Festival Istiqlal
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Hanamanteo (Kontrib • Log) 2480 hari 1365 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Festival Istiqlal merupakan festival kebudayaan Islam Indonesia dari masa tradisional hingga modern. Festival ini diselenggarakan sebanyak 2 kali—pertama pada 1991 dan terakhir pada 1995—di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pada festival ini, Al-Qur’an Mushaf Istiqlal mendapat tempat tersendiri: pada festival pertama, Presiden Soeharto menulis kalimat basmalah yang menandakan dimulainya Festival Istiqlal I sekaligus penulisan mushaf ini, dan pada festival terakhir, mushaf yang sudah selesai ditulis kemudian dipamerkan sebagai bagian dari pembukaan Festival Istiqlal II. Jumlah pengunjung festival ini selalu melebihi target semula: pada festival pertama dikunjungi sekitar 6 juta orang dari target semula sebesar 6 kali lipatnya, dan pada festival terakhir dikunjungi sekitar 11 juta orang, lebih 1 juta orang dari yang diperkirakan.Berbagai pertunjukan memeriahkan kedua festival ini. Pos Indonesia selalu menerbitkan prangko yang dikhususkan untuk kedua festival.
Festival Istiqlal I
Festival Istiqlal I diselenggarakan selama sebulan sejak 15 Oktober 1991. Pembukaan festival ini ditandai dengan penulisan kalimat basmalah pada Al-Qur’an Mushaf Istiqlal oleh Presiden Soeharto. Banyak kegiatan yang berlangsung dalam festival kali ini, yaitu pameran arsitektur, pameran seni rupa tradisional dan modern, pameran Al-Qur’an, pameran naskah dan buku, pameran tata boga, dan pameran busana muslimah, pertunjukan tilawah, teater, musik dan tarian, membaca puisi, pemutaran film, forum ilmiah, simposium, diskusi, ceramah, perlombaan azan, dan perlombaan kaligrafi. Beberapa pementasan seni dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki. Karya seni Islam yang ditampilkan tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Pakistan. Festival kali ini dikunjungi oleh sekitar 6 juta orang, 6 kali lipat dari target semula. Selama 2 minggu pertama, pengunjung rata-rata mencapai 200.000 orang per hari. Pada 2 minggu terakhir, pengunjung meningkat 2 kali lipatnya hingga 400.000 orang per hari.[1]
Pos Indonesia turut merayakan festival kali ini dengan menerbitkan satu prangko bernilai Rp200 dan sampul hari pertama bernilai Rp500.[2]
Festival Istiqlal II
Festival Istiqlal II diselenggarakan dalam rangka peringatan Tahun Emas Indonesia dari 23 September–18 November 1995. Festival kali ini dikunjungi 11 juta orang, dua kali lipat dari festival sebelumnya dan lebih 1 juta orang dari yang diperkirakan, sepuluh kali lipat dari target kunjungan festival sebelumnya. Pembukaan festival ini ditandai dengan peluncuran Al-Qur’an Mushaf Istiqlal yang telah disusun selama 4 tahun yang diikuti dengan penandatanganan prasasti sebagai tanda selesainya penulisan mushaf, penabuhan bedukMasjid Sunan Ampel oleh Presiden Soeharto, penandatanganan prangko, dan pertunjukan multimedia kolosal ‘’Semarak Emas Menyulang Emas’’, yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia. Upacara pembukaan ini diiringi pula dengan irama gamelan sekaten. Banyak kegiatan yang berlangsung dalam festival kali ini, yaitu Mushaf Usmani dari Tashkent, Uzbekistan, maket dan foto berbagai bentuk masjid, naskah dan buku-buku kuno, surat para wali dan raja-raja Islam masa lalu, seni ukir dan seni lukis Islam kontemporer, simposium, pembacaan puisi, pertunjukan wayang, dll. Festival ini diketuai oleh Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad dan diikuti pula oleh masyarakat Islam dari berbagai negara, misalnya Turki, Mesir, Inggris, dll.[1]
Pos Indonesia turut merayakan festival kali ini dengan menerbitkan satu prangko bernilai Rp700 dan sampul hari pertama bernilai Rp1400.[3]
Referensi
- ^ a b Nata dkk. 2003, hlm. 254-256.
- ^ Pos Indonesia (1991) Brosur Penerbitan Prangko Festival Istiqlal 1991
- ^ Pos Indonesia (1995) Brosur Penerbitan Prangko Festival Istiqlal 1995
Daftar pustaka
- Gade, Anna M. (2004). Perfection Makes Practice: Learning, Emotion, and the Recited Quran in Indonesia. Honolulu, Hawaii: University of Hawaii Press. ISBN 9780824825997.
- Nata, Abuddin; Asmuni, Ahmad; Raya, Ahmad Thib; Kusaeri, Atjeng Achmad; Azra, Azyumardi; Yatim, Badri; Sudradjat, Djadjat; Hasyim, Husmiaty; Shiddiq, Muhammad Arfah; Matola, Muhammad Galib; Suparta, Muhammad; Mukhtar, Maksum; Mulia, Musdah; Haroen, Nasrun; Wahid, Ramli Abdul; Jamrah, Suryan A.; Ranuwijaya, Utang; Ali, Yunasril; Bagil, Zainal Abidin (2003). Suplemen Ensiklopedi Islam. 1 (A-K). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. ISBN 979-8276-76-0.
- Willford, Andrew Clinton; George, Kenneth M. (2005). Spirited Politics: Religion and Public Life in Contemporary Southeast Asia. Southeast Asia Program Publication. ISBN 9780877277378.