Nasi gandul

salah satu jenis hidangan nasi
Revisi sejak 31 Maret 2018 03.01 oleh 120.188.83.208 (bicara) (HJ)

Nasi gandul atau Sego Gandul adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia yang sepintas mirip dengan Semur Daging dan Gulai.

Nasi Gandul
Nama lainSego Gandul
Tempat asalIndonesia
DaerahPati, Jawa Tengah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Latar Belakang

Nasi gandul merupakan masakan khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, merupakan jalan pantai utara Jawa). Akan tetapi, konon menurut cerita, daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari desa gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari desa Gajahmati tetap menuliskan kata desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.

Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.

Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).

Versi ketiga mungkin dahulu hanya sebagai bahan banyolan masyarakat Pati. Dikisahkan bahwa penjual (seorang pria) yang menjajakan nasi tersebut dengan cara berkeliling, memakai sarung. Ketika penjual tersebut duduk dan melayani pembeli, sarung penjual tersebut tersingkap dan kelihatan alat kelaminnya yang ‘gondal-gandul’. Kemudian, sejak saat itu orang menyebut nasi itu adalah nasi gandul. Dari versi-versi tersebut, versi pertama dan kedualah yang bisa diterima oleh masyarakat luas.

Makanan ini sama sepintas sangat mirip dengan Soto Betawi dan Soto tangkar yang dijual di seputaran daerah Jakarta, Soto Padang yang dijual di seputaran daerah Kota Padang, serta Soto Bandung yang dijual di seputaran daerah Kota Bandung.

Cara Penyajian

Signifikansi Laporan Akhir

Laporan akhir ini diharapkan dapat menginformasikan pemerintah dan masyarakat yang membaca laporan akhir saya terutama orang-orang yang belum tahu hukum atau about Fishery Crimes Law Enforcement In Indonesia Territorial Sea. Laporan akhir ini juga diharapkan menjadi sosialisasi tidak langsungterhadap pemerintah dan masyarakat  about Fishery Crimes Law Enforcement In Indonesia Territorial Sea. Penulis  bermaksud untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan masyarakat tentang Fishery Crimes Law Enforcement In Indonesia Territorial Sea. Dengan memahami penegakahan hukum pidana perikanan beserta penyelesaiannya, pemerintah dan masyarakat diharapkan untuk kooperatif dan peran pemerintah dalam menjalankan kebijakannya lebih mengoptimalkan penegakan hukum tindak pidana perikanan di perarian indonesia sehingga negara indonesia dapat memanfaatkan sumber daya laut secara maksimal.

Pranala luar

https://www.facebook.com/pages/Kuliner-Pati/188033624561549

Lihat pula