Partai Kebangkitan Bangsa

partai politik di Indonesia


Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik berideologi Konservatisme di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi).

Partai Kebangkitan Bangsa
Ketua umumMuhaimin Iskandar
Sekretaris JenderalAbdul Kadir Karding
Dibentuk23 Juli 1998; 26 tahun lalu (1998-07-23)
Kantor pusatJalan Raden Saleh 1 No. 9, Menteng
Jakarta Pusat
DKI Jakarta
IdeologiPancasila
Konservatisme
Pluralisme
Kursi di DPR
47 / 560
Situs web
www.dpp.pkb.or.id

Tokoh-Tokoh penting PKB

Kader terkenal

Pimpinan lembaga negara

No Nama Jabatan Tahun
1
Matori Abdul Djalil
Wakil Ketua MPR
1999–2001
2
Khofifah Indar Parawansa
Wakil Ketua DPR
1999
3
Muhaimin Iskandar
1999–2004
2004–2009

Menteri pemerintahan

No. Nama Jabatan Tahun Kabinet
1
Alwi Abdurrahman Shihab Menteri Luar Negeri
1999–2001
Persatuan Nasional
2
Mohammad Mahfud Menteri Pertahanan
2000–2001
Menteri Kehakiman
2001
3
AS Hikam Menteri Negara Riset dan Tekhnologi
1999–2001
4
Khofifah Indar Parawansa Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
1999–2001
5
Matori Abdul Djalil Menteri Pertahanan
2001–2004
Gotong Royong
6
Alwi Abdurrahman Shihab Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
2004–2005
Indonesia Bersatu
7
Erman Soeparno Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2005–2009
8
Saifullah Yusuf Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
2004–2007
9
Muhammad Lukman Edy
2007–2009
10
Muhaimin Iskandar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2009–2014
Indonesia Bersatu II
11
Helmy Faishal Zaini Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
2009–2014
12
Hanif Dhakiri Menteri Ketenagakerjaan
2014–sekarang
Kerja
(4)
Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial
2014–sekarang
13
Marwan Jafar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Indonesia
2014–2016
14
Eko Putro Sandjojo
2016–sekarang
15
Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga 2014–sekarang
16
Muhammad Nasir Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2014 -Sekarang

Kepala Daerah

No. Nama Jabatan Periode
1
Abdul Fatah Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung 2017 - Sekarang
2
Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur 2013 - Sekarang
3
Said Ismail Wakil Gubernur Kalimantan Tengah 2015 - Sekarang
4
Agus Arifin Nu'mang Wakil Gubernur Sulawesi Selatan 2013 - Sekarang
5
Masnah Busro Bupati Muaro Jambi 2017 - Sekarang
6
Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur 2015 - Sekarang
7
Erlina Wakil Bupati Pesisir Barat 2015 - Sekarang

Kronologi Pendirian

Kisah pendirian PKB dimulai pada 11 Mei 1998. Ketika para kyai sesepuh di Langitan mengadakan pertemuan. Mereka membicarakan situasi terakhir yang menuntut perlu diadakan perubahan untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Saat itu para kyai membuat surat resmi kepada Pak Harto yang isinya meminta agar dia turun atau lengser dari jabatan presiden. Pertemuan itu mengutus Kyai Muchid Muzadi dari Jember dan Gus Yusuf Muhammad menghadap Pak Harto untuk menyampaikan surat itu. Mereka berangkat ke Jakarta, meminta waktu tetapi belum dapat jadwal. Sehingga sebelum surat itu diterima, Pak Harto sudah mengundurkan diri terlebih dahulu tanggal 23 Mei 1998.

Pada tanggal 30 Mei 1998, diadakan istighosah akbar di Jawa Timur. Lalu semua kyai berkumpul di kantor PWNU Jatim. Para kyai itu mendesak KH Cholil Bisri supaya menggagas dan membidani pendirian partai bagi wadah aspirasi politik NU. Ia menolaknya karena tidak mau terlalu berkecimpung jauh dalam dunia politik dan merasa lebih baik di dunia pesantren saja. Akan tetapi para kyai terus mendorongnya karena dinilai lebih berpengalaman dalam hal politik. Pada saat itu Gus Dur belum ikut dalam pertemuan ini.

Persiapan Pendirian

Kemudian pada tanggal 6 Juni 1998, KH Cholil Bisri mengundang 20 kyai untuk membicarakan hal tersebut. Undangan hanya lewat telepon. Tetapi pada hari H-nya yang datang lebih 200 kyai. Sehingga rumahnya di Rembang sebagai tempat pertemuan penuh. Dalam pertemuan itu terbentuklah sebuah panitia yang disebut dengan Tim “Lajnah” yang terdiri dari 11 orang. Ia sendiri menjadi ketua dengan sekretarisnya adalah Gus Yus. Panitia ini bekerja secara maraton untuk menyusun platform dan komponen-komponen partai termasuk logo (yang sampai saat ini menjadi lambang resmi partai) yang pembuatannya diserahkan kepada KH.A. Mustofa Bisri. Selain itu terbentuk juga Tim Asistensi Lajnah terdiri dari 14 orang yang diketuai oleh Matori Abdul Djalil dan sekretarisnya Asnan Mulatif.

Pada tanggal 18 Juni 1998 panitia mengadakan pertemuan dengan PBNU. Dilanjutkan audiensi dengan tokoh-tokoh politik (NU) yang ada di Golkar, PDI dan PPP. Panitia menawarkan untuk bergabung, tanpa paksaan. PBNU sendiri menolak pendirian partai. Setelah itu pada tanggal 4 Juli 1998, Tim ‘Lajnah’ beserta Tim dari NU mengadakan semacam konferensi besar di Bandung dengan mengundang seluruh PW NU se-Indonesia yang dihadiri oleh 27 perwakilan.

Nama Partai dan Deklarator

Hari itu diputuskan nama partai. Usulan nama adalah Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangitan Ummat dan Partai Nahdlatul Ummat. Akhirnya hasil musyawarah memilih nama PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Lalu ditentukan siapa-siapa yang menjadi deklarator partai. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14), Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Ketua–ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tanda tangan dilengkapi naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU untuk mencari pemimpin partai ini.

Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni KH Munasir Allahilham, KH Ilyas Ruchyat Tasikmalaya, KH Muchid Muzadi Jember dan KH. A. Mustofa Bisri Rembang dan ditambah KH Abddurahman Wahid sebagai ketua umum PBNU. Nama 72 deklarator dari Tim Lajnah itu dihapus oleh semua oleh PBNU.

Membentuk Tim Khusus PBNU

Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun, sikap yang ditunjukan PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU setempat. Di antara mereka bahkan ada yang sudah mendeklarasikan parpol yakni Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon.

Membentuk Tim 5

Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk menampung aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai oleh KH Ma'ruf Amin (Rais Suriyah/Koordinator Harian PBNU), dengan anggota, KH M Dawam Anwar (Katib Aam PBNU), Prof Dr KH Said Aqil Siradj, M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), H M. Rozy Munir,S.E., M.Sc. (Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal PBNU). Untuk mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU.

Membentuk Tim Asistensi

Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim Lima seiring semakin derasnya usulan warga NU untuk mendirikan partai politik, maka pada Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni 1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima, selain itu juga dibentuk Tim Asistensi NU yang diketuai oleh Arifin Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU) dengan anggota H Muhyiddin Arubusman, H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz, M.A., Drs. H Andi Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Drs. Amin Said Husni dan Muhaimin Iskandar. Tim Asistensi NU bertugas membantu Tim NU dalam mengiventarisasi dan merangkum usulan pembetukan parpol.

Merancang Flatform, AD/ART Partai

Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan rapat untuk mendefinisikan dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal 26 - 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan konsinyering di Villa La Citra Cipanas untuk membahas usulan pendirian PKB dari para Kiai yang telah berkumpul di Rembang yang di dalam usulannya telah menyerahkan berkas-berkas Platform Partai, AD/ART, Tanda Gambar Partai. Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan yaitu:

  1. Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik
  2. Mabda' Siyasiy[1]
  3. Hubungan Partai Politik dengan NU
  4. AD/ART[2]
  5. Naskah Deklarasi[3]

Daftar Ketua Umum PKB

No. Ketua Umum Mulai Menjabat Akhir Jabatan Periode
1
  Matori Abdul Djalil
23 Juli 1998
15 Agustus 2001
1
Pjs
  Alwi Shihab
15 Agustus 2001
17 Januari 2002
2
17 Januari 2002
25 Mei 2005
2
3
  Muhaimin Iskandar
25 Mei 2005
23 Juli 2010
3
23 Juli 2010
1 September 2014
4
1 September 2014
Petahana (2019)
5

Pemilihan Umum

Partai ini pertama mengikuti pemilu pada tahun 1999 dan pada tahun 2004 mengikutinya lagi. Partai yang berbasis kaum NU ini sempat mengajukan Gus Dur sebagai presiden yang menjabat dari tahun 1999 sampai pertengahan 2001. Pada tahun 2004, partai ini memperoleh hasil suara 10,57% (11.989.564) dan mendapatkan kursi sebanyak 52 di DPR. Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 27 kursi (4,82%) di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 5.146.122 suara (4,9%). Ini berarti penurunan besar (50% kursi) dari hasil perolehan pada tahun 2004. Kemudian, pada Pemilu 2014 kemarin, suara partai meningkat dua kali lipat menjadi 9,04% (11.298.957) dengan mendapatkan 47 kursi di DPR-RI.

Perolehan suara

s • b  Perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa pada pemilihan umum legislatif sejak 1999
Tahun Suara % Kursi % +/−
1999 13,336,982 12.61 51 11.03 n/a
2004 11,989,564 10,57 52 9,45 +1
2009 5,146,122 4,94 27 4,82 -25
2014 11,298,957 9,04 47 8,40 +20

Rujukan