Daijō Tennō

Revisi sejak 19 Juni 2017 16.18 oleh Glorious Engine (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Daijō Tennō''' atau '''Dajō Tennō''' (keduanya adalah bacaan yang diterima dari 太上天皇) adalah sebuah gelar untuk Kaisar Jepang yang turun tahta pada...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Daijō Tennō atau Dajō Tennō (keduanya adalah bacaan yang diterima dari 太上天皇) adalah sebuah gelar untuk Kaisar Jepang yang turun tahta pada masa jabatan penerusnya. Istilah tersebut sering disingkat menjadi Jōkō (上皇).

Menurut, Kitab Taihō, meskipun pensoun, Daijō Tennō masih dapat memegang kekuasaan. Contoh pertamanya adalah Permaisuri Jitō pada abad ke-7. Kaisar yang pensiun seringkali masih komunitas kebiaraan Buddha, menjadikannya Kaisar terkloister. Praktik tersebut merupakan hal umum pada zaman Heian.

Kaisar terakhir yang menjabat sebagai Jōkō adalah Kaisar Kōkaku (1779–1817). Kaisar kemudian membuat insiden yang disebut "insiden Songo" ("insiden gelar kehormatan"). Kaisar dipersengketakan Keshogunan Tokugawa terkait pemberian gelar Kaisar Turun Tahta (Daijō-tennō) kepada ayahnya, yang merupakan seorang Pangeran Kekaisaran Sukehito.[1]

Sebanyak 62 kaisar Jepang turun tahta.

Lihat pula

Referensi

Catatan

Daftar pustaka

Pranala luar