Kota Kediri
Kota Kediri (Hanacaraka: ꦏꦸꦛꦏꦼꦝꦶꦫꦶ) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 130 km sebelah barat daya Surabaya dan merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah penduduk. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Kota Kediri terbelah oleh sungai Brantas yang membujur dari selatan ke utara sepanjang 7 kilometer.
Kota Kediri
ꦏꦸꦛꦑꦼꦝꦶꦫꦶ Kota Tahu | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Daerah tingkat II | ||||||
Dari atas searah jarum jam: Menara Agung Asma'ul Husna dan pegunungan Liman-Wilis, Hotel Grand Surya Kediri, Alun-Alun Kota Kediri, Pabrik Gudang Garam | ||||||
Motto: Djojo ing Bojo (Mengalahkan Marabahaya) | ||||||
Koordinat: 7°48′59.8″S 112°0′42.9″E / 7.816611°S 112.011917°E | ||||||
Negara | Indonesia | |||||
Provinsi | Jawa Timur | |||||
Tanggal berdiri | 27 Juli 879 | |||||
Dasar hukum | UU No. 12/1950 | |||||
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
| |||||
Pemerintahan | ||||||
• Wali Kota | Abdullah Abu Bakar, S.E. | |||||
• Wakil Wali Kota | Lilik Muhibbah, S.Sos., M.Pd. | |||||
Luas | ||||||
• Total | 63,40 km2 (24,48 sq mi) | |||||
Peringkat | 69 | |||||
Populasi (2010)[1] | ||||||
• Total | 267.435 | |||||
• Peringkat | 39 | |||||
• Kepadatan | 4,218/km2 (10,920/sq mi) | |||||
• Peringkat kepadatan | 31 | |||||
Demografi | ||||||
• Agama | Islam (87,85%), Protestan (5,50%), Katolik (2,20%), Buddha (0,35%), Hindu (0,09%), Konghucu (0,05%), Lain-lain (0,01%) | |||||
• Bahasa | Indonesia, Jawa, dll | |||||
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) | |||||
Kode BPS | ||||||
Kode area telepon | [[Daftar kode telepon di Indonesia|+62 354]] | |||||
Pelat kendaraan | AG | |||||
Kode Kemendagri | 35.71 | |||||
DAU | Rp. 562.943.089.000.- | |||||
Situs web | www |
Kediri dikenal merupakan pusat perdagangan utama untuk gula dan industri rokok terbesar di Indonesia.[2] Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Pada tahun 2010, Kediri dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia yaitu Most Recommended City for Investment[3] berdasarkan survei oleh SWA yang dibantu oleh Business Digest, unit bisnis riset grup SWA.
Sejarah
Artefak arkeologi yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar Kediri menjadi lokasi kerajaan Kediri, sebuah kerajaan Hindu pada abad ke-11.[4]
Awal mula Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari Kahuripan ke Dahanapura, menurut Serat Calon Arang. Dahanapura ("Kota Api") selanjutnya lebih dikenal sebagai Daha. Sepeninggal Airlangga, wilayah Medang dibagi menjadi dua: Panjalu di barat dan Janggala di timur. Daha menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu dan Kahuripan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Jenggala. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai Kerajaan Kadiri/Kediri, dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri sampai Kabupaten Madiun sekarang.
Semenjak Kerajaan Tumapel (Singasari) menguat, ibukota Daha diserang dan kota ini menjadi kedudukan raja vazal, yang terus berlanjut hingga Majapahit, Demak, dan Mataram.
Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi Geger Pecinan. Jawa Timur pada saat itu dikuasai Cakraningrat IV, adipati Madura yang memihak VOC dan menginginkan bebasnya Madura dari Kasunanan Kartasura. Karena Cakraningrat IV keinginannya ditolak oleh VOC, ia memberontak. Pemberontakannya ini dikalahkan VOC, dibantu Pakubuwana II, sunan Kartasura. Sebagai pembayaran, Kediri menjadi bagian yang dikuasai VOC. Kekuasaan Belanda atas Kediri terus berlangsung sampai Perang Kemerdekaan Indonesia.
Perkembangan Kota Kediri menjadi swapraja dimulai ketika diresmikannya Gemeente Kediri pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan Staasblad (Lembaran Negara) no. 148 tertanggal 1 Maret 1906[5]. Gemeente ini menjadi tempat kedudukan Residen Kediri dengan sifat pemerintahan otonom terbatas dan mempunyai Gemeente Raad ("Dewan Kota"/DPRD) sebanyak 13 orang, yang terdiri dari delapan orang golongan Eropa dan yang disamakan (Europeanen), empat orang Pribumi (Inlanders) dan satu orang Bangsa Timur Asing. Sebagai tambahan, berdasarkan Staasblad No. 173 tertanggal 13 Maret 1906 ditetapkan anggaran keuangan sebesar f. 15.240 dalam satu tahun. Baru sejak tanggal 1 Nopember 1928 berdasarkan Stbl No. 498 tanggal 1 Januari 1928, Kota Kediri menjadi "Zelfstanding Gemeenteschap" ("kota swapraja" dengan menjadi otonomi penuh).
Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949 menjadi salah satu titik rute gerilya Panglima Besar Jendral Sudirman.
Kediri juga mencatat sejarah yang kelam juga ketika era Pemberontakan G30S PKI karena banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Geografi
Luas wilayah Kota Kediri adalah 63,40 km² atau (6.340 ha) dan merupakan kota sedang di Provinsi Jawa Timur. Terletak di daerah yang dilalui Sungai Brantas dan di antara sebuah lembah di kaki gunung berapi, Gunung Wilis dengan tinggi 2552 meter. Kota berpenduduk 312.000 (2012) jiwa ini berjarak ±130 km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur terletak antara 07°45'-07°55'LS dan 111°05'-112°3' BT.[6] Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 meter di atas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).
Seluruh wilayah kota Kediri berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri
- Sebelah Selatan: Kecamatan Kandat, Kecamatan Ngadiluwih, dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
- Sebelah Timur: Kecamatan Ngasem, Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri
- Sebelah Barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri
Demografi
Menurut catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2012 sebanyak 312.331 jiwa[7]. Kepadatan penduduk Kota Kediri adalah sebesar 4.926 jiwa per km².
Menjadi situs sebuah ibukota kuno bagi kerajaan Jawa, kota ini merupakan salah satu pusat kebudayaan utama bagi suku Jawa dan di kota ini juga berisi beberapa reruntuhan kuno dan candi era Kerajaan Kediri dan Kerajaan Majapahit.
Suku bangsa
Mayoritas penduduk Kota Kediri adalah suku Jawa, diikuti dengan Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura, Sunda, Arab, dan berbagai perantau di luar suku Jawa lainnya yang tinggal dan menetap di kota ini.
Agama
Berdasarkan Sensus Penduduk Kota Kediri pada tahun 2010, mayoritas penduduk beragama Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan aliran kepercayaan lainnya[8].
Banyak tempat ibadah seperti Masjid, Klenteng, Pura, Gereja dan lainnya telah berdiri ratusan tahun seperti bangunan Gereja GPIB Kediri peninggalan masa kolonial Belanda dan Klenteng Tjio Hwie Kiong. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kediri terjalin dengan baik.
Bahasa
Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal di masyarakat Kota Kediri, sedangkan Bahasa Jawa menjadi yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan keluarga, tetangga, teman, atau orang-orang sesama penutur bahasa Jawa lainnya. Berbeda dengan bahasa Jawa Dialek Surabaya dan Dialek Malang yang memiliki dialek dan gaya bahasa Jawa yang blak-blakan dan egaliter, bahasa Jawa mayoritas masyarakat Kediri dan wilayah Mataraman Jawa Timur lainnya cenderung halus dari segi pemakaian kata dan penuturan.
Pemerintahan
Secara administrasi pemerintahan Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat Kediri dalam pemilihan wali kota Kediri setiap lima tahun sekali. Wali kota Kediri membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung pertama di kota Kediri pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, setelah sebelumnya wali kota dan wakilnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri saat ini adalah Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah yang berasal dari Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia.
Perwakilan
DPRD Kota Kediri adalah lembaga perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat Kota Kediri pada pemilu legislatif setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Kota Kediri periode 2014-2019 terdiri atas 30 kursi yang didominasi oleh PAN (6 kursi), PDI Perjuangan (4 kursi), dan PKB (4 kursi). Pimpinan DPRD Kota Kediri periode 2014-2019 terdiri dari Kholifi Yunon (Ketua; PAN), Wara S. Reni Permana (Wakil Ketua; PDI-P), dan Abdul Muid (Wakil Ketua; PKB) yang resmi menjabat sejak 9 Oktober 2014. DPRD Kota Kediri hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai | Kursi |
---|---|
PAN | 6 |
Lambang PDI-P PDI-P | 4 |
PKB | 4 |
Lambang PKS PKS | 3 |
Partai Gerindra | 3 |
Lambang Partai Golkar Partai Golkar | 3 |
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat | 2 |
Partai Hanura | 2 |
PPP | 2 |
Partai NasDem | 1 |
Total | 30 |
Pembagian administratif
Kota Kediri terdiri atas 3 kecamatan dan 46 kelurahan. Berikut adalah daftar kecamatan di Kediri:
Perekonomian
Kota ini berkembang seiring meningkatnya kualitas dalam berbagai aspek, yaitu pendidikan, pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, hingga olahraga. Pusat perbelanjaan dari pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern sudah beroperasi di kota ini.
Industri rokok Gudang Garam yang berada di kota ini, menjadi penopang mayoritas perekonomian warga Kediri, yang sekaligus merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sekitar 16.000 warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini[butuh rujukan]. Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukai yang relatif besar kepada pemerintah kota.
Di bidang pariwisata, kota ini mempunyai beragam tempat wisata, seperti Kolam Renang Pagora, Water Park Tirtayasa, Dermaga Jayabaya, Goa Selomangleng, dan Taman Sekartaji. Di area sepanjang Jalan Dhoho menjadi pusat pertokoan terpadat di Kediri. Beberapa sudut kota juga terdapat minimarket, cafe, resort, hiburan malam dan banyak tempat lain yang menjadi penopang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi.[butuh rujukan] Kediri menjadi rujukan para investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor perekonomian kota ini. Pondok pesantren besar yang ada di Kota Kediri di antaranya adalah Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Wali Barokah.
Pariwisata
Meliputi Wisata Rekreasi, Kuliner, Alam dan Religi, yaitu:
Wisata Alam
- Gua Selomangleng, di Kelurahan Pojok
Wisata Sejarah
- Candi Setono Gedong, Satu-satunya candi di Indonesia yang ada tepat di tengah kota. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Hindu dan terletak di Jalan Dhoho
- Museum Airlangga, di Kelurahan Pojok
- Museum Fotografi Kediri
- Klenteng Tjio Hwie Kiong
- Gereja Merah GPIB Kediri, bangunan khas era kolonial
- Dermaga Joyoboyo
- Monumen Kediri Syu
Wisata Keluarga
- Waterpark Selomangleng, di Kelurahan Pojok
- Kolam Renang Pagora
- Kolam Renang Tirtoyoso
- Alun-Alun Kota Kediri
- Taman Sekartaji
Wisata Religi
- Masjid Banjar Mlati, Masjid Tertua di Kota Kediri
- Masjid Auliyya Setono Gedong
- Masjid Agung Kota Kediri
- Makam Kuno Mbah Wassil
Wisata Kuliner
- Wisata Kuliner Soto Kediri Bok Ijo di Terminal Tamanan
- Pusat Tahu Takwa dan Gethuk Gedang di Jalan Pattimura dan Jalan Yos Sudarso
- Kuliner Pecel di Jalan Dhoho
- Kuliner Jagung Bakar di Bundaran Sekartaji
Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan, Mall & Pasar di area Kediri
- Kediri Town Square [9] (Jl. Hasanuddin)
- Kediri Mall [10] (Jl. Hayam Wuruk)
- Ramayana [11] (Jl. Panglima Sudirman)
- Golden Swalayan & Golden Theatre (Jl. Hayam Wuruk)
- Dhoho Plaza (Jl. Panglima Sudirman)
- Dhoho Square (Jl. Brigjend Katamso)
- Hayam Wuruk Trade Center (Jl. Hayam Wuruk)
- UFO Mall Elektronik (Jl. Joyoboyo)
- Anfia Komputama (Jl. Sersan Bahrun)
- AJBS Swalayan (Jl. Kilisuci)
- Jayabaya Trade Center (Jl. Jayabaya)
- Mojoroto Indah Trade Center (Jl. Kawi)
- Borobudur Swalayan dan Toserba (Jl. Dhoho)
- Kris Galeri Trade Center (Jl. Brawijaya)
- Plaza Kediri Swalayan (Jl. Yos Sudarso)
- Komplek Ruko Stadion Brawijaya
- Pasar Pahing
- Pasar Setono Betek
- Pasar Bandar
- Pasar Raya Sriratu
Akomodasi
Foto
-
Kota Kediri: Kawasan Simpang Lima Gumul
-
Simpang Lima Gumul pada waktu malam
Media
Televisi
Lokal
Nasional
Pendidikan
Di bidang pendidikan, kota ini memiliki puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta, ada tiga sekolah yang kemudian masuk kedalam segitiga emas pendidikan Kota Kediri (sekolah bergengsi) yaitu SMA Negeri 2 Kediri, SMA Negeri 1 Kediri dan SMA Negeri 7 Kediri. Kemudian diikuti oleh Sekolah Menengah Atas lainnya seperti SMA Negeri 3 Kediri, SMA Negeri 8 Kediri, SMA Negeri 6 Kediri. Dan Sekolah Menengah Atas swasta seperti SMA Katolik Santo Augustinus Kediri, SMA Kristen Petra Kediri. Juga berdiri beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, hingga Pondok Pesantren. Dalam tahap wacana, akan dibangun Universitas Brawijaya Kampus IV di lahan seluas 23 ha di Mrican, Kota Kediri[18]. Pembangunan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain yang sedang berlangsung adalah pembangunan Politeknik Negeri Kediri. Universitas Brawijaya Kampus Kediri telah membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak tahun 2011 dan sejak tahun itu pula perkuliahan sudah dilaksanakan.
Sekolah
- SMA Negeri 1 Kediri
- SMA Negeri 2 Kediri
- SMA Negeri 3 Kediri
- SMA Negeri 4 Kediri
- SMA Negeri 5 Kediri
- SMA Negeri 6 Kediri
- SMA Negeri 7 Kediri
- SMA Negeri 8 Kediri
- Madrasah Aliyah Negeri 2 kediri (MAN 2 KEDIRI)
- Madrasah Aliyah Negeri 3 kediri (MAN 3 KEDIRI)
- Madrasah Aliyah Al-Huda kediri (MA Alhuda)
- Madrasah Aliyah HM Tri Bakti
- Madrasah Aliyah Nurul Ula
- SMA AL ANWAR
- SMA AR-RISALAH
- SMA BRAWIJAYA KEDIRI
- SMA DIPONEGORO KEDIRI
- SMA ISLAM YPA KEDIRI
- SMA KARTANEGARA KEDIRI
- SMA KATOLIK ST. AUGUSTINUS KEDIRI
- SMA KRISTEN PETRA KEDIRI
- SMA MA'ARIF
- SMA MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI
- SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI
- SMA SULTAN AGUNG KEDIRI
- SMA WAHIDIYAH
- SMALB-B PUTRA ASIH
- SMALB-C BAKTI PEMUDA
- SMALB-C PUTRA ASIH
- SMK Negeri 1 Kediri
- SMK (SMEA) Negeri 2 Kediri
- SMK (SMEA) Negeri 3 Kediri
- SMK (SMEA) PAWYATAN DAHA I Kediri
- SMK (SMEA) PAWYATAN DAHA 2 Kediri
- SMK (STM) PGRI 1 Kediri
- SMK (SMEA) PGRI 2 Kediri
- SMK (SMEA) PGRI 3 Kediri
- SMK (STM) PGRI 4 Kediri
- SMK (SMKK) DHARMA WANITA KOTA KEDIRI
- SMK (STM) AL- HUDA
- SMK (STM) KARTANEGARA KOTA KEDIRI
- SMK (STM) KRITEN UZIEL KEDIRI
- SMK (STM) PGRI 1 KEDIRI
- SMK (SMEA) BRAWIJAYA 1
- SMK (SMEA) MUHAMMADIYAH 1 KEDIRI
- SMK (STM) MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI
- SMK (STM) TAMAN SISWA
- SMK ANALIS KESEHATAN BHAKTI WIYATA
- SMK BHAKTI WISATA KEDIRI
- SMK FARMASI BHAKTI WIYATA
- SMK PENGATUR RAWAT GIGI BHAKTI WIYATA
- SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI
- SMK TI PELITA NUSANTARA
Perguruan tinggi
- Universitas Brawijaya Kampus III[19] (Kampus III)
- Poltekkes Kemenkes Malang (Prodi Kebidanan)
- Politeknik Negeri Kediri[20]
- Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri[21] (STAIN) Kediri
- Universitas Nusantara PGRI[22] (UNP) Kediri
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada Kediri (STRADA)
- Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata[23] (IIK)
- Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
- Universitas Kadiri (UNIK)[24]
- Universitas Islam Kadiri (UNISKA)[25]
- Universitas Islam Tribakti
- Universitas Terbuka[26]
- Akademi Kebidanan Medika Wiyata Kediri
- Akademi Kebidanan dan Keperawatan Pamenang Pare
- Politeknik Cahaya Surya
- Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Cahaya Surya
- LP3i college kediri
- Sekolah Tinggi Teknik Cahaya Surya
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Surya
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kediri
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prima Visi
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wahidiyah
- Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Kediri
- Cahaya Art School Kediri - Pendidikan Seni Rupa Tradisional dan Modern
Pondok pesantren
- Pondok Pesantren Lirboyo[27][1]
- Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo
- Pondok Pesantren Wali Barokah[28] (LDII)
- Pondok Pesantren Darul Ma'rifat Gontor 3
- Pondok Pesantren Kedunglo
- Pondok Pesantren Queen Al-Falah
- Pondok Pesantren Assaidiyyah
- Pondok Pesantren Al Ishlah
- Pondok Pesantren Nurul Huda
- Pondok Pesantren Nurul Amien
- Pondok Pesantren Salafiyyah
- Pondok Pesantren Darussalam
- Pondok Pesantren Al-Hikmah
- Pondok Pesantren Hidayatus Sholihin
- Pondok Pesantren Maunah Asri
- Pondok Pesantren As Salam
- Pondok Pesantren Al Fatih
- Pondok Pesantren Al Hidayah
- Pondok Pesantren Al Qur'an Amien
- Pondok Pesantren Putri Hidayat Mubtadi'aat
- Pondok Pesantren Tribakti Lirboyo
- Pondok Pesantren Al-Huda
Lembaga bimbingan belajar
- Lembaga Penelitian Yeerce
- Lembaga Konsultan Statistik JK Riset
- LBBP LIA
- English First (EF)
- International Language Program (ILP)
- LBB Ganesha Operation (GO)
- LBB Sony Sugema College (SSC)
- LBB Neutron
- LBB Primagama
- LBB BEST
- LBB BSC
Layanan Kesehatan
RSUD Gambiran adalah rumah sakit yang cukup reprentatif, memiliki banyak fasilitas dan menjadi pusat rujukan kesehatan di daerah kediri dan sekitarnya
Olahraga
Kediri adalah kandang bagi klub sepak bola Persik Kediri yang bermain di Liga Super Indonesia. Tercatat telah memenangkan Piala Liga Indonesia IX & XII pada tahun 2003 & 2006. Stadion Brawijaya menjadi tempat Persik Kediri bertanding.
Kuliner
Kota Kediri mendapat julukan Kota Tahu sebagai ciri khas oleh-oleh kuliner paling terkenal berupa Tahu Kuning yang biasa diburu oleh wisatawan saat berkunjung atau melewati Kota Kediri.[29]. Juga ada Nasi Pecel Tumpang sebagai makanan khas daerah ini.[30]
Masakan
Kota Kediri memiliki beberapa masakan khas, yaitu:
- Soto Kediri
- Soto Tamanan
- Sate Bekicot
- Stik Tahu
- Tahu Takwa
- Sate Bekicot[31]
- Krengsengan Bekicot
- Nasi Goreng Arang
- Nasi Pecel Tumpang[30]
- Sate Emprit
Jajanan Pasar
Kota Kediri memiliki beberapa jajanan pasar khas, yaitu:
Oleh-Oleh
Kota Kediri memiliki beberapa oleh-oleh khas, yaitu:
Kota Kembar
Kota kembar adalah kota yang berkerja sama
Referensi
- ^ "Population Census 2010 Province East Java". BPS. Diakses tanggal 2012-02-29.
- ^ Kediri, Encyclopædia Britannica
- ^ Kota terbaik untuk berbisnis 2010
- ^ Kediri archeological discovery offers clues on ancient kingdom, The Jakarta Post, 24 March 2007.
- ^ Sejarah Kota Kediri dari laman www.eastjava.com
- ^ Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan Jawa Timur, 2009
- ^ Demografi Kota Kediri
- ^ Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut
- ^ Kediri Town Square
- ^ Kediri Mall
- ^ Ramayana Dept.Store Dan Robinson Supermarket Hadir Di Kota Kediri
- ^ Grand Surya Hotel
- ^ Merdeka Hotel
- ^ Insumo Palace Hotel & Resort
- ^ Bukit Daun Hotel & Resort
- ^ Lotus Garden Hotel
- ^ Penataran Hotel
- ^ http://www.beritajatim.com/detailnews.php/4/Hukum_&_Kriminal/2012-08-16/143954
- ^ Universitas Brawijaya cabang Kediri
- ^ Politeknik Negeri Kediri/
- ^ Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
- ^ Universitas Nusantara PGRI
- ^ Institut Ilmu Kesehatan
- ^ Universitas Kadiri
- ^ Universitas Islam Kadiri
- ^ Universitas Terbuka
- ^ Pondok Pesantren Lirboyo
- ^ Pondok Pesantren Wali Barokah
- ^ Mengungkap Rahasia Dibalik Julukan Kota Tahu untuk Kediri
- ^ a b Saus dari Tempe Busuk nan Lezat
- ^ Gurihnya Sate Bekicot Kediri
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- About Kediri Regency
- (Indonesia) Pesona Tempat Wisata Di Kediri
- (Indonesia) Keindahan Kosakora dari Puncaknya
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Kediri |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |