Lauw Tek Lok, Luitenant der Chinezen (meninggal di Meester Cornelis pada tahun 1887) adalah seorang pejabat tinggi pemerintah dan tuan tanah di Batavia, Hindia belanda.[2][3] Ia dikenang karena masa jabatannya yang panjang sebagai Luitenant der Chinezen, semacam kepala daerah orang Tionghoa, di Bekasi; dan karena pernikahan antar-sukunya dengan Francisca Louisa Zecha.[4][1]

Lauw Tek Lok, Luitenant der Chinezen
Luitenant der Chinezen of Bekasi
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Sebelum
Daerah pemilihanBekasi
Informasi pribadi
LahirBatavia, Dutch East Indies
Meninggal1887
Meester Cornelis, Dutch East Indies
KebangsaanIndonesian
Suami/istriLouisa Zecha
HubunganLauw Ho(father)
Aristide William Lauw Zecha (grandson)
Alwin Lauw Zecha (great-grandson)
Adrian Lauw Zecha (great-grandson)
AnakEmilia Lauw Joe Nio (daughter)
Cornelia Sebastiana Lauw Gobang (daughter)
Christiaan Lauw Tjeng Soey (son)
Maximilian Theodoor Lauw Tjeng Kiet (son)
Louis Lauw Tjeng Bie (son)[1]
PekerjaanMandarin
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Lahir di Batavia, Lauw Tek Lok adalah putra Lauw Ho, seorang tycoon dan mitra dari pacht madat Ngo Ho Tjiang yang sangat berkuasa di awal abad ke sembilan belas.[5] Lauw Tek Lok sendiri menjadi salah satu tuan tanah atau Landheer  yang terbesar di Batavia dengan tanah-tanah partikelir pertanian ('particuliere landen') di Ommelanden kota Batavia, termasuk real tanah partikelir Cimanggis.

Lauw diangkat pada tahun 1854 sebagai Luitenant der Chinezen perdana di Bekasi, sebuah jabatan administratif sipil yang tetap ia pegang sampai kematiannya pada tahun 1882. Sebagai Luitenant, Lauw memainkan peranan penting perkembangan dan pembangunan daerah Bekasi dan wilayah sekitarnya. Setelah kematiannya pada tahun 1882, Lauw Tek Lok digantikan sebagai Luitenant der Chinezen di Bekasi oleh seorang sesama tuan tanah, Luitenant Tan Kang Ie.

Walaupun kariernya sebagain seorang administrator pemerintah memuaskan pihak Belanda, perkawinan antar-suku Lauw dengan Francisca Louisa Zecha, seorang nyonya Indo keturunan Bohemia, sangat menjengkelkan kalangan Belanda. Pasangan Lauw-Zecha ini menjadi nenek moyang Keluarga Lauw-Sim-Zecha yang terkenal sampai sekarang, dan adalah kakek-nenek buyut dari Adrian Lauw Zecha, pendiri perusahan perhotelan tingkat dunia Aman Resorts.

Referensi

  1. ^ a b Gautama, Sudargo (1961). Segi-segi hukum peraturan perkawinan tjampuran: (Staatsblad 1898 no. 158) oleh Gouw Giok Siong. Djakarta: Djambatan. 
  2. ^ "Chineesch Bestuur te Mr. Cornelis". Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie (102). Bruining. 1 May 1882. 
  3. ^ "Burgerlijke Staat. Europeaan Chinees. Voogdij". Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie (123). Bruining. 26 May 1886. 
  4. ^ Fromberg, Pieter Hendrik (1926). Mr. P.H. Fromberg's Verspreide geschriften (dalam bahasa Belanda). Leidsche uitgeversmaatschappij. 
  5. ^ Benedanto, Pax; Marcus A. S. (2012). Kesastraan Melayu Tionghoa 5. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023759.