Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (bahasa Inggris: Halim Perdanakusuma International Airport) (IATA: HLP, ICAO: WIHH) adalah sebuah bandar udara di Jakarta, Indonesia. Bandar udara ini juga digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU. Sebelumnya bandar udara ini bernama Lapangan Terbang Cililitan.[1] Bandara Halim Perdanakusuma beroperasi sementara menjadi bandara komersial mulai tanggal 10 Januari 2014 untuk mengalihkan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta yang dinilai telah penuh sesak.[2]
Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Udara |
Tipe unit | Pangkalan Udara Militer |
Bagian dari | Komando Operasi Angkatan Udara I |
Moto | Prayatna Kerta Gegana |
Situs web | www.tni-au.mil.id |
Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Tipe Bandara
| ||||||||||
Pemilik | DM | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Jakarta | ||||||||||
Lokasi | Jakarta Timur, Indonesia | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Ketinggian dpl | 25 mdpl | ||||||||||
Situs web | http://www.halimperdanakusuma-airport.co.id/ | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
|
Sejarah
Pada abad ke-17, daerah Cililitan merupakan sebuah tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dinamakan Tandjoeng Ost. Kemudian sekitar tahun 1924, sebagian tanah tersebut dijadikan sebuah lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tesebut dinamakan Vliegveld Tjililitan (Lapangan Terbang Tjililitan). Di tahun yang sama, lapangan terbang ini menerima kedatangan pesawat dari Amsterdam yang kemudian menjadi penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda. Sebelum mendarat di Cililitan, pesawat Fokker ini memerlukan waktu cukup lama di perjalanan. Karena pernah jatuh dan mengalami kerusakan di Serbia hingga harus didatangkan suku cadang dari pabriknya di Amsterdam.[3]
Lapangan terbang ini juga turut andil dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran yaitu dengan cara menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan.[4]
Pada tanggal 20 Juni 1950, Belanda sepenuhnya menyerahkan lapangan terbang ini kepada pemerintah Indonesia. Ketika itu lapangan terbang ini langsung dipegang oleh AURI dan dijadikan pangkalan udara militer. Kemudian bertepatan dengan 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengenang almarhum Abdul Halim Perdanakusuma yang gugur dalam menjalankan tugasnya.[5]
Disamping sebagai pangkalan militer, Halim juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di kota Jakarta bersamaan dengan Kemayoran. Pada tahun 1974, bandar udara ini harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan disana. Halim juga sempat ditunjuk menggantikan peranan Kemayoran yang semakin padat. Namun hasilnya justru tertuju kepada pembangunan sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng. Kelak bandar udara tersebut dinamakan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Setelah Kemayoran ditutup, Bandar Udara Halim Perdanakusuma mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil untuk berfokus guna kepentingan militer. Namun pada tahun 2013, Halim memberikan 60 slot/jam untuk penerbangan berjadwal domestik maupun internasional. Hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi padatnya jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.[6]
Maskapai penerbangan dan tujuan
Penumpang
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Batik Air | Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Denpasar/Bali, Jambi, Kupang, Makassar, Malang, Manado, Mataram—Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Silangit, Surakarta/Solo, Surabaya, Ternate, Yogyakarta |
Citilink | Balikpapan, Batam, Denpasar/Bali, Malang, Mataram—Lombok, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Silangit, Surakarta/Solo, Surabaya, Tanjung Pandan, Yogyakarta |
Pelita Air | Charter: Cilacap, Dumai, Matak |
Susi Air | Cilacap, Pangandaran |
TransNusa | Pagar Alam Charter: Matak |
Wings Air | Bandar Lampung, Bandung, Malang, Semarang, Surakarta/Solo, Tasikmalaya, Yogyakarta |
Internasional
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Lion Air | Jeddah, Madinah,[Note 1] |
Kargo
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Cardig Air | Balikpapan, Singapura |
Tri-MG Intra Asia Airlines | Balikpapan, Singapura |
Bandar Udara Express Train
Studi kelayakan Bandar Udara ke Bandar Udara Express Train telah selesai dan siap untuk prakualifikasi korban . The Express Train rencana awal adalah dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ( SHIA ) ke Manggarai , tetapi untuk menyadari kebutuhan transportasi dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma ( HPIA ) , sehingga rute tersebut memutuskan untuk sejauh dari Manggarai ke HPIA . Rute ini akan 33 kilometer dari Halim - Cawang - Manggarai - Tanah Abang - Sudirman - Pluit Terminal 2 & 3 SHIA di permukaan tanah , bawah tanah dan ditinggikan , telah disepakati oleh Peraturan Menteri Nomor 1264 Tahun 2013 tentang Kementerian Perhubungan . The Express Train memakan waktu 30 menit hanya antara dua bandara bukannya 1-3 jam perjalanan.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma
- Kapten Iskandar (1950-1951)
- Kapten Moeharto (1951-1952)
- Kapten Jacub (1952-1956)
- Kapten Adm Abasuki (1956-1958)
- Letkol Noorsain (1958-1961)
- Letkol Pnb Bill Sukanto (1961-1963)
- Letkol Pnb Susanto (1963-1965)
- Kolonel Pnb Wisnu Djajengminardo (1965-1966)
- Kolonel Pnb Roesman Noerjadin (1966-1968)
- Kolonel Pnb Soekardi (1968-1970)
- Kolonel Pnb Slamet Noer Prapto (1970-1973)
- Kolonel Pnb Soejitno (1973-1975)
- Kolonel Pnb A. Umar Safiudin (1975-1977)
- Marsma TNI Siboen Dipoatmodjo (1977-1981)
- Marsma TNI Suparman N. (1981-1983)
- Marsma TNI Hardadi M.S. (1983-1986);
- Marsma TNI Djauhari (1986-1989)
- Marsma TNI T. Tarigan Sibero SE, MBA (1989-1990)
- Marsma TNI Sudiarso SE (1990-1991)
- Marsma TNI M. Amin Kahar (1991-1992)
- Marsma TNI Sutria Tubagus, S.IP (1992-1994)
- Marsma TNI Iskak Kurmanto, S.IP (1994-1996)
- Marsma TNI Abdullah Syirat, SE, S.IP (1996-1997)
- Marsma TNI Mulyanto Djojoadikusumo (1997-1998)
- Marsma TNI Teddy Sumarno, SE (1998-1999)
- Marsma TNI Iwan Sidi, S.IP (1999-2001)
- Marsma TNI Eko Edi Santoso, S.IP (2001-2002)
- Marsma TNI Erry Biatmoko (2002-2004)
- Marsma TNI Sukirno KS (2004-2005)
- Marsma TNI Amirulloh Amin (2005-2007)
- Marsma TNI Boy Syahril Qamar. SE. (2007-2009)
- Marsma TNI Bagus Puruhito (2009-2010)
- Marsma TNI M. Nurullah, S.IP (2010-2013)
- Marsma TNI Asep Adang Supriyadi (2013-2013)
- Marsma TNI Sri Pulung (2013-2015)
- Marsma TNI Umar Sugeng Hariyono (2015-2016)
- Marsma TNI Sri Mulyo Handoko (2016-2016)
- Marsma TNI Fadjar Prasetyo, S.E.,M.P.P., (2016-2018)
- Marsma TNI Mohamad Tony Harjono (2018-Sekarang)
Catatan kaki
- ^ Singgih Handoyo; Dudi Sudibyo (2011). Aviapedia: ensiklopedia umum penerbangan. Penerbit Buku Kompas. hlm. 151–. ISBN 978-979-709-547-5. Diakses tanggal 22 May 2012.
- ^ AP II pesimis pengalihan penerbangan ke Bandara Halim lancar.
- ^ "Sejarah Cililitan". July 17, 2013.
- ^ "Kemayoran, Bandara". Diakses tanggal 14 Juli2012.
- ^ "Sejarah Bandara Halim Perdana Kusuma". October 10, 2012.
- ^ "Layani Penerbangan Komersial, Bandara Halim Kebut Renovasi". December 21, 2013.
Pranala luar
- PT. Angkasa Pura II: Halim Perdanakusuma Airport (Inggris)
- Informasi bandar udara World Aero Data untuk WIHH
- Kondisi cuaca di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (WIHH) dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat
- Informasi bandar udara untuk HLP di Great Circle Mapper. Sumber: DAFIF.
- Catatan kecelakaan di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma di situs web Aviation Safety Network
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "Note", tapi tidak ditemukan tag <references group="Note"/>
yang berkaitan