Alian, Kebumen

kecamatan di Kebumen, Jawa Tengah

Alian adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Alian terletak di sebelah timur laut Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Alian dari Kota Kebumen adalah 11 kilometer melalui Sruni. Luas wilayahnya 57.750 km², dan jumlah penduduknya 57.523 jiwa (laki-laki 29.124 jiwa, perempuan 28.399 jiwa). Kecamatan Alian terdiri atas 16 desa, 75 RW, dan 258 RT. Pusat pemerintaha Kecamatan Alian berada di Desa Krakal

Alian
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total57,523 jiwa jiwa
Kode Kemendagri33.05.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3305110 Edit nilai pada Wikidata
Luas57,75 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan16
Peta
PetaKoordinat: 7°38′24″S 109°43′24″E / 7.64000°S 109.72333°E / -7.64000; 109.72333

Desa/kelurahan

Batas-batas Wilayah

  1. Sebelah Barat: Kecamatan Pejagoan
  2. Sebelah Timur: Kecamatan Padureso dan Kabupaten Wonosobo
  3. Sebelah Utara: Kecamatan Karangsambung
  4. Sebelah Selatan: Kecamatan Kebumen dan Kecamatan Poncowarno

Geografi

Kecamatan Alian memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Alian adalah 169 meter di atas permukaan air laut. Puncak tertingginya adalah puncak Bukit Prabu di Perbukitan Silender atau lebih dikenal dengan Perbukitan Kebapangan yang memiliki ketinggian 425 meter di atas permukaan air laut yang berada di perbatasan Desa Kaliputih dengan Kecamatan Poncowarno. Sungai terbesar di wilayah ini yakni Sungai Luk Ulo, Sungai Kedungbener, Sungai Kalijaya, Sungai Tekung dan Sungai Bakung.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kecamatan Alian umumnya digunakan sebagai lahan persawahan di dataran rendah atau disepanjang alur sungai. Serta hutan kayu tahunan dan palawija di lahan berkontur perbukitan. Sebagian lahan sawah merupakan jenis sawah tadah hujan terutama di bagian utara dan sisanya merupakan sawah irigasi dari Waduk Wadaslintang dan Sungai Luk Ulo. Hasil bumi Kecamatan Alian berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, tembakau, cengkih, Jenitri, kayu hingga batu alam.

Transportasi

Transportasi di Kecamatan Alian berupa angkutan kota (Colt) berwarna kuning yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Alian dengan pusat Kabupaten Kebumen. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini. Terdapat dua jalur dari pusat Kabupaten Kebumen menuju pusat Kecamatan Alian di Desa Krakal yakni melalui jalur barat atau Jl. Pemandian Barat dan melalui timur atau Jl. Pemandian Timur. Kedua ruas jalan tersebut bercabang di Desa Jatimulyo. Berikut sejumlah ruas jalan penting di Kecamatan Alian

  1. Jl. Pemandian Barat: Ruas Kota Kebumen - Krakal via Desa Tanuharjo, Desa Karangkembang, Desa Kalijaya, Desa Kalirancang Barat dan berakhir di Krakal. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadasmalang sebagai akses menuju ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang dan Kabupaten Wonosobo.
  2. Jl. Pemandian Timur: Ruas Kota Kebumen - Krakal via Desa Kambangsari, Desa Surotrunan, Desa Seliling, Desa Sawangan, Desa Kalirancang Timur dan berakhir di Krakal. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadasmalang sebagai akses menuju ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang dan Kabupaten Wonosobo.
  3. Jl. Raya Wonokromo: Ruas Sawangan - Wadaslintang via pertigaan Desa Sawangan, Desa Wonokromo, Desa Kaliputih dan berakhir di Waduk Wadaslintang atau di Kecamatan Padureso. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Jl. Raya Wadaslintang sebagai akses menuju ke Kecamatan Prembun, Kecamatan Poncowarno dan Kabupaten Wonosobo
  4. Jl. Raya Tanahsari: Ruas Kota Kebumen - Surotrunan via Desa Wonosari, Desa Bojongsari dan berakhir di Desa Surotrunan atau Pertigaan Pasar Sruni.
  5. Jl. Raya Karangsambung: Ruas Kota Kebumen - Karangsambung yang melintasi Desa Kemangguhan. Ruas tersebut juga bisa untuk melanjutkan ke Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan Sadang, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo.

Penduduk

Sebagian besar penduduk Kecamatan Alian berprofesi sebagai petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Purwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti Sumatera, Bali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Alian memeluk agama Islam dan sedikit yang beragama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas

Sekolah Menengah

 
SMP Negeri 1 Alian

Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Alian adalah sebagai berikut :

  1. SMK Negeri 1 Alian
  2. SMK Mutiara Jatimulyo
  3. SMK IT Darul Amal Kalirancang
  4. SMP Negeri 1 Alian
  5. SMP Negeri 2 Satu Atap Alian
  6. SMP Terbuka Krakal
  7. SMP Ma'arif 2 Seliling
  8. MTs Husnul Hidayah Karangtanjung
  9. MTs Al Hidayah Krakal
  10. MTs Al Azhar Kalijaya
  11. MTs Khaudlul Ulum Penajung
  12. MTs As Sa'diyah Sawangan

Sarana Publik

Sarana publik di Kecamatan Alian cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal yang mendukung serta fasilitas kesehatan. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Alian:

  1. Pasar Indrakila di Desa Krakal
  2. Pasar Sruni di Desa Bojongsari
  3. Pasar Kubang di Desa Kambangsari
  4. Pasar Pagi di Desa Sawangan
  5. Pasar Manisan di Desa Kaliputih
  6. Pasar Kewan di Desa Kalirancang
  7. Puskesmas Alian di Desa Krakal
  8. Rumah Bersalin Khadijah di Desa Krakal
  9. Rumah Bersalin Diana di Desa Sawangan

Pariwisata dan Sosial Budaya

Pariwisata

1. Pemandian Air Panas (PAP) Krakal

 
Pemandian Air Panas (PAP) Krakal
Tempat wisata ini terletak di Desa Krakal dan Kalirancang. Pemandian Air Panas Krakal menawarkan pengunjung untuk berwisata husada. Air hangat alami yang disediakan tempat ini dipercaya mampu mengobati penyakit kulit. Hal ini karena kandungan mineral mata air panas Krakal yang terbilang lengkap dari formasi batuan Penosogan Karangsambung. Di antaranya sulfat 1236 mg/l, kesadahan 320,3 mg/l, tembaga 0,2 mg/l, fluorida 0,7 mg/l, amonia 3,9 mg/l, nitrat 0,7 mg/l dan nitrit 0,0 mg/l, serta kebutuhan biologi akan oksigen 4,6 mg/l. Objek wisata ini tidak seperti pemandian air panas pada umumnya. Karena, di tempat ini disediakan kamar-kamar untuk tempat pemandian air panas sebanyak enam ruangan. Kondisi ruangan memang sangat bersih dengan satu bathub yang dilengkapi kran untuk mengeluarkan sumber mata air panas. Sementara, di depan ruangan terdapat bangku-bangku panjang sebagai tempat duduk pengunjung yang mengantri[1]. Fasilitas disini pun tergolong sangat baik dengan adanya warung makanan, panggung hiburan, mushala, taman, hingga tempat bermain anak.

2. Wisata Alam Kedungdawa (WAK) Seliling

Objek wisata Kedungdawa terletak di Desa Seliling. Wisata alam ini merupakan sungai kecil di tengah hutan yang berada di lereng bukit, tak jauh dari pegunungan Blawong. Lokasi yang terletak di barat daya Desa seliling sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Raya Pemandian Timur (PAP Krakal) itu, selain karena masih alami dan di kelilingi hutan. Sungai ini memilki keunikan tersendiri, yakni terdapat bebatuan yang dipenuhi lubang 'kedung' dengan kedalaman yang bervariasi. Mulai dari satu meter hingga mencapai kedalaman 3 meter. Bahkan menurut warga setempat,pernah ditermukan ada kedung yang memiliki kedalaman hingga 5 meter lebih. Namun kini lubang-lubang batu tersebut sudah tertimbun bebatuan dan sedimentasi. Selaini itu, Kedungdawa juga memiliki banyak air terjun kecil atau yang biasa disebut dengan curug yang terdapat disepanjang sungainya. Air terjun yang tidak terlalu tinggi itu mengucur deras jika musim penghujan tiba dan akan kering jika musim kemarau. Salah satu air terjun memiliki empat undakan dengan tinggi sekira sepuluh meter[2].

3. Alian Butterfly Park (ABK) Krakal

Tempat wisata ini terletak di Desa Krakal. Tepatnya di sebelah utara objek wisata Pemandian Air Panas (PAP) Krakal. Objek wisata yang memiliki konsep taman kupu-kupu ini masih tergolong baru dan yang pertama di Kabupaten Kebumen. Disini pengunjung dapat menikmati cantiknya kupu-kupu. Selain bisa menikmati indahnya ratusan kupu-kupu yang beterbangan dan hinggap di pepohonan, pengunjung juga bisa melihat bagian dari proses metamorfosa kupu-kupu. Alian Butterfly Park menyediakan beraneka jenis kupu-kupu yang dapat dilihat dan dinikmati keindahannya sekaligus dapat sebagai pembelajaran bagi para siswa untuk menambah pengetahuannya. Saat ini Alian Butterfly Park telah memiliki lebih dari 14 spesies kupu-kupu[3]. Terpisah, tepatnya diselatan Pemandian Air Panas (PAP) Krakal terdapat hutan jati yang disulap menjadi tempat penangakaran rusa Bawean dan taman beserta air terjun buatan, kantin bernuansa Jawa serta beberapa tempat duduk. Selain itu juga terdapat tempat permainan anak-anak yang disediakan meliputi, egrang batok, gangsing, panggal, gethik dan dolanan tradisional lainnya.

4. Benda Cagar Budaya Makam Eyang Sabda Guna

Makam yang juga dikenal dengan Makam Stana Budha ini berada di Desa Kalirancang. Belum jelas secara pasti makam siapa sebenarnya. Namun beberapa sumber menyebut ia merupakan tokoh penting dalam peradaban Kabupaten Kebumen dimasa silam. Letaknya di atas Bukit Sikenap dan dikelilingi hutan. Namun pemandangan dari makam yang sering dikunjungi para pencari hal-hal spiritual ini cukup memanjakan mata. Makam ini dilindungi oleh Pemkab Kebumen sebagai Benca Cagar Budaya.

5. Benda Cagar Budaya Makam Ki Badranala

Makam ini terletak di Desa Karangkembang. Makam ini berada di atas perbukitan yang dikenal dengan nama Gunung Kenap, di bawah sebuah pohon besar. Ia merupakan Bupati pertama kabupaten Panjer pada tahun 1642.

6. Benda Cagar Budaya Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking

Makam Tan Peng Nio terletak di tengah sawah di Desa Jatimulyo adalah puteri Tan Wan Swee, seorang jenderal pelarian dari Tiongkok semasa dinasti Qing. Tan Wan Swee dikabarkan ikut dalam pemberontakan etnis Tionghoa bersama Mas Garendi yang dikenal sebagai peristiwa Geger Pecinan yang menyerbu Keraton Kartasura. Tan Wan Swee juga dianggap berpengaruh dalam membawa seni beladiri Kuntao (Konto) ke Kebumen. Makam ini juga sudah dijadikan Benda Cagar Budaya oleh Pemkab Kebumen.

Kerajinan

 
Tahu Krakal
  1. Batik Kebumen di Desa Seliling
  2. Songkok/Kopiah/Peci di Desa Surotrunan
  3. Batik Merah di Desa Surotrunan
  4. Sapu Rami di Desa Kalirancang
  5. Anyaman Bambu di Desa Kalirancang
  6. Jenitri di Desa Kalirancang dan Krakal

Makanan Khas

  1. Tahu Krakal di Desa Krakal
  2. Kue Kering di Desa Surotrunan
  3. Jipang Kacang di Desa Karangkembang
  4. Emping Melinjo di Desa Sawangan

Kesenian

  1. Ebeg/ Ebleg/ Kuda Lumping di Desa Kalirancang dan Krakal
  2. Jam Janeng di beberepa desa

Tokoh

1. Buyar Winarso

Buyar Winarso, (lahir 23 September 1963) adalah seorang pengusaha Indonesia. Buyar Winarso juga menjabat sebagai Bupati Kebumen 2010-2015 yang berasal dari Desa Wonokromo, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Buyar Winarso adalah pemilik SD Global Islamic School Jakarta sebuah yayasan pendidikan ternama.

2. Kyai Mohammad Kasmad Poernomo

Adalah seorang Ulama Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Dia adalah sesepuh dan merupakan ulama yang berpengaruh khususnya di desa setempat. Dalam kesehariannya dia menjadi Imam di Masjid Al- Itihad yang terletak di Dusun Jerotengah Desa Kalirancang. Masyarakat setempat jika mempunyai masalah yang berkaitan dengan ke Islaman sering meminta nasihat dari dia. Dia juga yang mendirikan MTs Al - Hidayah pada tahun 1992. Namun kini sekolah tersebut sudah berubah menjadi sebuah sekolah menengah kejuruan yakni SMK IT Darul Amal Kalirancang.

3. Soewarto Moestadja

Soewarto Moestadja adalah politikus dan juga menteri dalam negeri Suriname yang merupakan keturunan Jawa. Soewarto Moestadja adalah generasi kedua dari buruh kontrak asal Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tahun 1950, Kakek dan nenek Soewarto Moestadja dibawa Belanda ke Suriname kemudian dikembalikan lagi ke Indonesia pada 1963.

Referensi