Andi Maddusila Andi Idjo (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Juli 1950; umur 64 tahun) biasa di panggil Patta Nyonri adalah seorang anak pertama dari keturan Raja Gowa ke 36 (Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin) yang saat ini mencalon kan sebagai bupati kab gowa periode 2015-2020 dengan tagline “#wattunnaMi”. [1]

Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II
Raja Gowa 37
Informasi pribadi
Lahir09 Juli 1950 (umur 74)
Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Meninggal10 june 2018
Kebangsaan Indonesia
Partai politikLambang Partai Demokrat Partai Demokrat
Suami/istriNurmawati
AnakAndi Ivan A. Idjo
Andi Mirasari A. Idjo
Andi Ichsan A. Idjo
Andi Maulina A. Idjo
AlmamaterInstitut Ilmu Pemerintahan DDN Jakarta
Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Makassar
ProfesiPensiunan Pegawai negeri
Situs webandimaddusila.com
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Andi Maddusila dinobatkan sebagai Raja Gowa oleh Sekretaris Jenderal Forum Keraton se Nusantara, Gunarso G. Kusumodiningrat pada Senin, 17 Januari 2011 sekitar pukul 15.00 Wita bertempat di Perumahan Megasari Jalan Jipang Raya, Makassar. Acara ini disaksikan sekitar 300 orang dan dihadiri keturunan raja-raja dari berbagai daerah. Di antaranya Bate Salapang Takalar, Tallo, serta Bate Salapang Gowa seperti Tombolo, Lakiung, Parang-parang, dan Akangje'ne. Maddusila resmi sebagai Raja Gowa ke-37 dengan gelar Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka bergelar Sultan Alauddin II . [2]

I. SIAL DI POLITIK

Andi Maddusila adalah salah satu tokoh yang melantik dirinya sebagai raja di luar wilayah Kerajaan Gowa. Sebagai putra dari Raja Gowa sebelumnya, Andi Idjo Karaeng Lalolang, Andi Idjo merasa memiliki hak sebagai raja selanjutnya, meskipun ayahnya yang merupakan Bupati Pertama Kabupaten Gowa, sudah mendeklarasikan diri sebagai Raja Gowa terakhir. [3]

Andi Maddusila selain dikenal sebagai raja yang penuh kontroversi termasuk lokasi pelantikan yang tidak dilakukan di kerajaan melainkan di hotel horison juga dikenal sering mengaduk suasana politik di daerahnya. [4] Ia bahkan dikenal di Sulawesi Selatan sebagai tokoh yang penuh dengan kegagalan di poitik. Setidaknya selama adanya Pilkada langsung, Andi Maddusila selalu menjadi kontestas dan belum pernah sekalipun menang.

Tak hanya berkompetisi di momen Pilkada, Andi Maddusial juga termasuk tokoh yang selalu gagal di Pemilihan Legislatif (Pileg). Terhitung Andi Maddusial sudah lima kali kalah di pertarungan menjadi bupati dan dua kali gagal di Pileg. [5] Kekalahan Andi Maddusila bahkan selalu berujung bentrok. Entah Maddusila yang tidak terima ataupun pendukungnya. Selalu ada konflik besar dari kekalahannya. [6]

Kematian

Raja Gowa ke-37 I Maddusila Daeng Manyonri Karaeng Katangka  Sultan Alauddin II dikabarkan meninggal dunia Minggu (10/6/2018).

Maddusila disebut meninggal di RS Bahagia, Makassar.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Innalillah, Raja Gowa ke-37 Andi Maddusila Meninggal Dunia, http://makassar.tribunnews.com/2018/06/10/innalillah-raja-gowa-ke-37-andi-maddusila-meninggal-dunia.

Penulis: Waode Nurmin

Editor: Ilham Arsyam

Referensi

  1. ^ Waode Nurmin (22 Maret 2015). "Maddusila Kumpulkan Lima Partai Maju di Pilkada Gowa". Tribun Timur. Diakses tanggal 6 April 2015. 
  2. ^ SAHRUL (17 Januari 2011). "Pelantikan Maddusila Sebagai Raja Gowa Dihadang Massa". tempo.co. Diakses tanggal 6 April 2015. 
  3. ^ "LAD dan Isu Sesat | Kabupaten Gowa". humas.gowakab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-23. 
  4. ^ "Dewan Adat: Dilantik di Hotel, Raja Gowa tidak Sah | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2017-08-23. 
  5. ^ "Arqam Azikin: Maddusila Sudah Raja, Lima Kali Ingin Jadi Bupati Gowa". Tribun Timur. Diakses tanggal 2017-08-23. 
  6. ^ Supriatin. "Cerita pendukung keturunan raja Gowa tak terima kalah dan mengamuk | merdeka.com". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-23.