Ibrani 11 (disingkat Ibr 11) adalah bagian dari Surat kepada Orang Ibrani dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Berisi ulasan mengenai iman dan saksi-saksinya.[2] Tidak diketahui pengarangnya, selain dari informasi bahwa ia seorang laki-laki (berdasarkan jenis kata yang dipakainya, misalnya di ayat 11:32)[3] dan kenal dekat dengan Timotius.[4]

Ibrani 11
Sebagian naskah Papirus 13, yang memuat Surat Ibrani 2:14-5:5; 10:8-22; 10:29-11:13; 11:28-12:17, dibuat sekitar tahun 225-250 M.
KitabSurat Ibrani
KategoriSurat-surat Paulus/Surat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
19

Teks

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

Ayat 1

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (TB)[5]

Ayat 4

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik daripada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. (TB)[6]

Referensi silang: Kejadian 4:4; Kejadian 4:10
Allah menerima persembahan korban Habel karena Habel itu benar, mengabdi kepada Allah dan taat (bandingkan Ams 15:8; Mat 23:35; 1Yoh 3:12).[7]

Ayat 5

Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah. (TB)[8]

Referensi silang: Kejadian 5:22; Kejadian 5:24

Ayat 6

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (TB)[9]

Ayat ini menggambarkan berbagai keyakinan yang merupakan sebagian dari iman yang menyelamatkan.

  • 1) Orang harus percaya adanya Allah yang berkepribadian, tidak terbatas, dan kudus yang memperdulikan setiap insan.
  • 2) Orang harus percaya bahwa Allah akan memberikan pahala apabila ia dengan sungguh-sungguh mencari Dia sambil mengetahui bahwa pahala yang terbesar adalah sukacita dan kehadiran Allah sendiri. Dia adalah perisai dan pahala yang amat besar (Kejadian 15:1; bandingkan Ulangan 4:29; lihat Matius 7:7–8; Yohanes 14:21).
  • 3) Orang harus dengan tekun mencari Allah dan sungguh-sungguh menginginkan kehadiran dan kasih karunia-Nya.[7]

Ayat 8

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (TB)[10]

Iman dan ketaatan tidak dapat dipisahkan, sebagaimana halnya ketidakpercayaan dan ketidaktaatan juga tidak dapat dipisahkan (Ibr 3:18–19; Yoh 3:36).[7]

Ayat 10

Sebab ia (Abraham) menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. (TB)[11]

Abraham mengetahui bahwa negeri perjanjian yang di bumi ini bukanlah menjadi akhir dari pengembaraannya. Sebaliknya, negeri itu menunjuk kepada kota sorgawi yang telah dipersiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia. Abraham merupakan panutan untuk seluruh umat Allah; kita harus menyadari bahwa kita hanya merantau di dunia ini dan sedang menuju ke rumah kita yang sesungguhnya di sorga. Di dalam hidup ini janganlah kita mencari keamanan mutlak atau terpesona oleh dunia yang sekarang (Ibrani 11:14,16; 13:14). Kita harus memandang diri kita sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Bumi bukanlah tanah air kita, tetapi adalah negeri asing; akhir dari perantauan kita adalah "tanah air yang lebih baik" (Ibrani 11:16), "Yerusalem sorgawi" (Ibrani 12:22), dan "kota yang akan datang" (Ibrani 13:14).[7]

Ayat 31

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. (TB)[12]

Ayat 32

Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, (TB)[3]

Ayat 35

Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. (TB)[13]

Referensi silang: 2 Makabe:7
Merupakan harapan akan kehidupan kekal setelah penyiksaan di dunia ini.[14]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ a b Ibrani 11:32 - Sabda.org
  4. ^ Ibrani 13:23
  5. ^ Ibrani 11:1 - Sabda.org
  6. ^ Ibrani 11:4 - Sabda.org
  7. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama fulllife
  8. ^ Ibrani 11:5 - Sabda.org
  9. ^ Ibrani 11:6 - Sabda.org
  10. ^ Ibrani 11:8 - Sabda.org
  11. ^ Ibrani 11:10 - Sabda.org
  12. ^ Ibrani 11:31 - Sabda.org
  13. ^ Ibrani 11:35 - Sabda.org
  14. ^ (Inggris) James Akin, Defending the Deuterocanonicals, EWTN 

Pranala luar