Pembunuhan Kim Jong-nam

Revisi sejak 19 Februari 2017 05.49 oleh Igho (bicara | kontrib) (yang bersedia, mohon ikut menyempurnakan)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pembunuhan terhadap Kim Jong-nam, kakak seayah dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, terjadi pada tanggal 13 Februari 2017 di Malaysia. Peristiwa ini diduga melibatkan seorang berkewarganegaraan Indonesia bernama Siti Aisyah.[1][2][3][4]

Latar belakang

Pada hari kematiannya, Senin 13 Februari 2017, Jong-nam menggunakan nama samaran Kim Chol dalam paspor palsunya. Saat itu, dia menuju hendak terbang ke Makau Bandara Internasional Kuala Lumpur. Rekaman CCTV di terminal dua memperlihatkan Jong-tampak nam sedang mengantre di depan mesin pendaftaran.

Tiba-tiba, seorang perempuan muda berambut pendek mendekatinya dari arah belakang. Perempuan yang akhir-akhir ini diketahui sebagai warga Vietnam, Doan Thi Huong, itu tampak mengenakan baju putih bertuliskan LOL dipadu rok pendek dan celana ketat berwarna pink.

Berdasarkan ulasan Mirror, Jumat pada tanggal 17 Februari 2017, Huong ini diyakini bertugas sebagai pengalih perhatian. Sementara pembunuh sebenarnya yang diduga agen bayaran Korea Utara adalah seorang pria. Pelaku menyamar jadi perempuan dan dengan cepat membekap korban dengan sapu tangan atau kain yang sudah dicampur racun (risin). Risin adalah senyawa kimia beracun yang lebih mematikan daripada sianida. Racun ini bisa menimbulkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, sesak napas dan kematian. Mirip dengan risin, ada racun tetrodotoksin yang terkandung dalam hati ikan buntal.

Penyelidikan terhadap kematian Kim Jong-nam yang dikenal sebagai kakak tiri Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, terus bergulir. Pemeriksaan post-mortem sudah dilaksanakan, tetapi pihak rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menangani, belum dapat menyiarkannya kepada khalayak.

Kim Jong-nam sejak kecil diketahui hidup dalam pengasingan. Ketika adiknya, Kim Jong-un naik takhta, dia justru kabur ke Malaysia dan bersembunyi di sana. Meskipun disebut bersembunyi, pria 46 tahun itu menjalankan gaya hidup mewah dan terbuka. Dia bebas berkeliaran di dalam maupun ke luar negeri.

Menurut seorang politikus Korea Selatan yang mendapat informasi dari dinas intelijen Korea Selatan seperti dikutip The Guardian, Kim Jong-nam, pernah meminta kepada adik tirinya yang mengusirnya ke pengasingan untuk tidak membunuhnya. Lima tahun sebelumnya, Kim Jong-nam meminta adiknya mencabut surat perintah pembunuhan dirinya.

Amrika Serikat dan Korea Selatan meyakini, Kim dibunuh oleh agen-agen dinas rahasia Korea Utara, kendati yang belum lama ini ditangkap sebagai tersangka pembunuhan adalah dua wanita berpaspor Indonesia dan Vietnam serta seorang warga Malaysia.

Anak tertua mendiang mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-il itu selama bertahun-tahun menghindari sorotan publik karena ayah dan ibunya yang mantan aktris itu menikah di bawah tangan. Dia tidak pernah diperlihatkan kepada kakeknya, juga mantan pemimpin Korea Utara Kim Il-sung, sampai umurnya lima tahun. Kim Jong-nam menghabiskan waktu sembilan tahun di sebuah sekolah internasional di Jenewa, Swiss. Ketika kembali ke Pyongyang, dia bergabung dalam pemerintahan. Ayahnya menjadi penguasa Korea Utara pada 1994 dan Kim Jong-nam sejak itu dianggap sebagai calon utama penerusnya. Namun pada bulan Mei 2001, Kim Jong-nam ditahan di Bandara Narita, Tokyo, karena menggunakan paspor palsu Republik Dominika. Saat itu dia ditemani istrinya, seorang wanita pengasuh anak dan seorang anak berusia empat tahun. Saat diinterogasi, dia mengaku bahwa keluarganya ingin mengunjungi Tokyo Disneyland. Keempat orang ini dideportasi dari Jepang untuk kembali ke Korea Utara melalui Beijing. Melihat kejadian itu, ayahnya malu luar biasa dan sejak itu bintang Kim Jong-nam sebagai penerus ayahnya, meredup.

Ibundanya, Song Hye Rim, mengakhiri hidup di Moskow, menjauh dari dia dan meninggal dunia di sana setelah depresi selama bertahun-tahun. Kim mengaku kerap berziarah ke makam ibunya di Moskow. Setelah insiden Disneyland Tokyo itu, hampir sepanjang sisa hidup Kim Jong Nam dihabiskan di luar negeri, pertama di China dan kemudian Macau. Dinas intelijen Korea Selatan menyatakan, Kim memiliki beberapa istri dan anak baik di Beijing maupun Macau.

Setelah percobaan pembunuhan yang gagal itu, Kim Jong-nam tidak pernah tinggal lama di satu tempat di berbagai kota di Asia Tenggara dan Tiongkok. Kim Jong-nam sendiri tidak bisa menyembunyikan perasaannya untuk merendahkan kemampuan adik tirinya.

Sejumlah pejabat Korea Utara telah dibersihkan atau dibunuh sejak Kim Jong-un berkuasa. Mereka itu termasuk pamannya sendiri, Jang Song-thaek, yang dianggap sebagai orang terkuat kedua di Korea Utara dan diyakini dekat dengan Kim Jong-nam yang pernah ikut membesarkannya.

Referensi