Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan

denominasi Kristen
Revisi sejak 5 Februari 2008 02.04 oleh Borgxbot (bicara | kontrib) (Robot: Cosmetic changes)

Gerakan Advent Hati Ketujuh Pembaharuan adalah kelompok sempalan dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang terpisah karena perbedaan pandangan dalam masalah mengudusan hari Sabat dan wajib militer pada Perang Dunia I.

Sejarah

Bagian dari seri tentang
Adventisme
 
Sejarah dan Latarbelakang

Kekristenan
Reformasi Protestan
Anabaptis
Gerakan Miller

Tokoh-tokoh Pendiri

Ellen G. White
Joseph Bates · Uriah Smith
J. N. Andrews · James White

Institusi dan Lembaga

Sekolah, Universitas·
Rumah Sakit, Klinik, Panti Asuhan·
Daftar Gereja Advent di Indonesia

Teologi dan Ajaran

Hari Sabat

Skisma dan Sekte sempalan


Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan
Persekutuan Advent Hari Ketujuh Davidian
Advent Christian Church
Church of God General Conference
Ranting Daud

Gerekan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan terjadi karena kontroversi tentang perbedaan pandangan dalam masalah mengudusan hari Sabat dan wajib militer pada Perang Dunia I. Selama Perang Dunia I, Gereja Advent di Jeman di bagi dalam Konferens Utara, Konferens Selatan, Konferens Timur, dan Konferens Barat, tetapi semuanya dibawah bimbingan dan kendali Dewan Pimpinan Divisi Eropa. Kantor Pusat Divisi Eropa berkedudukan di Hamburg, Jerman. Masalah utama adalah kebanyakan Dewan Pimpinan Divisi Eropa tinggal di luar Jerman dan karena perang perjalanan dan komunikasi sulit dilakukan. [1]

Saat pecahnya perang dan mobilisasi tentara di Jerman, pemimpin Gereja Advent di Jerman memutuskan, "anggota-anggota Gereja Advent bisa memasuki militer sebagai pasukan tempur dan dapat mengabaikan pemeliharaan Sabat tradisional." [2] Hal ini menyebabkan kebingungan dalam jemaat Advent, karena mereka selalu memasuki militer sebagai nonkombatan. Beberapa Pimpinan Gereja dan anggota awam percaya bahwa secara aktif mengambil bagian dalam perang melanggar yang Hukum Keempat dan Hukum Keenam dalam Firman Tuhan. [3] Hukum Keempat adalah " Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" Sementara memasuki militer, memelihara Hukum Keempat tidak dapat lagi dilaksanakan, karena perang tidak mengenal waktu dan hari berbakti. Hukum Keenam adalah adalah "Jangan membunuh." Jika anggota Gereja menerima tugas sebagai pasukan tempur dalam perang hampir mustahil untuk tidak membunuh seseorang.

Dalam Perang Saudara Amerika pada 1864, Gereja Advent menyatakan:

Barisan Kristen yang menyebut dirinya sebagai Gereja Advent, mengambil Alkitab sebagai peraturan imannya dan dalam kehidupannya, secara bulat mengajarkan perlawanan terhadap jiwa dan kebiasaan perang; oleh karena itu, kami dengan setia menolak membawa senjata. [4]

Tetapi dalam Perang Dunia I, Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengambil keputusan bertentangan dengan kebijaksanaan Gereja Advent Sedunia dengan mengambil keputusan mengijinkan anggota-anggota jemaat menjadi pasukan tempur gantinya sebagai nonkombatan.Hal ini menyebabkan Gereja Advent di Jerman terpecah dan sebagian anggota gereja memisahkan diri dari Gereja Advent. Gerakan kecil ini kemudian menyebut dirinya sebagai Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan. Mereka percaya mereka adalah umat yang sisa "orang beriman pada undang-undang Tuhan, dan memegang ajatan asli gereja sampai waktu itu." [5] Mereka tetap tidak mau memanggul senjata hingga Perang Dunia I usai.

Setelah Perang Dunia I, Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengaku kekeliruan mereka saat menyatakan bahwa bergabung dalam militer dalam posisi pasukan tempur tidak bertentangan dengan hukum Tuhan. Pada Rapat Gereja Advent Divisi Eropa di Gland, Switzerland, pada tanggal 2 Januari, 1923 untuk menunjukkan dukungan mereka pada posisi nonkombatan Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengatakan bahwa:

"keputusan mereka selaras dengan ajaran dan doktrin Gereja Advent Sedunia perihal pasukan nonkombatan. Tetapi pernyataan ini disalah mengerti oleh tambahan kalimat :"Kami mengijinkan tiap-tiap anggota gereja secara bebas untuk melayani negerinya, setiap saat dan dimana saja, sesuai dengan keputusan pribadi dan kesadaran masing-masing." [6]

Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengaku keliru dalam mengambil keputusan dalam Perang Dunia I. Mereka menyadari kesalahan yang mereka lakukan tetapi bersikukuh bahwa keputusan itu selaras dengan Ajaran dan Doktrin Advent Sedunia. Mereka percaya anggota gereja mempunyai hak untuk memilih jalan mereka sendiri. Hal ini berarti pemimpin Gereja Advent di Jerman percaya bahwa anggota-anggota jemaat sebaiknya tinggal dalam tugas nonkombatan, tetapi mereka membiarkan anggota mereka bisa diputuskan sendiri entah atau untuk tidak menjadi anggota tempur. Pernyataan ini menyebabkan masalah di kemudian hari.

Setelah Rapat ini, L.R. Conradi, Pimpinan Gereja Divisi Eropa mencoba membenarkan tindakan pemimpin Gereja Advent Jerman dengan menerangkan bahwa Pimpinan Pusat sudah "memberi Kantor regional Jerman izin tak tertulis." [7] Izin tak tertulis ini mengizinkan pimpinan Gereja Advent di Jerman untuk bekerja pada hari Sabat dan memanggul senjata. Penjelasan ini membuat hubungan Gerakan Pembaharuan ini dan Gereja Advent semakin memburuk. Segera sesudah Perang Dunia I, Dewan Pimpinan Pusat sedunia menyuruh perutusan yang dipimpin oleh A.G. Daniells mencoba dan memulihkan antara Gereja Advent dan Gerakan Pembaruan. A.G. Daniells menyebutkan bahwa "pemimpin gereja Advent di Jerman sudah salah, tetapi dia juga mencela Gerakan Pembaharuan karena memisahkan diri dari Gereja dan menggunakan taktik menyesatkan untuk memajukan pandangan mereka." [8] Pada akhirnya, anggota-anggota Gerakan Pembaharuan dikeluarkan dari Gereja Advent. [9] Pimpinan-pimpinan Gerakan Pembaharuan memutuskan membuat gereja mereka sendiri di mana mereka "menolak semua militerisme dan benar-benar ingin ketaatan Sabat yang kaku" [10] dan mereka "terus menganut ajaran asli dan praktek Gereja Advent." [11] Gerakan Pembaharuan ini kemudian juga menolak posisi nonkombatan selama masa perang. Mereka juga percaya Gereja Advent saat ini tidak lagi mengikuti ajaran asli Gereja.

Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan secara resmi berpisah dari Gereja Advent di Gotha, Germany, tanggal 14-20 Juli , 1925

Kantor Pusat Gerakan Pembaharuan ini pertama berkedudukan di Isernhagen, Germany kemudian dipindahkan ke Basel, Switzerland. Setelah Perang Dunia II, pindah lagi ke Sacramento, California. Gerakan ini menjadi badan hukum bentuk gereja pada tahun1949, saat ini kantor pusat berkedudukan di Roanoke, Virginia. Gerakan Pembaharuan memiliki anggota yang tersebar di lebihd dari 100 negara. Kantor Pusat mengkoordinasi pekerjaan keagamaan diseluruh dunia, termasuk Uni-Konferens, Ladang Konferens dan Ladang Misi.


Rapat Umum Sedunia ke-20 diselenggarakan di Jeju, South Korea, tanggal 19 September hingga 7 Oktober, 2007. Rapat ini adalah rapat yang pertama dilakukan di benua Asia. Rapat Umum Sedunia sebelumnya dilaksanakan di Brazil (1955, 1959, 1967, 1971, 1975, 1987, 1999, 2003), Kanada (1983), Jerman (1925, 1928, 1931, 1963, 1991), Hungaria (1934), Belanda (1948, 1951), Romania (1995), and the Amerika Serikat (1979).

Gerakan Pembaharuan ini kemudian perpecah. Pada akhir tahun 1940-an gerakan ini terpecah dalam dua kubu, tetapi kemudian bersatu kembali hingga tanggal 6 Juni 1952. Salah satu kubu dalam pimpinan Carlos Kozel kemudian memutuskan untuk berpisah dengan gerakan ini. Kelompok pecahan ini menamakan diri Paguyuban Misionaris Internasional dari Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan, dan kantor pusat berkedududkan di Jerman hingga tahun 2002 kemudian kantor pusat dipindahkan ke Los Angeles, California.

Pimpinan Gereja Advent di Jerman dan Austria pada tahun 2005 menyesalkan kegagalan yang terjadi pada saat Perang Dunia II.

Ajaran

  • Liberty of Conscience – The Reform Movement insists that the church must spell out and hold up strict and specific standards for the people to follow. In many cases the members themselves expect the church to specify every detail of how they are to act in any given situation, e.g., military service. Little room is given to an individual’s conscience.
  • Military Service – Reform Adventists believe that no true believer could ever join the military, even in medical work. Seventh-day Adventists hold that church members may serve as noncombatants in the military.
  • Vegetarianism – They have made the question of vegetarianism a test of fellowship, despite the clear statement from Ellen White, “We are not to make the use of flesh food a test of fellowship” (9T 159).
  • 144,000 – They accept this figure as a literal number. Hence only 144,000 will be redeemed through the preaching of the three angel’s messages in the period extending from 1844 to the end of time. This provides a reason for their small number.
  • Closed Communion – Reform Adventists hold that since Christ held the Last Supper alone with his disciples, the Communion service is reserved only for members in good and regular standing.
  • Divorce and Remarriage – The stand taken by the Reform Movement on this subject is that no matter what has taken place in a marital breakup, there is no possibility even for the innocent party to be restored to church membership if he or she remarries.
  • The Remnant – It is taught that there are three entities in Revelation 12:17, the woman, the seed, and the remnant. The woman is seen as a symbol for the Protestant churches, the seed is the Seventh-day Adventist Church, and the remnant refers to the Reform Movement.
  • The Laodicean Message – The warning addressed to Laodicea is believed to apply to the SDA General Conference leadership and indicates the rejection of the Adventist Church. In an attempt to find a biblical foundation for this view, they note that the message is addressed to “the angel of the church,” which they assume is the church’s leadership.[12]

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ Seventh-Day Adventist Encyclopedia M-Z, ed. Don F. Neufeld, (Maryland: Review and Herald, 1996), hal 592.
  2. ^ Schwarz,and Greenleaf, Light Bearers, hal 620.
  3. ^ King, The Nazi State and the New Religions, hal 110.
  4. ^ F.M. Wilcox, Seventh-day Adventists in Time of War, hal 58. "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement,"<http://www.sdarm.org/origin.htm> (6 February 2002).
  5. ^ "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement," < http://www.sdarm.org/origin.htm >(6 February 2002).
  6. ^ Erwin Sicher, "Seventh-day Adventist Publications and The Nazi Temptation," Spectrum 8 (March 1977), hal 12.
  7. ^ Schwarz,and Greenleaf, Light Bearers, hal 620.
  8. ^ ibid
  9. ^ ibid
  10. ^ King, The Nazi State and the New Religions, hal 110.
  11. ^ "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement," < http://www.sdarm.org/origin.htm > (6 February 2002).
  12. ^ http://www.adventistbiblicalresearch.org/Independent%20Ministries/SDA%20Reform%20movement.html

Pranala Luar