Kaisar bersuluk

Revisi sejak 29 Juni 2017 14.36 oleh Glorious Engine (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Daijō Hōō''' atau '''Daijō Hō''' (keduanya adalah pembacaan dari 太上法皇), istilah yang terkadang diterjemahkan menjadi '''Kaisar terkloister''', adalah s...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Daijō Hōō atau Daijō Hō (keduanya adalah pembacaan dari 太上法皇), istilah yang terkadang diterjemahkan menjadi Kaisar terkloister, adalah seorang kaisar Jepang yang melakukan abdikasi dan masuk komunitas monastik Buddhis dengan meraih ritus Pravrajya. Istilah tersebut juga dapat dipendekkan menjadi Hōō (法皇, artinya "kaisar yang mempraktikkan Dharma").

Para kaisar terkloister terkadang bertindak sebagai Daijō Tennō (kaisar pensiun), sehingga masih memegang kekausaan efektif. Gelar tersebut mula-mula dipegang oleh Kaisar Shōmu dan kemudian dipakai oleh beberapa kaisar lainnya yang "melakukan tonsur", mensignifikasikan sebuah keputusan untuk menjadi seorang biarawan Buddhis.[1]

Zaman Heian

Para kaisar yang mengadopsi pemerintahan terkloister adalah:

  • Kaisar Shirakawa (1053–1129, memerintah 1073–1087 dan pemerintahan terkloister 1087–1129)
  • Kaisar Toba (1103–1156, memerintah 1107–1123 dan pemerintahan terkloister 1129–1156)
  • Kaisar Go-Shirakawa (1127–1192, memerintah 1155–1158 dan pemerintahan terkloister 1158–1192)
  • Kaisar Go-Toba (1180–1239, memerintah 1183–1198 dan pemerintahan terkloister 1198–1221)
  • Kaisar Go-Horikawa (1212–1234, memerintah 1221–1232 dan pemerintahan terkloister 1232–1234)
  • Kaisar Go-Saga (1220–1272, memerintah 1242–1246 dan pemerintahan terkloister 1246–1272)

Kaisar Go-Hanazono melakukan abdikasi pada 1464 (tahun ke-5 Kanshō), namun tak lama setelahnya, Perang Ōnin (Ōnin-no-ran) pecah, dan tak ada abdikasi pada masa selanjutnya sampai 1586 (tahun ke-5 Tensho), saat Kaisar Ōgimachi melakukan abdikasi dan cucunya Kaisar Go-Yōzei naik tahta. Hal ini karena ganggung kenegaraan di negara tersebut; dan pada kenyataannya, terdapat sebuah rumah bagi seorang eks-kaisar serta uang untuk mendukungnya ataiu pemerintahan terkloister.[2]

Periode Edo

Kaisar terkloister terakhir adalah Kaisar Reigen, pada periode Edo.

Lihat pula

Catatan

  1. ^ Ponsonby-Fane, Richard. (1963). Vicissitudes of Shinto, p. 27.
  2. ^ Ponsonby-Fane, Kyoto, pp. 340-341.

Referensi