Kesultanan Demak

kerajaan 1478-1554 di Asia Tenggara
Revisi sejak 16 Desember 2005 08.27 oleh Hayabusa future (bicara | kontrib) (sdkt merapikan)

Kesultanan Demak berdiri pada tahun 1500 M di Bintoro (Demak) oleh Raden Patah, putra Prabu Brawijaya V dari Majapahit dengan putri Champa. Ia menjadi sultan bergelar Alam Akbar Al Fattah dan memerintah selama 18 tahun. Dalam pemerintahannya ia dibantu oleh Walisongo.

Setelah meninggal Raden Patah diganti menantunya, Pati Unus, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor, karena ia pernah memimpin armada laut Demak melawan Portugis di Selat Malaka pada tahun 1513 dan 1521 M. Pati Unus hanya memerintah selama 3 tahun karena mati syahid tahun 1521 dalam perang dahsyat di laut Malaka melawan penjajah Portugis dan digantikan adik iparnya Pangeran Trenggono.

Tahun 1527 atas jasa panglima perangnya Fatahillah berhasil mencegah pasukan Portugis yang hendak mendarat di Sundakelapa (kini Jakarta). Selama pemerintahannya banyak melakukan pembebasan ke daerah-daerah sekitarnya. Sultan Trenggono mati syahid dalam pembebasan Pasuruan. Sepeninggalnya terjadilah intrik dalam keluarga kesultanan Demak. Penggantinya Sunan Prawoto dibunuh oleh suruhan Aryo Penangsang, adipati Jipangpanolan yang membalas dendam atas kematian ayahnya. Namun akhirnya Aryo Penangsang tewas di tangan Sutowijoyo, putra angkat Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang diangkat jadi adipati di Pajang. Joko Tingkir memboyong pusaka keraton Demak ke Pajang dan sejak itu berakhirlah riwayat Demak sebagai kesultanan, dan berganti menjadi kadipaten.