Betadine adalah nama merek dagang produk antiseptik yang dijual bebas, dengan bahan aktif Povidon-iodin.

Sejarah

Iodin pertama kali ditemukan oleh kimiawan Perancis Bernard Courtois pada tahun 1811 berupa kristal berwarna gelap yang terbentuk dari asap ungu hasil reaksi asam sulfat dengan sisa abu rumput laut yang sebelumnya dipergunakan untuk mengisolasi sodium karbonat sebagai bahan dasar pembuatan mesiu. ]].[1]. Ketika Perang Dunia Pertama berlangsung pada tahun 1914-1918, Ilmuwan Skotlandia Alexander Fleming menemukan bahwa iodin lebih efektif dalam menekan risiko timbulnya gangrene pada luka yang diderita oleh para prajurit, dibandingkan dengan asam karbol. [2]. Kendati demikian, iodin dirasakan masih memiliki kekurangan karena tidak larut dalam air dan karena itu tidak stabil sehingga para apoteker saat itu kerap menambahkan alkohol hingga 70%. Padahal kadar alkohol yang tinggi justru berisiko memperlambat penyembuhan luka itu sendiri. Pada tahun 1955, H. A. Shelanski dan M. V. Shelanski menemukan senyawa Povidon-iodin yang terbukti lebih stabil serta lebih superior dibandingan dengan formulasi iodin lainnya. [3]. Di tahun 1960-an Povidon-iodin mulai diperkenalkan penggunaannya sebagai iodofor, yaitu sebagai antiseptik yang tidak terlalu menimbulkan sengatan rasa sakit dan iritasi dibandingkan antiseptik berbasis iodin sebelumnya. [4] Merek dagang Betadine untuk produk antiseptik dengan zat aktif Povidon-iodine pertama kalinya didaftarkan di Amerika Serikat pada tahun 1958, dan hingga saat ini masih terdaftar sebagai merek dagang di banyak negara di dunia serta dipercaya oleh Rumah Sakit diseluruh dunia karena kelebihannya .

Komposisi

Bahan aktif Betadine adalah Povidon-iodin, yang merupakan zat antimikroba dengan spektrum paling luas yang mampu membunuh bakteri, jamur, protozoa dan virus[5]. Povidon-iodin secara efektif mampu mengendalikan penyebaran infeksi topikal bagi penggunanya[6]. Studi In-Vitro menunjukkan bahwa Povidon-iodin sebagai bahan aktif utama Betadine dapat mengatasi 99.99% kuman penyebab infeksi dalam 15 detik seperti virus MERS-CoV, SARS-CoV, EBOLA, dan Influenza[7];  dan tidak menimbulkan resistensi yang bermakna secara klinis[8] yang artinya dapat sering digunakan tanpa perlu khawatir kehilangan efektifitasnya dalam membunuh bakteri, jamur, protozoa ataupun virus.

NASA

Betadine adalah antiseptik yang dipilih oleh badan antariksa Amerika Serikat NASA untuk mensterilkan modul dan awak Apollo 11 setelah kembali dari misi yang berhasil mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di bulan, demi membasmi bakteri-bakteri dari luar angkasa yang mungkin terbawa pulang dalam perjalanan tersebut. [9]

Pranala Luar

  1. ^ - Retrieved February 22, 2017
  2. ^ - Retrieved February 22, 2017
  3. ^ Sneader, Walter (2005). Drug Discovery: A History. New York: John Wiley & Sons. hlm. 68. ISBN 0-471-89979-8. 
  4. ^ - Retrieved February 22, 2017
  5. ^ Remington “The Science & Practice of Pharmacy” 20th Ed , William K. Nichols, PhD. Anti-Infectives. Chapter 87-1516.
  6. ^ Mayer DA, et al. Povidone-Iodine and wound healing: A Critical Review. Wounds: A Compendium of Clinical Research and Practice; 5(1): 14-23. 1993. 
  7. ^ M. Eggers, et al. Can Oral Disinfection with Povidone Iodine Prevent Viral Respiratoey Infections. 1st International Meeting on Respiratory Pathogens (IMRP), 2-4 September 2015, Singapore.
  8. ^ Boudouma M, Enjalbert L and Didier J. A simple method for the evaluation of antiseptic and disinfectant virucidal activity. J Virological Methods; 9: 271-276. 1984.
  9. ^ - Retrieved February 22, 2017