Erzsébet dari Hongaria (1292 – 31 Oktober 1336 atau 6 Mei 1338; juga dikenal sebagai Yang Diberkati Erzsébet dari Töss, O.P.), merupakan seorang putri dan anggota terakhir Wangsa Árpád. Sebagai seorang Biarawati Dominikan, Erzsébet menghabiskan sebagian besar hidupnya di Biara Töss yang sekarang Swiss. Meskipun ia adalah anggota satu-satunya wangsa kerajaan pertama yang masih bertahan, Erzsébet tidak pernah memiliki pengaruh terhadap politik Hongaria.[1] Ia dihormati oleh penduduk setempat sebagai santa.

Erzsébet dari Töss
Kelahiran1292
Istana Buda, Kerajaan Hongaria
Kematian31 Oktober 1336 atau 6 Mei 1338
Biara Töss, Kanton Zürich, Konfederasi Swiss Lama
WangsaWangsa Árpád
AyahAndrás III dari Hongaria
IbuFenenna dari Inowrocław

Kehidupan awal dan pertunangan

Lahir pada tahun 1292 di Istana Buda, Erzsébet adalah putri Raja András III, raja terakhir Árpád, dan istri pertamanya, Fenenna dari Inowrocław. Ratu Fenenna meninggal pada tahun 1295 dan raja segera menikah lagi dengan Agnes dari Austria dari Wangsa Habsburg. Pada tanggal 12 Februari 1298, Erzsébet dijodohkan dengan Vaclav III dari Bohemia, putra pewaris takhta Raja Vaclav II dari Bohemia.[2]

Raja András meninggal pada tanggal 14 Januari 1301, meninggalkan Erzsébet sebagai satu-satunya anggota terakhir wangsa kerajaan tersebut. Setelah negosiasi panjang, Ratu Agnes tidak hanya diizinkan meninggalkan Hongaria, namun juga mengambil banyak harta dan Erzsébet yang berusia delapan tahun bersamanya ke Wina. Wangsa Habsburg sangat menginginkan Agnes memiliki hak asuh Erzsébet karena tunangan Erzsébet, Vaclav dari Bohemia adalah ahli waris takhta Hongaria; Sebuah Uni personal di antara Kerajaan Hongaria dan Bohemia, dengan wilayah-wilayah Habsburg di antaranya, tidak diminati mereka.[3] Pertunangan Erzsébet dan Vaclav dibatalkan pada tahun 1305, pada tahun yang sama Vaclav menjadi Raja Bohemia, mungkin di bawah tekanan dari ayahanda Agnes, Raja Albrecht I dari Jerman. Agnes kemudian menjodohkan Erzsébet dengan saudara kesayangannya, Heinrich yang Ramah, namun pernikahan tersebut tidak pernah terjadi dan Habsburg memutuskan untuk mendukung tuntutan Károly Róbert.[3][4]

Hubungan dengan ibu tiri

 
Salib ganda Árpád yang ditambahkan ke lambang Töss di abad ke-14, untuk menghormati Erzsébet Yang Diberkati.

Pada tahun 1310, Agnes pindah ke Biara Königsfelden, yang ia dan ibundanya, Elisabeth dari Gorizia-Tirol, baru dirikan. Ia mengirim putri tirinya ke kesusteran Dominikan di Biara Töss, Tösser Schwesternbuch (Kehidupan biarawati Töss), Agnes digambarkan sebagai seorang ibu tiri yang kejam yang memaksa seorang putri yang saleh untuk menjadi seorang biarawati sepertinya. Menurut buku tersebut, Erzsébet menunjukkan seluruh biara di Schwaben sebelum ia memilih Töss; hanya 15 minggu kemudian, Agnes memaksa biara tersebut untuk mengizinkan Erzsébet mengucapkan Kaul religius. Buku ini menekankan warisan Erzsébet, bersikeras bahwa ia adalah ahli waris yang sah takhta Hongaria, dan tampaknya menunjukkan bahwa ia dapat menjadi Ratu Hongaria jika ia tidak dimasukkan ke biara. Ini terus berlanjut melaporkan penyakit Erzsébet, saat ia dikirim ke Baden.

Erzsébet digambarkan dalam buku ini karena sangat miskin yang mendorong bangsawan setempat memberikan hadiah-hadiah. Ibu tirinya menunjukkan harta karun Raja András dari Hongaria tapi menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri. Di Zürich, narator menyatakan, baik orang awam dan klerus menghormati Erzsébet, menganggapnya sebagai seorang biarawati yang paling ningrat di negara ini.[5] Di sisi lain, Kronik Königsfelden pada pertengahan abad ke-14 menggambarkan Agnes yang sama sekali berbeda yang mengasuh "putri"nya dan sering mengunjunginya.[6]

Para sejarahwan modern umumnya mengambil hubungan di antara Erzsébet dan Agnes yang dijelaskan di dalam Schwesternbuch begitu saja. Namun hal itu mungkin dibesar-besarkan, karena memiliki ibu tiri jahat akan dipandang sebagai percobaan spiritual bagi Erzsébet. Selanjutnya, beberapa baris tampaknya menjadi bagian dari agenda anti-Habsburg.[5] Namun sudah pasti bahwa Agnes selalu memusatkan perhatiannya pada kesejahteraan dan promosi keluarganya sendiri, yang mungkin termasuk tindakan keras terhadap seorang putri yang dapat menjadi ancaman secara politis di Wangsa Habsburg.[7]

Kematian dan peninggalan

Menurut Schwesternbuch, Erzsébet meninggal pada tanggal 6 Mei 1338. Namun di batu nisannya, yang sebagian masih ada, mencatat bahwa ia meninggal pada tanggal 31 Oktober 1336[8] namun juga mencatat bahwa ia tinggal di Töss selama 28 tahun.[3] Kematiannya berarti kepunahan Wangsa Árpád. Schwesternbuch mencatat bahwa Erzsébet meninggal setelah hidup luar biasa di dalam kesengsaraan dan anugerah yang tidak biasa, Bibinya, Santa Erzsébet dari Hongaria, menampakkan diri di hadapannya tiga kali. Juga bahwa Ratu Agnes pergi ke Töss delapan hari kemudian dan putri tirinya menampakkan diri di hadapannya. Sejak saat itu, konon sang ratu menyumbangkan lebih banyak ke biara tersebut.[5]

Hari perayaan Erzsébet jatuh pada tanggal 6 Mei.[9] Untuk beberapa lama, ia dipuja di Tössnamun pengabdiannya tidak pernah diizinkan oleh Gereja Katolik Roma.[10]

Wahyu Santa Erzsébet dari Hongaria, sebuah teks populer di Abad Pertengahan, telah dikaitkan dengan Erzsébet dari Töss. Sangkaan ini telah diperdebatkan oleh sejarahwan Gábor Klaniczay, karena Schwesternbuch tidak mengacu pada hal itu. Klaniczay juga merasa tidak mungkin sebuah karya seorang suster Dominikan yang tinggal di Swiss akan muncul dalam manuskrip Fransiskan di Italia tengah selama masa hidupnya sendiri.[11]

Namun beberapa sarjana sastra seperti Alexandra Barratt dan Sarah McNamer berpendapat bahwa atribusi sesungguhnya dari Wahyu Santa Erzsébet dari Hongaria kepada Erzsébet dari Töss.[12] Di masa lalu, Wahyu tersebut telah dikaitkan dengan Erzsébet dari Hongaria, yang dikenal sebagai bunda dari tiga orang anak, yang dikhususkan pada kemiskinan dan perawatan orang miskin, dan anggota awam Ordo Ketiga St. Francis – namun tidak, menurut ke sumber awal, cenderung mistisisme. Ini adalah keponakan buyutnya yang kurang terkenal Erzsébet dari Töss yang tampaknya, lebih cenderung adalah Erzsébet di dalam Wahyu: menurut vita yang ditulis oleh sesama biarawati Elsbeth Stagel, ia memupuk pengabdian yang mendalam kepada sang Perawan Maria dan dikagumi karena kesalehannya yang ekstrem dan penglihatannya.[13]

Silsilah

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Klaniczay, 279.
  2. ^ Maráz, 31.
  3. ^ a b c Duggan, 111.
  4. ^ Klaniczay, 208.
  5. ^ a b c Duggan, 117–118.
  6. ^ Duggan, 112.
  7. ^ Duggan, 118.
  8. ^ Duggan, 116.
  9. ^ Bunson, 279.
  10. ^ Duggan, 116–117.
  11. ^ Klaniczay, 374.
  12. ^ Barratt 10, McNamer.
  13. ^ Vetter, Ancelet-Hustache.

Bibliografi

  • Ancelet-Hustache, Jeanne (1928). "Vie d'Elisabeth de Honrie Vierge de l'Ordre des Precheurs". La vie mystique d’un monastere de Dominicaines au moyen age. Paris: Perrin. hlm. 169–221. 
  • Barratt, Alexandra (1992). "The Revelations of Saint Elizabeth of Hungary: Problems of Attribution". The Library. Sixth Series. Volume XIV (Issue 1): 1–11. 
  • Barratt, Alexandra (1992). "The Virgin and the Visionary in The Revelations of Saint Elizabeth". Mystics Quarterly. 42: 125–36. 
  • Bunson, Matthew/Margaret/Stephen (2003). Our Sunday Visitor's Encyclopedia of Saints. Our Sunday Visitor Publishing. ISBN 1931709750. 
  • Duggan, Anne J. (2002). Queens and Queenship in Medieval Europe: Proceedings of a Conference Held at King's College London, April 1995. Boydell Press. ISBN 0-85115-881-1. 
  • Klaniczay, Gábor (2002). Holy Rulers and Blessed Princesses: Dynastic Cults in Medieval Central Europe. Cambridge University Press. ISBN 0521420180. 
  • Maráz, Karel (2006). Václav III. České Budějovice : Veduta. ISBN 978-80-86829-25-8. 
  • McNamer, Sarah (1996). The Two Middle English Translations of the Revelations of St Elizabeth of Hungary. Heidelberg: Universitatsverlag C. Winter. ISBN 978-3825303853. 
  • Vetter, F. (1906). Das Leben der Schwestern zu Toss beschrieben von Elsbet Stagel, samt der Vorrede von Johannes Meier und dem Leben der Princessin Elisabet von Ungarn. Berlin: Deutsche Texte des Mittelalters. hlm. 98–121. 

Pranala luar