Sejarah Jakarta

Sejarah Kota Jakarta
Revisi sejak 23 Agustus 2017 05.35 oleh Pierrewee (bicara | kontrib) (+)

Jakarta adalah ibu kota dan kota terbesar Indonesia. Terletak di estuari Sungai Ciliwung, di bagian barat laut Jawa, daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari Jakarta berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh Tarumanegara kerajaan bercorak India, Kerajaan Sunda Hindu, Kesultanan Banten Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.[1] Hindia Belanda membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh Kekaisaran Jepang semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari Indonesia.

Gambar Batavia, ibu kota Hindia Belanda dalam apa yang kini merupakan Jakarta Utara, sekitar 1780

Jakarta telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut Sunda Kelapa selama periode Kerajaan Sunda dan Jayakarta, Djajakarta, atau Jacatra selama periode singkat Kesultanan Banten. Setelah itu, Jakarta berevolusi dalam tiga tahap. The "old city", close to the sea in the north, developed between 1619 and 1799 during the era of the VOC. The "new city" to the south evolved between 1809 and 1942 after the Dutch government took over control of Batavia from the failed VOC whose charter expired in 1799. The third was the development of modern Jakarta since the proclamation of independence in 1945. Under the Dutch, it was known as Batavia (1619–1949), and was Djakarta (in Dutch) or Jakarta, during the Japanese occupation and the modern period.[2][3]

Catatan dan referensi

  1. ^ "History of Jakarta". Jakarta.go.id. 8 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 8, 2014. Diakses tanggal 17 June 2014. 
  2. ^ See also Perfected Spelling System as well as Wikipedia:WikiProject Indonesia/Naming conventions
  3. ^ Lesson: Old Indonesian Spellings. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar