Petrus Turang

uskup Indonesia
Revisi sejak 1 September 2017 15.37 oleh Medelam (bicara | kontrib)

Mgr. Petrus Turang (lahir 23 Februari 1947) adalah Uskup Agung di Keuskupan Agung Kupang yang telah menjabat sejak 10 Oktober 1997 meneruskan secara otomatis kepemimpinan keuskupan pasca meninggalnya Uskup Agung Gregorius Manteiro, S.V.D.

Mgr.

Petrus Turang
Uskup Agung Kupang
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Kupang
Provinsi gerejawi
Kupang
MetropolisKupang
Penunjukan10 Oktober 1997
(27 tahun, 10 hari)
PendahuluGregorius Manteiro, S.V.D.
Imamat
Tahbisan imam
18 Desember 1974[1]
(49 tahun, 307 hari)
Tahbisan uskup
27 Juli 1997
(27 tahun, 85 hari)
oleh Julius Darmaatmadja, S.J.
Informasi pribadi
Nama lahirPetrus Turang
Lahir23 Februari 1947 (umur 77)
Indonesia Tataaran, Tondano Selatan, Minahasa, Sulawesi Utara
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanKeuskupan Agung Kupang
Jabatan sebelumnya
  • Uskup Agung Koajutor Kupang (1997)
SemboyanPetransiit benefaciendo (Kis 10:38)
(Ia berkeliling sambil berbuat baik)
LambangLambang Petrus Turang

Karya

Turang ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974. Ia sempat memegang jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia. Selama memegang jabatan tersebut, ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Koajutor Keuskupan Agung Kupang pada 21 April 1997.

Ia ditahbiskan pada 27 Juli 1997 di Arena Promosi Hasil Kerajinan Tangan Rakyat NTT, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kupang.[2] Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. bertindak sebagai Penahbis Utama, dengan didampingi oleh Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia yang bergelar Uskup Agung Tituler Bellicastrum, Pietro Sambi dan Uskup Agung Kupang saat itu, Gregorius Manteiro, S.V.D.

Seiring dengan wafatnya Uskup Agung Manteiro, Turang secara otomatis meneruskan jabatan sebagai Uskup Agung Kupang sejak 10 Oktober 1997. Ia menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Alberto Ricardo da Silva sebagai Uskup Dili pada 2 Mei 2004 dan bagi Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Atambua pada 21 September 2007.

Turang sempat dikecam terkait aksinya saat menegur seorang imam, yakni R.D. Yohanes Subani, yang merupakan pendidik dan pengajar di Seminari Tinggi Sto. Michael, Penfui, Kupang, yang tidak mencium cincin uskup.[3][4] Kejadian ini berlangsung pada 10 Januari 2013 setelah perayaan natal bersama di Gereja Katedral Kupang. Hal ini juga berujung pada adanya surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua KWI dan Nuncio Apostolik. Menurut pihak Turang, ia telah meminta maaf setelahnya, namun tidak mendapat respons.[5]

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Gregorius Manteiro, S.V.D.
Uskup Agung Kupang
10 Oktober 1997kini
Petahana