanna meluas. Kelangkaan bahan bakar dan transportasi sempat melanda ibu kota tersebut sebagai akibat dari demonstrasi di bagian selatan negara pada 17 Februari 2008.[5]
Kota-kota besar juga terhubung dengan Kathmandu lewat jaringan telepon dan penerbangan. Industri produk karpet dan pakaian tumbuh dengan cepat beberapa tahun terakhir hingga kini mencakup sekitar 70% dari total ekspor bahan cinderamata.
Indeks Biaya Hidup di Nepal relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan banyak negara namun bukan yang paling murah. Kualitas hidup mengalami penurunan pada tahun-tahun terakhir.[6] Nepal berada di peringkat ke-54 dari 81 negara bernilai terburuk (> 5,0) pada Indeks Kelaparan Global tahun 2011, di antara Kamboja dan Togo. Nilai yang dimilikinya tersebut (19,5) namun masih lebih baik daripada tahun 2010 (20,0) dan jauh lebih baik daripada 27,5 untuk tahun 1990.[7]
Referensi
- ^ http://www.indexmundi.com/nepal/economy_profile.html
- ^ "Doing Business in Nepal 2012". World Bank. Diakses tanggal 21 November 2011.
- ^ "Export Partners of Nepal". CIA World Factbook. 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2016.
- ^ "Import Partners of Nepal". CIA World Factbook. 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2016.
- ^ Kathmandu nearly out of fuel, Nepal says. CNN. 17 Februari 2008. Diakses pada 2008-04-13.
- ^ Cost of Living Index in Nepal - Statistics & Graphs of Nepalese Citizen's Economic Power. Diakses pada 10 Januari 2014.
- ^ IFPRI/ Concern/ Welthungerhilfe: 2011 Global Hunger Index The challenge of hunger: Taming price spikes and excessive food price volatility. Bonn, Washington D. C., Dublin. Oktober 2011.