Pengeboman pasar Tentena 2005

Bom Tentena 2005 adalah sebuah peristiwa ledakan bom di Pasar Tentena pada 28 Mei 2005 sekitar pukul 08:15. Ledakan ini menewaskan sekitar 20 orang dan melukai 50 orang lainnya.

Bom Tentena 2005
LokasiTentena, Indonesia
Tanggal28 Mei 2005
08:15 – (UTC +8)
SasaranPasar Tentena
Korban tewas
20
Korban luka
50

Akibat bom tersebut, polisi menetapkan 15 tersangka dalam kasus bom tersebut. Dua unit mobil, Toyota Kijang dan Isuzu Panther masing-masing menjadi barang bukti.

Ledakan

Perangkat bom pertama diledakkan sekitar pukul 08.15 pagi. Menurut para saksi, banyak orang yang datang untuk membantu mereka yang terluka dalam ledakan pertama, terbunuh oleh ledakan kedua yang lebih besar yang menyebabkan kawah setinggi 3 kaki. Ledakan tersebut meratakan stan-stan makanan dan juga merusak sebuah bank, sebuah gereja Kristen dan sebuah kantor polisi di pusat kota Tentena. Kapolres Poso mengumumkan bom lain yang belum meledak kemudian ditemukan di luar sebuah gereja di dekatnya.[1]

The Jakarta Post pada awalnya melaporkan 27 orang tewas dalam serangan tersebut, merujuk pada informasi yang diberikan oleh relawan di Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Tentena, namun jumlah korban direvisi dan turun menjadi 22.[1] Seorang dokter gigi yang menjadi relawan di rumah sakit yang sama menyatakan bahwa sekitar 57 warga yang terluka telah dirawat di rumah sakit, dan menggambarkan bahwa "banyak orang menderita luka di organ dalam mereka," dan memperkirakan sekitar 20 penduduk setempat telah terluka parah.[2]

Melalui pengadilan yang dilaksanakan untuk seorang tokoh agama yang dihukum karena membiayai serangan tersebut, kemudian diketahui bahwa empat militan telah dibagi menjadi dua kelompok untuk menanam perangkat bom di dalam daging dan bagian produksi di pasar kota yang didominasi Kristen ini.[3] Ardin Djanatu dan Amril Ngiode membawa dan menanam satu bom. Sedangkan rekan mereka Syaiful Anam, menanam bom lain di dekatnya —di depan pasar— dan penghitung waktu untuk kedua perangkat bom diatur untuk meledak dengan jangka waktu 15 menit.[4]

Ngiode menjelaskan bahwa bom tersebut dibuat dari TNT dan belerang, dengan sejumlah besar besi ditambahkan untuk menciptakan pecahan peluru. Satu senjata telah disembunyikan di dalam kotak kardus dan dikirim ke pasar dengan membawa kantong plastik hitam yang disamarkan dengan sayuran.[3] Ngiode juga menjelaskan ke pengadilan bahwa target mereka pada awalnya adalah sebuah sekolah Katolik yang bersebelahan dengan pasar Tentena, namun selama survei mereka, para tersangka teroris mendapati bahwa pasar lebih ramai dan padat.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bloom
  2. ^ "Death toll in Indonesian twin bomb blasts rises to 22". Agence France-Presse via ABC. 28 Mei 2005. Diakses tanggal 29 Maret 2011. 
  3. ^ a b c Haryanto, Ulma (24 Agustus 2010). "Cleric's Trial Told of Poso's Bloody Reign of Terror". Jakarta Globe. Diakses tanggal 29 Maret 2011. 
  4. ^ "Indonesian prosecutors seek 20-year jail term for Poso bomber". Agence France-Presse via channelnewsasia.com. 8 November 2007. Diakses tanggal 29 Maret 2011. 

Pranala luar