Puasa Sunnah

salah satu ibadah umat Islam
Revisi sejak 28 Agustus 2017 04.09 oleh Abdur rokib (bicara | kontrib) (Ada juga puasa sunnah yang terasa seperti puasa wajib bagi pengamal)

Puasa sunnah menurut ajaran Islam merupakan salah satu bagian ibadah sunnah yang dilakukan untuk mendapatkan cinta atau kasih sayang Allah SWT.[1] Menurut ajaran Islam puasa sunnah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.[1] Menurut ajaran Islam dengan melaksanakan puasa sunnah seseorang dapat mendapatkan beberapa keuntungan yaitu keuntungan untuk menjadi orang-orang yang disayangi Allah.[1] Dengan puasa sunnah seseorang bisa sehat dan kuat.[1] Menurut Nabi Muhammad SAW, Allah mencintai orang beriman yang sehat dan kuat daripada daripada orang beriman yang lemah (HR Muslim dari Abu Hurairah ra).[1] Salah satu puasa sunnah yang dikenal dalam ajaran islam yaitu puasa senin kamis.[1] Dalam menjalankan puasa sunnah seperti puasa senin kamis harus memasang niat untuk mendapatkan kasih sayang Allah dan puasa sunnah yang dilakukannya juga atas dasar cinta kepada Allah.[1] Orang yang melaksanakan atau menjalankan puasanya sunnah merupakan atas dasar kehendak diri mereka sendiri jika ingin berpuasa dan jika tidak boleh dibatalkan walau pun tanpa halangan.[2]

Ajaran Islam mengajarkan untuk menjalankan ibadah sunnah seperti puasa sunnah

Puasa sunnah terasa lebih berat dari pada puasa wajib, sebab kalau puasa wajib, kita merasa "terpaksa". Apalagi puasa sunnah yang kategorinya sebagai puasa "ikut", seperti puasa tarwiyah dan arafah. Disebut sebagai puasa "ikut", karena kita berpuasa tarwiyah dan arafah, berdasarkan pelaksanaan haji bagi orang Islam yang sedang berhaji. Ada juga puasa sunnah yang terasa seperti puasa wajib, sehingga pengamal merasa sebagai puasa wajib, merasa "terpaksa" harus menjalankannya. Puasa sunnah semacam ini, biasanya dilatarbelakangi keinginan tertertu, misalnya sebagai persyaratan ritual keilmuan tertentu.

Referensi

  1. ^ a b c d e f g Asrar Mabrur Faza.2010.Mengapa Harus Puasa Senin Kamis?. Penerbit:Qultum Media.60-65
  2. ^ Adil Sa'di.2006.FIQHUN-NISA-SYIYAM-ZAKAT-HAJI. Penerbit:PT Mizan Publika.71