Jamur kepala domba
Maitake (my-tah-keh) diambil dari bahasa jepang, jamur dengan nama latin Grifola frondosa.
Deskripsi
Pertengahan tahun 1980 para ilmuwan Jepang menemukan jamur lain yang lebih potensial dibandingkan jamur-jamur yang pernah dipelajari sebelumnya. Jamur tersebut adalah Maitake (Grifola Frondosa), jamur raksasa sebesar bola basket, yang juga disebut sebagai "Raja Jamur". Maitake yang secara harafiah di Jepang berarti "Dancing Mushroom".
Jamur ini dinamai demikian karena orang-orang yang menemukan jamur ini dipedalaman pegunungan akan riang menari karena rasanya yang nikmat dan manfaatnya bagi kesehatan. Maitake ditemukan juga di Amerika dan menamainya "Hens of the Wood" (ayam betina yang berasal dari kayu).[1]
Maitake merupakan jamur yang paling berharga di Jepang. Orang-orang tidak akan memberitahu (meskipun kepada saudaranya sendiri) dimana mereka mendapatkan jamur itu. Maitake sulit untuk ditemukan karena membutuhkan kondisi-kondisi lingkungan yang sangat sensitif, seperti kandungan oksigen, karbondioksida, suhu, kelembaban tertentu. Upaya untuk membudi dayakan jamur Maitake ini pun sulit sehingga jamur ini disebut "A Mushroom in Phantasm" (Jamur Fantasi), sampai seorang petani Jepang bernama Yoshinobu Ordaira berhasil membudidayakan jamur Maitake sehingga "Jamur Fantasi" pun menjadi "Jamur Kenyataan".
Manfaat Umum
Jamur bagi manusia mempunyai arti yang beraneka ragam. Beberapa jenis jamur termasuk sumber makanan yang lezat yang dicari orang dan beberapa jenis yang lain sangat ditakuti karena efek racunnya yang mematikan, tetapi masih banyak yang belum mengetahui, bahwa jamur memiliki khasiat untuk penyembuhan berbagai penyakit.
Manfaat adalah melindungi tubuh dari beragam penyakit dan infeksi, karena jamur banyak mengandung protein, vitamin dan mineral, asam amino, antioksidan hingga antibiotik alami. Jamur memiliki nama ilmiah “Agaricus” umum, namun untuk spesies yang berbeda namanya juga berbeda. Jamur pada dasarnya digolongkan kedalam keluarga saprophytes, organisme atau tanaman tanpa klorofil yang berkembang biak dengan mengekstraksi nutrisi dari tanaman yang mati dan telah membusuk. Jamur memiliki warna yang sangat bervariasi, termasuk tekstur, bentuk dan sifat. Jamur konsumsi yang banyak kita kenal diantaanya, jamur merang, jamur kancing, jamur kuping, jamur kayu, jamur tiram putih dan lain-lain.
Manfaat Biologis
Lebih dari 2000 tahun yang lalu para ahli farmasi telah menggunakan jamur sebagai bahan ramuan untuk kesehatan. Namun, studi ilmiah dari beberapa jamur baru dimulai sejak 20 tahun yang lalu. Sejak awal tahun 1980, 3 jenis ekstrak jamur telah diteliti dan menunjukan manfaat kesehatan, yaitu: Karawatake (CoriolusVersicolor); LingZhi (Ganoderma Lucidum); Shiitake (Lentinus Edodes) .Sampai awal tahun 1980 ketiganya masih merupakan jenis jamur yang paling banyak diteliti di Jepang.
Manfaat biologis dari jamur maitake ini diteliti oleh Prof. Hiroaki Nanba sebagai bahan suplemen yang bisa membantu dalam pengobatan tumor, di akhir tahun 1980an.[2]Setelah mempelajari manfaat-manfaat dari jamur selama lebih dari 20 tahun, Prof.Dr.Hiroaki Nanba menuturkan bahwa dari semua studi jamur, Maitake (Grifola Frondosa) memiliki aktifitas yang kuat dalam menghambat pertumbuhan kanker, baik digunakan secara oral maupun secara intra peritoneal. Pengobatan kanker dengan Maitake tidak menimbulkan efek samping yang merugikan, dan biayanya jauh lebih rendah dibandingkan pengobatan konvensional.
Ukuran Jamur
- Ukuran Jamur bisa 3 kaki
- Berat: 5-10 pound (sering sampai 50 pon )
- Lebar cap : ¾ - 3 inci.
Habitat
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes. Untuk habitat jamur Maitake sendiri sangat mempengaruhi efektifitasnya. Tumbuh besar circular di tanah atau dasar sisa pohon atau tunggul. tumbuh di hutan terutama di hutan lembab atau di dasar sungai, di mana ada banyak pohon-pohon tua.
Referensi
- Nanba, H., Kumar, P. The Therapeutics of Maitake Mushroom in Japan. Kobe, Japan: New Editions Health World.
1995. p21
- Alonso, E.N. et.al. Genes related to suppression of malignant phenotype induced by Maitake D-Fraction in breast
cancer cells. J. Med. Food. 2013 Jul;16(7):602-17.
- Fukushima M, Ohashi T, Fujiwara Y, Sonoyama K, Nakano M. Cholesterol-lowering effects of maitake (Grifola
frondosa) fiber, shiitake (Lentinus edodes) fiber, and enokitake (Flammulina velutipes) fiber in rats. Exp Biol Med. 2001. 226(8) 758-65.
- Ohtskuru M, Horio H, Masui H. Angiotensin-I-converting enzylme inhibitory peptides from pepsin digest of Maitake
(Grifola frondosa) Food Sci Technol Res. 2000;6:9–11.
- Shigesue, K., Kodama, N., Nanba, H., Effects of maitake (Grifola frondosa) polysaccharide on collagen-induced
arthritis in mice. Jpn J Pharmacol. 2000. 84(3):293-300.
Pranala luar
- ^ http://eol.org/pages/196141/hierarchy_entries/58797920/overview
- ^ Adachi, K., Nanba, H., Kuroda, H. Potentiation of host-mediated anti-tumor activity in mice by beta-glucan obtained from Grifola frondosa (maitake). Chem. Pharm. Bull. 1987. 35(1):262-70.