Medina Latief Harjani

pengusaha asal Indonesia

Medina Latief Harjani (lahir 4 Agustus 1970) adalah seorang profesional dan pengusaha Indonesia. Ia merupakan Direktur Pasaraya, anak perusahaan dari sebuah Holding Company, ALatief Corporation, yang didirikan oleh Abdul Latief, seorang konglomerat dan mantan menteri Indonesia.[1]

Medina Latief Harjani
Lahir4 Agustus 1970 (umur 54)
Indonesia Jakarta
KebangsaanIndonesia Indonesia
Almamater- Universitas Trisakti, Jakarta
- Lincoln University of San Francisco, Amerika Serikat
PekerjaanProfesional, pengusaha
Dikenal atasPresiden Direktur Pasaraya
Presiden Komisaris ALatief Corporation
PasanganMeidiana Latief
Keluarga Chairul Tanjung
Orang tuaAbdul Latief (ayah)
Nursyamsiah (ibu)
Donna Latief (ibu tiri)
KerabatKenisha Atthiya Latief (anak)
Kalista Annura Latief (anak)
Ahmad Nagara Latief (adik tiri)
Francesca Latief (anak)
Annabelle Latief (anak)
Adiro Latief (anak)

Riwayat

Kehidupan pribadi

Medina lahir di Jakarta pada 4 Agustus 1970. Ia merupakan anak sulung di antara empat bersaudara dari pasangan Abdul Latief (ayah) dan Nursiah (ibu). Ayahnya dikenal sebagai konglomerat Indonesia dan juga pernah menjabat menteri pada masa pemerintahan Orde Baru. Medina mempunyai adik yang bernama Ahmad Dipo Ditiro, atau yang lebih dikenal sebagai Dipo Latief, yang juga aktif mengelola beberapa anak perusahaan dari ALatief Corporation yang didirikan ayah mereka sejak awal tahun 1970-an.[2] Medina Latief telah menikah dan telah dikaruniai tiga orang anak.

Pendidikan

Medina menempuh pendidikan tingginya di Fakulatas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, sebelum meraih gelar MBA dari International Business, Lincoln University of San Francisco, Amerika Serikat.[3]

Referensi

  1. ^ Tri Sulistiowati (19 Agustus 2013). "Medina Latief memuaskan hasrat belanja" Kontan.co.id. Diakses 4 Maret 2014.
  2. ^ Henni T. Soelaeman (13 Agustus 2012). "Akankah Pamor Pasaraya Kembali Moncer?" SWA. Diakses 4 Maret 2014.
  3. ^ Satria Rangga Fausta (24 September 2011). "Medina L. Harjani: Determined to advance local products" The Jakarta Post. Diakses 4 Maret 2014.

Pranala luar