Raden Asnawi

Ulama Indonesia
Revisi sejak 13 September 2017 09.18 oleh Raudalkhudri (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Muslim scholar|honorific_prefix=Kiai Haji Raden Asnawi bin Abdullah Husnin|name=|image=Kiai Haji Raden Asnawi.jpg|caption=|title=|birth_name=Raden Ah...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kiai Haji Raden Asnawi bin Abdullah Husnin atau Raden Asnawi Kudus adalah seorang ulama kharismatik dari Kudus, Jawa Tengah[1]. Dalam aktivitas kesehariannya, Kiai Asnawi selalu istikamah dalam mengembangkan dakwah dan penanaman rasa nasionalisme yang tinggi[2]. Jika dirunut silsilahnya, Kiai Asnawi masih merupakan keturunan ke-14 Sunan Kudus (Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan) dan keturunan ke-5 Kiai Ahmad Mutamakkin, Kajen, Pati[3].

Kiai Haji Raden Asnawi bin Abdullah Husnin
LahirRaden Ahmad Syamsyi
1861
Damaran, Kota, Kudus, Jawa Tengah
Meninggal26 Desember 1959 (umur 97–98)
Kudus, Jawa Tengah
Dimakamkan diKomplek Makam Sunan Kudus, belakang Masjid Menara Kudus
Nama lainRaden Asnawi Kudus, Raden Haji Ilyas, Raden Ahmad Syamsyi
KebangsaanIndonesia Indonesia
EtnisJawa, Arab
ZamanAbad ke-19 hingga 20 Masehi
Wilayah aktifJawa
FirkahSunni
Mazhab FikihSyafi'i
OrganisasiSarekat Islam, Nahdlatul 'Ulama
Karya yang terkenalKitab Fashalatan, Shalawat Asnawiyah
Mempengaruhi

Biografi

Kehidupan awal

Raden Asnawi lahir pada tahun 1861 di desa Damaran, Kudus dengan nama Raden Ahmad Syamsyi[3]. Ia terlahir dari pasangan Haji Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah, keduanya merupakan pedagang konveksi yang cukup besar di kota Kudus[4]. Sejak kecil Ahmad Syamsyi diasuh oleh kedua orang tuanya, dikenalkan pada pelajaran agama dan tata cara bermasyarakat menurut syariat Islam, Serta diajarkan berdagang sejak dini[1].

Pada kisaran tahun 1876, orang tuanya pindah ke Tulungagung, Jawa Timur ketika Ahmad Syamsyi menginjak usia 15 tahun. Di sana, Abdullah Husnin mengajari anaknya berdagang dari pagi hingga siang hari[3].

Pendidikan

Sejak kecil, Raden Asnawi sudah terlihat kegemaran dalam belajar dan melakukan perjalanan keilmuan. Pendidikan keagamaan perdana seperti ilmu tajwid dan penguasaan bacaan al-Qur’an diperoleh dari ayahnya. Ketika keluarganya pindah ke Tulungagung, Asnawi kemudian melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Mangunsari[5]. Sebelum menunaikan ibadah Haji, ia kemudian berguru kepada Kiai Haji Irsyad Naib di kawasan Mayong, Jepara. Pada usia 25 tahun dia menunaikan ibadah haji yang pertama, dan berguru kepada ulama-ulama nusantara di Mekkah saat itu seperti Syekh Nawawi al-Bantani[6], Kiai Haji Saleh Darat as-Samarani (Semarang), Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi (Tremas, Pacitan), dan Sayyid Umar Syatha[7]. Sepulang dari haji pertamanya, nama Raden Ahmad Syamsi diganti menjadi Raden Haji Ilyas[8].

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Amin, Syaifullah (2013-04-15). "KH Raden Asnawi". Website Resmi Qudsiyyah. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  2. ^ Administrator (2017-06-08). "Belajar Bela Negara dari KH Raden Asnawi Kudus". balitbangdiklat.kemenag.go.id (dalam bahasa Inggris). Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  3. ^ a b c Amin, Syaifullah (2009-12-12). "Berjalan Kaki 18 Km. ke Gunung Muria untuk Mengajar". nu.or.id (dalam bahasa Inggris). NU Online. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  4. ^ Aziz, Munawir (2016-01-27). "Raden Asnawi, Kiai Pejuang di Masa Kolonial". nu.or.id (dalam bahasa Inggris). NU Online. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  5. ^ Islamindonesia.id (2017-03-25). "Kiai Haji Raden Asnawi Kudus dan Beragam Karomahnya". Islam Indonesia: Satu Islam untuk Semua. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  6. ^ Amin (2009), hlm. 95.
  7. ^ Said, SM (2017-03-10). "Karomah Kiai Haji Raden Asnawi". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  8. ^ Hazami, Akrom (2016-06-14). "Karomah KH R Asnawi Kudus, Penjajah Mendadak Takut  Saat Hendak Memenjarakannya". www.murianews.com. Muria News. Diakses tanggal 2017-09-13. 

Bibliografi

Pranala luar