Malik Mahmud

Wali Nanggroe Aceh ke 9
Revisi sejak 27 Agustus 2017 01.11 oleh Pulorawa (bicara | kontrib)

Malik Mahmud Al Haythar (lahir 29 Maret 1939) adalah salah seorang tokoh pejuang Gerakan Aceh Merdeka. Dulunya Malik Mahmud pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka.Dan sekarang menjabat sebagai Wali Nanggroë Aceh.

Malik Mahmud
[[Wali Nanggroe Aceh]] 9
Mulai menjabat
2 November 2012
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka
Masa jabatan
2 Juni 2002 – 15 Agustus 2005
PresidenHasan Tiro
Sebelum
Pendahulu
Ilyas Leube
Pengganti
tidak ada; jabatan dihapuskan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir29 Maret 1939 (umur 85)
 Singapura
Kebangsaan Indonesia
Partai politikBerkas:Partai Aceh.jpg Partai Aceh (2007-2016)
Suami/istriMaryam M Said
Karier militer
Pihak Gerakan Aceh Merdeka
Masa dinas4 Desember 1976 – 15 Agustus 2005
Pertempuran/perangPemberontakan di Aceh
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi

Ibunya berasal dari Lampreh, Lambaro. Ayahnya bernama Haji Mahmud Haytar, berasal dari Lampuuk, Banda Aceh. Beliau hijrah ke Singapore ketika hendak ditangkap pasukan Hindia Belanda di Aceh, karna diketahui sebagai seorang Mujahidin.

Almarhum pengusaha Aceh yang sukses, sangat kaya dan punya tanah di Singapore. Haji Mahmud juga salah satu gembong Darul Islam Aceh dan sangat bersahabat dengan Teungku Ilyas Leube serta Teungku Daud Beureueh. Hubungannya dengan Hasan di Tiro hampir seperti anak.

Hasan di Tiro selama Darul Islam sangat rapat dengan keluarga Mahmud, terutama dengan Amir Rashid Mahmud (abang Malik Mahmud, salah seorang Mentri dalam kabinet Aceh Merdeka).

Haji Mahmud sangat berjasa bagi masyarakat Aceh di Singapore dan juga bagi orang Melayu, yang dikenali sebagai Ayah Aceh. Ketika terjadi "racial clash" di Singapore, orang Melayu seluruh Geylang lari berlindung ke rumahnya. Para pengusaha Aceh Kongsi, Permi dan Permai merupakan perusahaan besar Aceh di Malaya, mereka kabanyakan mendapati hubungan awal di luar negeri melalui Haji Mahmud.

Malik Mahmud punya banyak saudara sepupu di Indonesia. Salah satunya Raja Kopi Indonesia, almarhum Mustapha ("Van Mook"), adalah salah seorang sepupunya dari pihak ayah.

Saat pertemuan di Stavanger, Nur Djuli mengusulkan kepada Hasan di Tiro untuk mengangkat Malik Mahmud menjadi Perdana Menteri dan Zaini Abdullah sebagai Menteri Luar Negeri Neugara Acheh. Kesepakatan itu tertuang dalam Deklarasi Stavanger pada hari minggu, 2 Juni 2002.

Setelah wafat Hasan di Tiro, Malik Mahmud di angkat menjadi pemangku Wali Nanggroë, dan tepat hari Jumat, 2 November 2012, Malik Mahmud resmi menjadi Wali Nanggroë Aceh perioe 2012-2019.

Dalam qanun Aceh, wali nanggroë merupakan pemimpin adat. Diantara tugasnya adalah mengukuhkan Parlemen Aceh dan kepala Pemerintahan Aceh secara adat, memberikan pandangan, arahan, dan nasehat kepada eksekutif dan legislatif.[1]

Riwayat Jabatan

  • Menteri Luar Negeri Aceh Merdeka (1976-2002)
  • Perdana Menteri Aceh Merdeka (2002-2005)
  • Wali Nanggroe Aceh (2012-2019)

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
Hasan Tiro
Wali Nanggroe Aceh
2 November 2012–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Ilyas Leube
Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka
2 Juni 200215 Agustus 2005
Diteruskan oleh:
tidak ada ; jabatan terakhir