Jacques Rancière

filsuf Perancis
Revisi sejak 16 Agustus 2017 12.11 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Jacques Rancière (bahasa Prancis: [ʁɑ̃sjɛʁ])(lahir di tahun 1940 di Algeria) adalah seorang filsuf asal Perancis yang mendalami mengenai politik dan estetika. Ia merupakan profesor emeritus di Universitas Paris VIII (Saint-Denis) dan profesor filsafat di Sekolah Tinggi Eropa (European Graduate School) di Saas-Fee.

Jacques Rancière
Lahir1940
Algiers, Aljazair Perancis
AlmamaterÉcole Normale Supérieure
EraAbad ke-20
KawasanFilsafat barat
AliranFilsafat kontinental
Marxisme Struktural
InstitusiUniversitas Paris VIII
Minat utama
Politik, Estetika
Gagasan penting
Demokrasi radikal, pertentangan, estetika visual, "bagian dari tanpa bagian" (la part de sans part), partage du sensible

Kehidupan

Rancière merupakan salah satu murid Louis Althusser yang ikut bersama-sama murid lainnya menulis buku "Membaca Kapital" yang membahas karya Karl Marx. Di kemudian hari, Rancière berselisih paham dengan gurunya ini mengenai peristiwa Mei 1968 di Paris. Bagi Rancière, Althusser dan teori yang dikembangkannya terlalu kaku dan karenanya tidak menyetujui maupun melegitimasi pergerakan rakyat melawan keotoriteran negara yang terjadi secara tiba-tiba pada masa itu. Seperti kebanyakan teman-teman seangkatannya, pemikiran Rancière sangatlah dipengaruhi oleh peristiwa Mei 1968.

Pemikiran

Pemikiran Rancière menemukan aplikasinya di bidang politik, estetika dan seni, serta pendidikan.

Pengajaran universal

Di bidang pendidikan, pemikiran Rancière dituangkan dalam bukunya yang berjudul Guru yang TIdak Tahu: Lima Pelajaran mengenai Emansipasi Intelektual ("Le Maître ignorant: Cinq leçons sur l'émancipation intellectuelle"). Bertolak dari pengalaman Joseph Jacotot, Rancière mengkritik model pendidikan modern yang dianggapnya selalu berakhir pada "pembebalan".[1] Jacotot merupakan seorang pendidik Perancis di abad ke-19 yang pindah ke Belanda dan menjadi pengajar sastra Perancis bagi murid-murid Belanda di sana.[2] Hanya saja, Jacotot sama sekali tidak bisa berbahasa Belanda dan sebaliknya, murid-muridnya pun tidak dapat berbahasa Perancis. Karena tidak adanya kemampuan untuk saling berkomunikasi, Jacotot menggunakan cara lain untuk mengajarkan bahasa Perancis. Ketika itu, telah diterbitkan sebuah novel Petualangan Telemakhos karya François Fénelon edisi dwi bahasa, Perancis dan Belanda.[2] Dengan bantuan seorang penerjemah, Jacotot menugaskan murid-muridnya untuk membaca buku tersebut berulang-ulang sehingga mereka mendapat sedikit pemahaman bahasa Perancis. Setelah itu, ia meminta mereka menuliskan pendapat mereka tentang buku tersebut dalam bahasa Perancis. Ketika itu Jacotot tidak berharap banyak kepada murid-muridnya. Namun, ternyata kemampuan mereka melebih ekspektasi Jacotot. Ia pun mengambil kesimpulan bahwa apabila ia dapat mengajarkan sesuatu yang ia sendiri tidak mengerti kepada orang lain maka pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan yang sama untuk memahami sesuatu.[1] Dari pengalamannya ini, Jacotot kemudian mengembangkan metode emansipasi intelektual.[3] Sedangkan Rancière menamainya pengajaran universal.[1]

Dengan ini, Rancière pun mengkritik mitos yang selama ini dipegang teguh oleh dunia pendidikan, yaitu bahwa agar dapat memahami suatu pengetahuan maka dibutuhkan penjelasan oleh guru kepada murid. Menurutnya, metode semacam ini malah membuat jurang antara yang dianggap mampu (guru) dan yang dianggap tidak mampu (murid). Sebaliknya, ia mengedepankan kesetaraan yang dimiliki oleh setiap insan manusia dalam hal kepintaran dan kemampuan berpikir. Baginya, kesetaraan bukanlah lagi sebuah tujuan yang harus dicapai melainkan sebuah titik tolak awal yang harus di tanamkan dalam setiap keadaan.[1] Dengan menyadari kesetaraan intelektual yang dimiliki oleh semua orang, kegiatan ajar-mengajar tidak lagi bertumpu pada penjelasan melainkan pada kehendak guru yang memerintah dan kehendak murid yang ingin belajar.

Publikasi

Beberapa karya Rancière yang dipublikasikan dalam Bahasa Perancis:

Tentang Politik:

  • La mésentente, 1995
  • Aux bords du politique, 1998
  • La haine de la démocratie, 2005

Tentang Estetika:

  • Le partage du sensible, 2000
  • Le destin des images , 2003
  • Malaise dans l’esthétique, 2004

Tentang Film:

  • La fable cinématographique, 2001

Tentang Sastra:

  • Mallarmé. La politique de la sirène, 1996
  • La parole muette, 1998

Rujukan

  1. ^ a b c d Wibowo, A. Setyo (2013). Pengajaran Universal Alamiah : Filsafat Pendidikan Jacques Rancière (PDF). Jakarta: Majalah Basis No. 11-12. hlm. 20–28. 
  2. ^ a b Rancière, Jacques (1991). The Ignorant Schoolmaster: Five Lessons in Intellectual Emancipation. Stanford University Press. ISBN 0804719691. 
  3. ^ Deranty, Jean-Philippe (2010). Jacques Ranciere Key Concepts. Durham: Acumen Publishing Limited. hlm. 7. ISBN 978-1-84465-233-4.