Rute Kelana Jaya

jalur kereta api di Malaysia

Jalur Kelana Jaya (bahasa Inggris: Kelana Jaya Line) merupakan salah satu dari dua jalur transit aliran ringan di Sistem Transit Kuala Lumpur yang dikendalikan oleh Rapid Rail, di samping Jalur Ampang.

LRT Laluan Kelana Jaya
Bombardier Innovia Metro 300 tren 2-gerbong di stasiun Kelana Jaya.
Ikhtisar
Nama asliLRT Laluan Kelana Jaya
JenisAlihan laju - Transit aliran ringan
SistemLRT2 - THALES SelTrac CBTC
StatusBeroperasi
LokasiLembah Klang
Terminus KJ01  Terminal PUTRA
 KJ24  Putra Heights
Stasiun24
LayananGombak - Ara Damansara
Gombak - Ara Damansara - Putra Heights
Penumpang harian225,053 (2015)
Penumpang82.144 juta (2015)[1]
(Kenaikan 0.2%)
Nomor lintas 5  (Merah Muda)
Situs webmyrapid.com.my
Operasi
Dibuka01 September 1998 (1998-09-01)
PemilikPrasarana Malaysia
OperatorRapid Rail
Karakteristik lintasLandasan melayang, bawah tanah, dan permukaan
DepoDepot Subang
RangkaianSet tren INNOVIA ART 200 Mark II 2-gerabak & 4-gerabak
Perbezaan panjang tren
Data teknis
Panjang lintas24 km (15 mi)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
ElektrifikasiLandasan keempat
Kecepatan operasi80 km/h (50 mph)

Jalur Kelana Jaya lebih dikenal sebagai PUTRA LRT ("PUTRA" merupakan singkatan dari Projek Usahasama Transit Ringan Automatik Sdn Bhd, perusahaan yang membina sistem ini). Berikutan dengan penstrukturan semula pemilikan dan pengurusan, jalur ini kini dimiliki oleh Prasarana Malaysia dan dikendalikan oleh anak perusahaannya iaitu Rapid Rail.

Sejarah

  • 15 Februari 1994 – Projek Usahasama Transit Ringan Automatik (Putra LRT) diresmikan.
  • 1 September 1998 – Seksi 1 dari Depoh Subang ke Pasar Seni mulai beroperasi.
  • 1 Juni 1999 – Seluruh sistem Putra LRT beroperasi sempena pembukaan Seksi 2 dari Pasar Seni ke Terminal PUTRA yang merangkumi landasan bawah tanah pertama di Malaysia.
  • 1 September 2002 – Pengurusan Putra LRT diserahkan kepada [[Syarikat Prasarana Negara] (SPNB) dan dinamakan Putraline mengikut fasa pertama penstrukturan semula sistem pengangkutan awam Kuala Lumpur. SPNB turut mengambil alih Star LRT dan menamakannya Starline.
  • November 2004 – Aspek-aspek pengendalian kedua-dua sistem LRT diserahkan kepada syarikat milik kerajaan Rapid KL yang baru diasaskan mengikut fasa kedua proses penstrukturan semula, sementara aset masih dimiliki oleh SPNB.
  • Juli 2005 –Nama ditukar dari Putraline ke Aliran Kelana Jaya.
  • 24 Juli 2006 – Kegagalan komputer sandar berfungsi menyebabkan sistem tergendala pada waktu sibuk petang. Para penumpang terkandas dalam tren sampai ada yang memaksa pintu terbuka untuk keluar.
  • 29 Agustus 2006 – Timbalan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Abdul Razak mengumumkan aliran ini akan dipanjangkan dari Lembah Subang ke Subang Jaya dan USJ.
  • 6 Oktober 2006 – "Masalah teknikal" menyebabkan sebuah kereta api terkandas sepanjang landasan berhampiran stesen Damai pada jam 7 pagi, mengakibatkan perkhidmatan sepanjang bahagian Masjid Jamek-Terminal PUTRA tergendala sehingga pulih pada 5 sore.
  • 13 Oktober 2006 – SPNB menandatangani perjanjian bersama Konsortium Bombardier-Hartasuma Consortium (BHC) untuk membeli 22 set tren empat gerbong untuk Aliran Kelana Jaya beserta pilihan membeli 13 lagi set untuk RM1.2 bilion. Tren-tren tersebut dijangka sampai pada tahun 2008.
  • 12 Desember 2006 – Apabila menghampiri stasiun Pasar Seni pada waktu kesibukan, sebuah kereta api terhenti tiba-tiba seolah-olah terhentak sesuatu. Tiada korban luka dilaporkan.
  • 8 Oktober 2007 – SPNB membeli 13 lagi set tren Advanced Rapid Transit (ART) MK II (52 gerabak) dengan harga 71 juta untuk Aliran Kelana Jaya. Penghantaran set tren berkenaan dijangka pada tahun 2010.[2]
  • 27 Juli 2009 – Perdana Menteri Datuk Seri Najib Abdul Razak mengumumkan 35 kereta api empat gerbong baru akan beroperasi mulai akhir tahun 2012.[3] (Pada Julai 2009, laluan ini masih dijalani oleh tren dua gerabak walaupun dijanjikan tren empat gerabak pada tahun 2008).
  • September 2009 – SPNB memulakan pameran usaha memanjangkan Jalur Kelana Jaya (dan Aliran Ampang) di lokasi terpilih selama tiga bulan untuk tujuan mendapatkan maklumbalas publik.[4][5]
  • 24 Desember 2010 – Stasiun LRT Sri Rampai akhirnya dibuka kepada umum, setelah pembinaannya terbengkalai selama 11 tahun semenjak seluruh jalur ini disiapkan.
  • 22 Juli 2015 – Dua set kereta api Advanced Rapid Transit (ART) MK II empat gerbong terbakar, satu berhampiran stasiun Setiawangsa menuju ke stasiun Terminal PUTRA pada jam 8:12 pagi, manakala satu lagi berhampiran stasiun Universiti menuju ke stasiun Kerinchi pada jam 12:15 siang, masing–masing berpunca dari kegagalan rem. Tidak ada korban luka dilaporkan.

Sistem

Rel dan Stasiun

 
Stasiun KLCC adalah salah satu dari lima buah stasiun bawah tanah sepanjang Rute Tterminal PUTRA-Kelana Jaya. Stasiun bawah tanah ini dilengkapi pintu skrin platform untuk tujuan keselamatan.
 
Stasiun LRT Kuala Lumpur Sentral.
 
Stasiun Universiti pada waktu malam.

Rute Terminal PUTRA-Kelana Jaya terdiri daripada sebatang laluan tunggal yang didirikan dari Kelana Jaya hingga ke Terminal Putra yang berkhidmat di kawasan Petaling Jaya di selatan; kawasan barat daya dan Pusat Bandaraya Kuala Lumpur di tengah; dan beberapa kawasan perumahan berkepadatan rendah di utara Kuala Lumpur. Laluan sepanjang 29 km ini ialah sistem alihan laju tanpa pemandu automatik sepenuhnya ketiga terpanjang di dunia, di belakang SkyTrain di Vancouver, Kanada (49.5 km) dan Lille Metro VAL di Lille, Perancis (32 km).

Stesen-stesen Laluan Kelana Jaya diatur mengikut arah utara-selatan. Terdapat 24 buah stasiun kesemuanya, 16 darinya ada di jembatan, dan 5 lagi di antara Pasar Seni dan Ampang Park di bawah tanah.

Begitu juga dengan Jalur Ampang, stasiun-stasiun ini bergayakan pelbagai reka bangun. Kebanyakan stasiun struktur jembatan dibangun mengikut empat gaya utama yang menampilkan rekabentuk bumbung berbeza untuk bahagian-bahagian laluan yang tertentu. Stasiun KL Sentral pula menampakkan reka bina yang lebih sejajar dengan seluruh bangunan Stasiun Sentral. Stasiun bawah tanah pula berupa susun atur ruang legar dan vestibul yang unik, serta dilengkapi pintu tabir platform lantai ke siling untuk mengelakkan pencerobohan antara platform dan landasan. 13 stesen (termasuk dua stesen terminal dan kelima-lima stasiun bawah tanah) berperon pulau (island), sementara 11 yang lain juga dilengkapi dua peron tepi (side) setiap satu. Stasiun-stasiun yang berperon pulau mempermudahkan pertukaran antara kereta api arah utara dan kereta api arah selatan tanpa perlu berjalan naik/turun ke aras ruang legar.

Stasiun-stasiun di Rute Terminal PUTRA-Kelana Jaya dirancang khusus untuk menampung keperluan difabel, termasuk lift dan lift kursi roda di samping tangga bergerak dan tangga biasa di setiap stasiun, di samping juga sela antara peron dan kereta api kurang dari 5 cm untuk membolehkan warga kurang upaya memasuki dan keluar dari kereta api. Antara yang lain:

  • Rel tidak berbalast, agar menggeserkan pergerakan rel dan kereta api.
  • Kereta Api dilengkapi ampaian getah langsung, agar mengurangkan pergerakan badan tren.
  • Kereta Api tidak melangkau stasiun.
  • Stasiun dibangun dengan peron lurus.
  • Lima stasiun bawah tanah (antara stasiun Ampang Park dan Masjid Jamek) dilengkapi pintu skrin platform untuk tujuan keselamatan penumpang.

Stasiun-stasiun ini adalah satu-satunya sistem transit aliran ringan di Lembah Kelang direkabentuk untuk menyediakan kemudahan khas untuk pengguna prioritas.

Semua Stasiun di Rute Terminal PUTRA-Kelana Jaya juga dilengkapi CCTV terhad untuk menjaga keselamatan.

Daftar Stasiun

Berikut adalah stasiun yang telah dibangun dan telah beroperasi sejak 1999

Nomor Stasiun Nama Jenis peron Transfer Stasiun Keterangan
KJ01 Terminal PUTRA Peron Pulau, Terminal Lebih dikenal sebagai stasiun LRT Gombak
KJ02 Taman Melati Peron Tepi
KJ03 Wangsa Maju Peron Pulau
KJ04 Sri Rampai Peron Tepi Dibuka pada 24 Desember 2010 setelah ditutup ketika mulai operasi
KJ05 Setiawangsa Peron Pulau
KJ06 Jelatek Peron Tepi
KJ07 Dato' Keramat
KJ08 Damai Peron Pulau
KJ09 Ampang Park Bawah tanah
KJ10 KLCC
Terminal bus RapidKL Bawah tanah
KJ11 Kampung Baru Bawah tanah
KJ12 Dang Wangi Jarak jalan kaki dengan Stasiun Monorel Bukit Nanas di Rute KL Sentral-Titiwangsa Bawah tanah
KJ13 Masjid Jamek Bersambung dengan Rute Sentul Timur-Ampang dan Rute Sentul Timur-Sri Petaling Bawah tanah
KJ14 Pasar Seni Jarak jalan kaki dengan Stasiun Kereta Api Kuala Lumpur dan perhentian bus RapidKL dan Metrobus
KJ15 KL Sentral Peron Tepi Bersambung dengan Rute Batu Caves-Pelabuhan Klang, Rute Rawang-Seremban, Rute KLIA Transit, Rute KLIA Ekspres, Jarak jalan kaki dengan Rute KL Sentral-Titiwangsa dan perhentian bus RapidKL dan Metrobus
KJ16 Bangsar
KJ17 Abdullah Hukum
KJ18 Kerinchi
KJ19 Universiti Peron Pulau Perhentian bus RapidKL
KJ20 Taman Jaya Peron Tepi
KJ21 Asia Jaya Peron Pulau
KJ22 Taman Paramount Peron Tepi
KJ23 Taman Bahagia
KJ24 Kelana Jaya Peron Pulau, Terminal Perhentian bus RapidKL

Stok kereta api

Jalur ini menggunakan kereta api berteknologi Bombardier Advanced Rapid Transit (Mark II) yang menggunakan motor linear.

Galeri

Referensi

  1. ^ "JADUAL 2.9 : BILANGAN PENUMPANG BAGI PERKHIDMATAN SISTEM ALIRAN RINGAN, SUKU KEEMPAT, 2015" (PDF) (dalam bahasa Malay and English). Ministry of Transport, Malaysia. Diakses tanggal 31 March 2016. 
  2. ^ Bombardier Press release on 71 Million Euro Order by SPNB
  3. ^ Nik Anis & Dharmender Singh (2009-07-28). "Targets set for the six Key Result Areas". The Star. 
  4. ^ [ http://www.themalaysianinsider.com/index.php/malaysia/37652-new-lrt-line-extensions-on-display-from-tomorrow New LRT Line Extensions on Display from Tomorrow]
  5. ^ [ http://www.nst.com.my/Current_News/NST/articles/20090914120418/Article/index_html Public May Give Feedback on LRT Extension Project]

Pranala luar

Rangkaian Transit Rapid KL