Wawancara Aiman Witjaksono dengan Basuki Tjahaja Purnama
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Hanamanteo (Kontrib • Log) 2507 hari 662 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Pada 17 Maret 2015,[note 1] Basuki Tjahaja Purnama diwawancarai secara langsung dengan Aiman Witjaksono dari Kompas TV di Balai Kota DKI Jakarta.[1][2] Wawancara ini tayang pada acara Kompas Petang . Topik dari wawancara ini mengenai kisruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2015.
Latar belakang
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama (s: 钟万学, t: 鍾萬學, e Zhōng Wànxué, Hakka Ahok) merupakan Gubernur DKI Jakarta ke-17 sejak 19 November 2014 yang menggantikan Joko Widodo yang telah terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-7 pada 20 Oktober 2014.
Namun, selain keberhasilannya dalam mengelola Jakarta, Ramadhian Fadillah dari Merdeka menyebut bahwa Basuki merupakan gubernur yang sering memaki kepada siapa saja.[3] Pada relokasi warga Muara Baru, Basuki sempat memaki-maki warga di sana. Basuki menyebut warga Muara Baru dengan sebutan mafia bajingan, perampok, komunis, miskin, dan kurang ajar.[4] Basuki juga pernah menyebut pelajar sekolah yang nakal sebagai bajingan.[5] Sebelum Basuki diwawancarai oleh Aiman, pada 3 Maret 2015, Basuki mencoret pengajuan anggaran dari DPRD dengan perkataan "Pemahaman nenek lu!".[6] Ramadhian juga menambahkan bahwa bukan hanya Basuki yang sering memaki. Gubernur DKI Jakarta ke-9 Ali Sadikin juga sering memaki.[3]
Aiman Witjaksono
Menurut profil yang dimuat Tirto, Aiman Witjaksono merupakan jurnalis dan presenter televisi. Semasa kecil, pada 1980-an, Aiman pernah beberapa kali menjadi bintang tamu pada sebuah acara anak di TVRI. Sebelum menjadi presenter di Kompas TV, Aiman bekerja untuk RCTI sejak 2002-2014 sebagai reporter hingga produser eksekutif sekaligus penyiar. Ketika masa terakhir Aiman bekerja untuk Aiman, pekerjaan terakhirnya adalah penyiar Seputar Indonesia. Sejak Januari 2015, Aiman berpindah tempat kerja menjadi Kompas TV dan menjadi presenter di acara Aiman. [7]
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2015
Mulai tahun anggaran 2015, atau setelah dilantik menjadi Gubernur baru menggantikan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama mengajukan e budgeting sebagai solusi untuk memperbaiki penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta. Sistem ini sebenarnya sudah diajukan sejak 2014, namun ditolak. Karena itu, dilakukan pembenahan terhadap birokrasi di DKI Jakarta dan PNS yang bersih dan memiliki kemampuan e budgeting ditunjuk. Hal ini akhirnya memicu kontroversi anggaran pembelian UPS pada RAPBD 2015. Pembahasan RAPBD 2015 akhirnya berakhir deadlock dan harus menggunakan pagu APBD 2014.[8][9] Dalam insiden ini, Ahok diteriaki "anjing" oleh salah satu anggota dewan saat diadakan mediasi oleh Kementerian Dalam Negeri.[10]
Isi wawancara
Topik dari wawancara ini mengenai kisruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2015. Basuki menjawab tuduhan yang mengatakan Basuki mencoba menyuap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Prasetyo Edi Marsudi senilai Rp 12,7 triliun yang ditanyakan Aiman Witjaksono.[11] Aiman juga menanyakan dugaan keterlibatan istri Basuki, Veronica Tan, dalam kisruh ini.[12] Selama wawancara, Aiman mengingatkan Basuki agar berhenti mengucapkan perkataan kasar dan kotor karena wawancara dilakukan secara langsung.[13]
Dampak
"...istri saya mau nerima CSR untuk main di Kota Tua. Lu buktiin aja nenek lu sialan bangsat gua bilang. Lu buktiin aja. Gue juga udah keki."
"...lu lawan bini gua kalah lu mati aja lu. Kasih taik aja muka lu"
"...kalau betul ada suap 12,7 triliun kenapa si DPRD membatalkan lapor ke Bareskrim? Kok goblok sekali lu orang? ...kalau ada bukti memang nyuap apa lu laporin dong bego. ...bego banget lu gitu lho. ...sementara ada bukti gua mau nyuap lu 12,7 triliun, kok lu nggak berani laporin? Gua kuatir lu kemaluan lu punya ga nih? ...eh dibalikin ini yang buat suap. Sialan nggak tuh? Makanya gua bilang panggil gua datang ke angket. Kapan lu panggil biar gua jelasin semua."
"Gua bukain lu taik-taik semua itu seperti apa. ...nggak apa-apa, biar orang tau emang taik gua bilang. ...kalau bukan taik apa? Kotoran. Silakan. Emang taik namanya kok. Emang taik, mau bilang apa. ...TV jangan pernah wawancara gua live kalo nggak suka kata gua taik segala macem. Itu bodohnya anda mau live dengan saya."
– Petikan wawancara yang disorot Komisi Penyiaran Indonesia karena memuat perkataan kasar dan kotor.[14]
Komisi Penyiaran Indonesia memberi sanksi kepada Kompas TV berupa penghentian sementara Kompas Petang dalam jangka waktu 3 hari sehubungan dengan wawancara ini karena memuat beragam perkataan kasar dan kotor yang diucapkan Basuki, walau Aiman telah mencoba untuk menenangkan Basuki. Keputusan ini dikeluarkan KPI melalui surat nomor 225/K/KPI/3/15 tanggal 23 Maret 2015.[note 2] Kompas TV wajib menyampaikan permintaan maaf kepada pemirsa yang disiarkan pada waktu siar yang sama dalam Kompas Petang.[15]
Tanggapan
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki meminta maaf kepada sejumlah pihak terkait wawancara ini. Basuki juga meminta maaf kepada sejumlah pihak yang merasa kecewa dengan sikapnya tersebut. Menurut Basuki, apa yang dikatakannya merupakan suatu ungkapan kekesalan semata terhadap oknum yang dinilai telah menyalahi aturan hukum yang berlaku[16] sekaligus sebuah spontanitas.[17] Basuki menyebut bahwa Basuki muak dengan keadaan di tengah lingkungan masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat melakukan tindak rasywah besar-besaran dan dengan santun menggunakan gaya bahasa agama. Inilah yang menyebabkan kemarahan Basuki sudah tidak bisa dibendung lagi. Sehingga dengan perkataan kasar itulah, Basuki bisa meluapkan kemarahannya, terhadap oknum-oknum pejabat yang menurut Basuki bisa hidup mewah, sementara rakyat menderita.[16] Namun, Basuki enggan mengubah gaya bicaranya walau diprotes banyak pihak.[18]
Aiman Witjaksono
Dalam sebuah tanggapan yang baru ditulis di Kompas oleh Aiman sendiri 2 tahun setelah wawancara ini, Aiman menuturkan bahwa Aiman mendapatkan kepastian pada awal Maret 2015 untuk mewawancarai Basuki Tjahaja Purnama setelah Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi memberi kabar perihal kesediaan Basuki kepada Aiman. Rencananya, Aiman akan mewawancarai Basuki terkait Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2015 karena keinginannya untuk mengupas permasalahan yang terjadi dengan rancangan tersebut. Wawancara tersebut dilaksanakan secara langsung di Balai Kota DKI Jakarta. Sebelum wawancara, Basuki mengajak Aiman untuk menyantap makan malam di ruang kantor gubernur. Selama makan malam, Basuki dan Aiman membicarakan permasalahan rancangan APBD tersebut, dan pada saat mengakhiri makan malam, Basuki menyebutkan bahwa Aiman beruntung untuk mewawancarainya karena Basuki akan menjelaskan dengan rinci permasalahan tersebut.[19]
Awalnya, wawancara berjalan pada lancar, terutama pada bagian pertama. Pada bagian kedua, Aiman menanyakan kepada Basuki dengan lebih terperinci terkait jumlah, cara, dan bagaimana bisa ada uang siluman triliunan rupiah dalam anggaran tersebut, termasuk pertanyaan "serangan" yang disampaikan oleh sejumlah pihak DPRD DKI Jakarta pada saat itu, terkait dengan foto istri Ahok, Veronica Tan, yang duduk di kursi rapat Gubernur. Menurut Aiman, pada pertanyaan ini, Basuki tampak marah bukan kepada Aiman sendiri, namun kepada DPRD. Namun, Aiman tidak menghentikan wawancara ini karena menurut Aiman terdapat hak masyarakat untuk mengetahui perihal permasalahan pada rancangan APBD tersebut, dan Basuki berjanji akan mengupas segala hal terkait pembahasan ini.[19]
Walau terkena sanksi dari KPI, namun Aiman merasa puas, karena dari wawancara inilah, pertama kali dibahas dalam soal dana siluman Rp 12 triliun, yang akhirnya jadi diskusi berminggu–minggu di masyarakat dan juga media.[19]
Pihak ketiga
Wasekjen DPP Asosiasi Fiskal Indonesia Budi G. Sutomo menyatakan bahwa terdapat substansi lain dari wawancara ini yang positif, yaitu pernyataan Basuki yang siap mati melawan koruptor itu merupakan sifat yang luar biasa.[20]
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Ni’am Sholeh menyebut bahwa Basuki Tjahaja Purnama telah memberikan teladan sangat buruk bagi anak-anak. KPAI mendesak Ahok meminta maaf secara terbuka kepada publik, khususnya kepada anak-anak, sambil menyesali perbuatannya serta menegaskan bahwa apa yang dikatakan itu salah serta berkomitmen untuk tidak mengulanginya. Asrorun meminta Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan proses penegakan hukum dan etika kepada Ahok agar ada efek jera dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi agar memeriksa ucapan dan perilaku Ahok secara khusus.[21]
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya mengkhawatirkan gaya bahasa dalam wawancara ini ditiru oleh anak-anak. Menurut Tantowi, sekalipun jarang dari anak-anak yang mendapatkan berita di koran, televisi, atau portal berita daring, namun banyak anak-anak yang dapat mengakses YouTube untuk menonton wawancara ini. Umpatan Ahok merupakan hal tabu, namun, kalau terus dilontarkan dan terus mendapatkan tempat di media massa, maka suatu saat akan menjadi pembenaran.[22]
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Siddiq membuat surat terbuka kepada Basuki atas nama seorang warga Jakarta.[23]
Catatan kaki
- ^ Berita lain menyebut 18 Maret 2015.
- ^ KPI menilai sejumlah ucapan Ahok dalam program wawancara tersebut melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14 Ayat (2), Pasal 17, dan Pasal 22 Ayat (3) serta Standar Program Siaran Pasal 9 Ayat (2), Pasal 15 Ayat (1), dan Pasal 24 yaitu mengeluarkan sejumlah pernyataan kasar/kotor yang dilarang untuk ditampilkan karena tidak santun, merendahkan martabat manusia, dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, serta rentan untuk ditiru oleh khalayak, terutama anak-anak dan remaja.
Referensi
- ^ "Ini Penyebab Ahok Bicara Kotor Saat Wawancara Live di TV". Viva. 20 Maret 2015. Diakses tanggal 1 Februari 2018.
- ^ "Inilah Wawancara Ahok Ngomong (Maaf) Tai". Rakyat Merdeka Online. 19 Maret 2015. Diakses tanggal 1 Februari 2018.
- ^ a b Fadillah, Ramadhian (27 Agustus 2015). "Bukan Cuma Ahok Gubernur DKI yang Suka Memaki 'Goblok'". Merdeka. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
- ^ Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "5 Makian Ahok kepada warga Muara Baru Pluit". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok sebut mafia tanah Muara Baru bajingan". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok: Warga Muara baru di Jakarta mau hidup apa ngerampok?". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok sebut warga Muara Baru komunis". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok: Kalau miskin tahu diri". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok sebut warga Muara Baru kurang ajar mereka". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- Winarmo, Henry H. (12 Mei 2013). "Ahok sebut mafia tanah Muara Baru bajingan". Merdeka. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- ^ Alvin, Silvanus (15 November 2013). "Sebut Pelajar Nakal Calon Bajingan, Ahok Terancam Dilaporkan". Liputan 6. Diakses tanggal 6 Februari 2018.
- ^ "Coretan Ahok 'Pemahaman Nenek Lu!' Rp 8,8 T yang Membuat DPRD Murka". Detik. 3 Maret 2015. Diakses tanggal 8 Februari 2018.
- ^ "Aiman Witjaksono". Tirto. Diakses tanggal 8 Februari 2018.
- ^ E budgeting sempat ditolak di 2014. diakses dari situs Ahok.org
- ^ Ahok Harus Tetap Jalankan Sistem ebudgeting dalam APBD. dari situs Okezone
- ^ Diteriaki Anjing oleh DPRD, Ahok Sebut Daging Anjing Enak. dari situs Merdeka
- ^ Kurnia Sari Aziza, Kistyarini (ed.) (20 Maret 2015). "Ahok: Saya Minta Maaf Bawa "Bahasa Toilet"". Kompas. Diakses tanggal 10 Februari 2018. templatestyles stripmarker di
|author=
pada posisi 31 (bantuan) - ^ "Marah dan Bicara Tak Pantas Saat Wawancara Live di TV, Ini Penjelasan Ahok". Detik. 18 Maret 2015. Diakses tanggal 13 Februari 2018.
- ^ "Ini Penyebab Ahok Bicara Kotor Saat Wawancara Live di TV". Viva. 20 Maret 2015. Diakses tanggal 12 Februari 2018.
- ^ Staf Komisi Penyiaran Indonesia (23 Maret 2015). "Penghentian Sementara Segmen Wawancara Pada Program Jurnalistik "Kompas Petang" Kompas TV". Komisi Penyiaran Indonesia. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
- ^ Sihite, Ezra (24 Maret 2015). "KPI Beri Sanksi ke "Kompas TV" atas Wawancara Ahok". Berita Satu. Diakses tanggal 13 Februari 2018.
- ^ a b "Ahok Minta Maaf Soal Bahasa Toilet, Tapi..." Viva. 21 Maret 2015. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
- ^ "Ahok Minta Maaf Lontarkan Umpatan Bahasa Toilet Saat Wawancara Live di TV". Detik. 20 Maret 2015. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
- ^ "Diprotes Banyak Pihak, Ahok Enggan Ubah Gaya Bicara". Viva. 20 Maret 2015. Diakses tanggal 12 Februari 2018.
- ^ a b c Witjaksono, Aiman (27 November 2017). "DKI Jakarta dan Anggaran Siluman". Kompas. Diakses tanggal 13 Februari 2018.
- ^ "Sebut DPRD Tai, Ahok Tegaskan Siap Mati". Fiskal. 22 Maret 2015. Diakses tanggal 22 Februari 2018.
- ^ Wulandari, Indah (red.) (20 Maret 2015). "KPAI: Ahok Harus Minta Maaf pada Anak-Anak". Republika. Diakses tanggal 10 Februari 2018. templatestyles stripmarker di
|first=
pada posisi 7 (bantuan) - ^ "Tantowi: Gaya Bicara Ahok Bisa Rusak Anak-anak". Viva. 19 Maret 2015. Diakses tanggal 10 Februari 2018.
- ^ "Surat Terbuka untuk Ahok". Viva. 20 Maret 2015. Diakses tanggal 10 Februari 2018.