Ligue 1

Divisi Tertinggi di Liga Prancis
Revisi sejak 28 November 2017 07.42 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Ligue 1 adalah divisi teratas dalam liga sepak bola Perancis. Ligue 1 terdiri dari 20 tim sejak musim 2002-03 (sebelumnya 18). Tiga tim terbawah didegradasikan ke Ligue 2, dan digantikan oleh tiga tim teratas dari divisi tersebut. Ligue 1, dalam bentuknya seperti saat ini, dimulai sejak tahun 1932. Klub yang paling berhasil adalah AS Saint-Étienne yang juara 10 kali, diikuti Olympique de Marseille (8), dan FC Nantes (8).

Ligue 1
Negara Perancis
Klub lain dari  Monako
KonfederasiUEFA
Dibentuk1932
1932–1933 (sebagai National)
1933–2002 (sebagai Division 1)
Jumlah tim20
Tingkat pada piramida1
Degradasi keLigue 2
Piala domestikPiala Perancis
Piala Liga Perancis
Piala Juara Perancis
Piala internasionalLiga Champions
Liga Eropa
Juara bertahan ligaAS Monaco FC (gelar ke-8)
(2016–17)
Klub tersuksesSaint-Étienne (10 gelar)
Televisi penyiarCanal+
beIN Sports
Situs weblfp.fr
Ligue 1 2017–18

Sejarah

Jasa pelaut Inggris

Beruntung pada masa lampau orang sudah mengenal musyawarah untuk mufakat. Tanpa itu, mungkin sepak bola Prancis tidak akan semodern saat ini. Bisa jadi Ligue 1 (Le Championnat de France de D1) juga terlambat lahir.

Seperti halnya di benua Amerika serta mayoritas negara-negara Eropa daratan, sepak bola masuk ke Prancis berkat jasa Englishmen. Klub pertama yang berdiri di negeri itu adalah Le Havre Athletic Club (tahun 1872), tim yang kini bermukim di divisi dua alias Ligue 2.

Hal ini tak mengejutkan mengingat Le Havre adalah kota pelabuhan yang terletak persis di tepian English Channel (selat yang memisahkan Britania dengan Eropa). Jadi, penduduk lokal mulai mengenal permainan ini dari para pelaut Inggris.

Tapi, setidaknya hingga 1890an, ada tiga macam aturan sepak bola yang dimainkan di Prancis: association football, rugby football, dan hybrid football (gabungan dua jenis pertama).

Karena berlainan, perkembangan tiap jenis menjadi tak lancar. Karena itu orang-orang pun bermusyawarah dan sepakat untuk membuatnya lebih sederhana di bawah satu aturan, yakni association football, mirip dengan aturan yang kita kenal sekarang. Alhasil, lebih banyak orang yang tertarik dan sepak bola pun merambah hingga ke seluruh pelosok Prancis.

Banyaknya peminat serta klub-klub baru memicu digelarnya turnamen sepak bola regional. Paris menggelarnya pertama kali pada 1892 dan kemudian diikuti daerah-daerah lain.

Namun, lantaran perbedaan etnis dan agama, belum ada sebuah kompetisi khusus yang menggelar secara rutin pertandingan antarklub secara nasional. Hingga 1903, sedikitnya ada tujuh turnamen regional yang digelar di Prancis.

Pembentukan Federasi sepak bola Prancis juga berjalan lambat kendati tim Les Bleus sudah melakukan pertandingan antarnegara untuk pertama kali pada 1 Mei 1904 melawan Belgia (skornya 3-3).

Musim perdana (1932)

 
Logo lama.

Pecahnya Perang Dunia I menambah lambat proses integrasi dan baru pada tahun 1917 turnamen nasional Piala Prancis (Charles-Simon Cup) dilangsungkan. Tanggal 7 April 1919, Fédération Française de Football (FFF) akhirnya berdiri.

Sekjen FFF, Jules Rimet, terpilih menjadi Presiden Fédération Internationale de Football Association (FIFA) pada 1921 dan berkat visinya Piala Dunia digelar pada 1930. Namun, liga profesional di Prancis baru bergulir dua tahun kemudian. Pesertanya berjumlah 20 klub dan terbagi menjadi dua grup.

Pada musim perdana (1932-1933), Lille (l'Olympique Lillois) tampil sebagai juara. Kompetisi liga dengan pakem modern baru dilangsungkan pada tahun berikut via pembentukan Championnat de France.

Badan ini punya tiga divisi berjenjang, yakni Ligue 1 (yang tertinggi), kemudian Ligue 2, dan Amateur French Championship (CFA), sebagaimana yang dikenal hingga saat ini.

Rekor-rekor Ligue 1

  • Gelar terbanyak: Saint-Etienne (10 gelar)
  • Titel berurutan terbanyak: Lyon (7 kali, 2002-2008)
  • Paling lama tak terkalahkan dalam satu musim: Nantes, 32 partai (1994-1995)
  • Tak terkalahkan di kandang: Nantes, 92 partai (15 Mei 1976 hingga 7 April 1981)
  • Kemenangan terbanyak dalam satu musim: 26 kali, dicapai oleh Reims (1959-60), Monaco (1960-61), Nantes (1965-66, 1979-80) untuk liga yang diikuti 20 tim; 25 kali, dicapai Saint-Etienne (1969-70) untuk liga yang diikuti 18 tim
  • Kemenangan kandang terbanyak dalam satu musim: 19, Saint-Etienne (1974-75)
  • Kemenangan tandang terbanyak dalam satu musim: 12, dicapai oleh Saint-Etienne (1969-70), Lyon (2005-2006), dan Marseille (1971-1972 dan 2008-2009)
  • Kekalahan paling sedikit: 1, Nantes (1994-95)
  • Paling sering menempati divisi utama: Sochaux, 57 musim
  • Tanpa putus menempat divisi utama: Nantes, 44 musim, sejak 1963-2007)
  • Musim dengan jumlah gol terbanyak: 1946-47 (1.344 gol, rata-rata 3,51 per partai)
  • Tim paling produktif: RC Paris, musim 1959-60 (118 gol)
  • Pertahanan terbaik: Marseille, musim 1991-92, kemasukan 21 gol
  • Selisih gol terbaik: Reims, musim 1959-60 (+63)
  • Kemenangan terbesar: 12-1, Sochaux vs Valenciennes, musim 1935-36
  • Jumlah kartu kuning terbanyak: 1.654, musim 2002-03
  • Jumlah kartu merah terbanyak: 131, musim 2002-03
  • Klub penerima kartu merah terbanyak dalam satu musim: 1998-99 Bastia, 2002-03 PSG, 2003-04 Lens (13 kartu)
  • Pelatih dengan partai terbanyak: Guy Roux, Auxerre (1961-2000, 2001-2005), 890 partai
  • Total penonton terbanyak: 8.086.774, musim 2004-05
  • Penonton terbanyak dalam satu pertandingan: 77.840, Lille vs Lyon, musim 2007-2008.

Referensi