Susi Air
Susi Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation dengan penerbangan berjadwal dan charter. Berkantor-pusat di Pangandaran, Jawa Barat, Susi Air beroperasi dari lima pangkalan utamanya di Medan, Jakarta, Samarinda, Kendari, Bandung, Cilacap, dan Sentani. Maskapai ini pernah terdaftar pada daftar maskapai penerbangan dilarang di Uni Eropa hingga 14 Juni 2018.
Didirikan pada akhir 2004 oleh Susi Pudjiastuti, Susi Air awalnya didirikan untuk mengantarkan muatan perikanan dari perusahaan lain milik Susi, PT ASI Pudjiastuti. Gempa bumi Samudera Hindia 2004 yang terjadi di pesisir barat Sumatra beberapa saat setelah dua pesawat Cessna Grand Caravan pertama Susi Air dipesan, langsung digunakan untuk membantu pengiriman peralatan dan obat-obatan bagi regu penolong.
Pada 2005 Grand Caravan ketiga bergabung dengan armada Susi Air sehingga Susi Air dapat memulai penerbangan berjadwal dari Medan. Selanjutnya selain beberapa Grand Caravan tambahan, Diamond Twin Star, Pilatus Turbo Porter dan Diamond Diamond Star pun ditambahkan ke dalam armada Susi Air. Pada Juni 2009, Susi Air mengumumkan bahwa mereka telah memesan 30 pesawat Grand Caravan di Paris Air Show. Bulan berikutnya, Piaggio Avanti pertama Susi Air mulai digunakan.
Penerbangan
suntingSusi Air mengoperasikan penerbangan dari 5 pangkalan utama yakni di Medan (Sumatera Utara), Halim Perdana Kusuma (Jakarta), Jawa Tengah (Cilacap), Jawa Barat (Pangandaran dan Bandung), Samarinda, dan Jayapura (Papua). Penerbangan harian yang dijadwalkan akan beroperasi dari Medan untuk Bandar Udara Nagan Raya (Meulaboh), Bandara Lasikin (Pulau Simeulue), Bandara Silangit dan Bandara Aek Godang.
Berikut Susi Air mengoperasikan layanannya (pada bulan Februari 2010):
- Surabaya - Bandar Udara Internasional Juanda
- Bandung - Bandar Udara Husein Sastranegara
- Cilacap - Bandar Udara Tunggul Wulung
- Jakarta - Bandar Udara Halim Perdanakusuma
- Pangandaran - Bandara Udara Nusawiru
- Jepara - Bandar Udara Dewandaru
- Banyuwangi - Bandar Udara Banyuwangi
- Sumenep - Bandar Udara Trunojoyo
- Pulau Bawean-Gresik - Bandar Udara Harun Thohir
- Pulau Pagerungan-Sumenep - Bandar Udara Pagerungan
- Balikpapan - Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
- Banjarmasin - Bandar Udara Syamsudin Noor
- Datah Dawai - Bandar Udara Datah Dawai
- Kotabaru - Bandar Udara Stagen
- Long Apung - Bandara Udara Long Ampung
- Long Bawan - Bandara Udara Yuvai Semaring
- Malinau - Bandar Udara Malinau
- Melak - Bandar Udara Melak
- Muara Teweh - Bandar Udara Muara Teweh
- Pangkalan Bun - Bandar Udara Iskandar
- Samarinda - Bandara Internasional Samarinda-APT Pranoto (hub utama)[1][2]
- Tarakan - Bandar Udara Juwata
- Tanjung Selor-Bandar udara tanjung harapan
- Nunukan - Bandar Udara Nunukan
- Ambon - Bandar Udara Pattimura
- Banda - Bandar Udara Bandanaria
- Namlea - Bandar Udara Namlea
- Wahai - Bandar Udara Wahai
- Kufar - Bandar Udara Kufar
- Bau-Bau - Bandar Udara Betoambari
- Bua - Bandar Udara Lagaligo[3]
- Kendari - Bandar Udara Internasional Haluoleo
- Kolaka - Bandar Udara Sangia Nibandera
- Masamba - Bandar Udara Andi Jemma
- Palu - Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie
- Rampi - Bandar Udara Rampi[3]
- Seko - Bandar Udara Seko[3]
- Wakatobi - Bandara Udara Matahora
- Jayapura - Bandar Udara Sentani
- Biak - Bandar Udara Frans Kaisiepo
- Bintuni - Bandar Udara Stenkol
- Fak-Fak - Bandar Udara Torea
- Jila - Bandar Udara Jila
- Jita - Bandar Udara Jita
- Manokwari - Bandar Udara Rendani
- Mulia - Bandar Udara Mulia
- Nabire - Bandar Udara Nabire
- Oksibil - Bandar Udara Oksibil
- Sorong - Bandar Udara Dominique Eduard Osok
- Serui - Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro
- Sinak - Bandar Udara Sinak
- Tanah Merah - Bandar Udara Tanah Merah
- Timika - Bandar Udara Mozes Kilangin
- Wamena - Bandar Udara Wamena
- Aek Godang - Bandar Udara Aek Godang
- Blang Pidie - Bandar Udara Kuala Batee
- Medan - Bandar Udara Internasional Kuala Namu
- Meulaboh - Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya
- Siborongborong - Bandar Udara Silangit
- Pulau Simeulue - Bandar Udara Lasikin
- Kutacane - Bandar Udara Alas Leuser
- Banda Aceh - Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
- Tanjungpinang - Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
- Lingga - Bandar Udara Dabo
- Karimun - Bandar Udara Sei Bati
- Padang - Bandar Udara Internasional Minangkabau
- Kerinci - Bandar Udara Depati Parbo Kerinci
Armada
suntingPesawat | Jumlah | Pesan | Pilihan | Jumlah Penumpang | Layanan | Catatan |
---|---|---|---|---|---|---|
Piaggio P.180 Avanti II | 3 | 1 | 0 | 8 | Charter VIP dan Charter Medevac | |
Cessna C208B Grand Caravan | 32 | 7 | 0 | 12 | Penumpang reguler, charter penumpang dan charter cargo | 20 dipesan pada saat Paris Airshow 2009.[4][5] dua pesawat mengalami kecelakaan pada 2011. |
Pilatus PC-6 Porter | 9 | 0 | 3 | 7 | Penumpang, Cargo, dan Charter Survei | PK VVQ rusak pada kecelakaan di Kalimantan Timur pada 25 April, 2012. |
Air Tractor AT-802 | 1 | 0 | 0 | 0 | Tanki pemuat bahan bakar | Mengalami kerusakan propeler pada saat landing di Wamena. |
Diamond DA42 Twin Star | 1 | 0 | 0 | 3 | Charter Penumpang | |
AgustaWestland Koala | 1 | 0 | 0 | 6 | [6] | |
AgustaWestland Grand | 1 | 0 | 0 | 7 | Charter VIP di Jakarta | [6] |
Total | 45 | 8 | 2 | Pemutakhiran: Januari 2013 |
Blue Sky Network
suntingSusi Air telah dilengkapi pesawat dengan sistem pelacakan satelit canggih dari Blue Sky Network. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk melacak pergerakan pesawat melalui jaringan satelit Iridium. Sistem ini juga memungkinkan untuk panggilan suara ke dan dari pesawat melalui jaringan satelit Iridium, serta untuk mengirim dan menerima kode pesan pendek. Dan Susi Air adalah reseller Blue Sky Network untuk wilayah Indonesia.[7]
Insiden dan kecelakaan
suntingSusi Air adalah operator terbesar Cessna Grand Caravan di Asia Pasifik.
- Pada bulan Oktober 2008, pesawat Susi Air jenis Diamond DA-40 melakukan pendaratan darurat di mendarat darurat di Lapangan tembak Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat karena kehabisan bahan bakar. Gigi baling-baling pesawat itu rusak setelah menghantam tanah di lapangan rumput yang tidak rata. Selain pilot, pesawat membawa dua mekanik untuk memperbaiki pesawat lain Susi Air yang telah rusak di bandara Nusawiru.[8] Sebuah penyelidikan kecelakaan ini dilakukan oleh Indonesia Komite Nasional Keselamatan Transportasi, yang menemukan bahwa pilot tidak berlisensi di Indonesia, dan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kelaparan bahan bakar karena kegagalan pompa bahan bakar. Panitia mengatakan bahwa Susi Air harus memastikan semua pilot memiliki izin yang cukup dan bahwa produsen mesin, Thielert, harus meninjau mesin dalam rangka untuk mencegah insiden serupa.
- Pada 9 September 2011, pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B pk-VVE, dari Wamena, Papua, menuju Kenyem, jatuh di Distrik Pasema Kabupaten Yahukimo, sekitar pukul 12.20 WIT. Kedua pilot tewas. Pesawat membawa empat drum bahan bakar solar dan beberapa barang dari Wamena ke landasan terpencil. Pesawat gagal untuk tiba di tempat tujuan. Puing-puing itu ditemukan di daerah pegunungan. Pesawat tersebut dipiloti oleh Dave Cootes dari Australia dan kopilot, Thomas Munk, asal Slowakia.[9]
- Pada hari yang sama, 9 September 2011, Pesawat Susi Air Cessna 208B Grand Caravan (PK BVQ) meluncur dari landasan pacu di Kupang bandara El Tari. Insiden ini mengakibatkan pesawat menghalangi landasan pacu selama 50 menit dan menyebabkan dua pesawat Boeing 737penerbangan komersial untuk mengalihkan ke Makassar, Sulawesi.[10]
- Pada 23 November 2011 pesawat Cessna 208B Grand Caravan (PK VVG) hancur setelah lepas landas di Bandara Sugapa, Nabire, Papua, menewaskan seorang kopilot asal Spanyol, Albert Citores, sedangkan pilot Jesse Becker dalam keadaan luka parah, serta dua awak yang mengoperasikan penerbangan kargo. Kecelakaan pesawat terjadi setelah menghindari landasan pacu di sebuah landasan pacu kurang dikelola di Pegunungan Bintang di Papua Barat. Pilot memutuskan untuk terbang kembali, tapi daerah itu dikelilingi oleh pegunungan dan tebing, menyebabkan kecelakaan itu. Penyebab pasti kecelakaan itu namun akan ditentukan setelah penyelidikan lebih lanjut.[11]
- Pada 7 Februari 2023 pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY dibakar.[12] Informasi terakhir menunjukkan bahwa pesawat mendarat dengan selamat di Paro, Nduga pada pukul 06.17 WIT, setelah beberap 09.57 WIT pesawat dikabarkan terbakar.[12] Pilot penerbang pesawat ini, Philip Mark Mehrtens yang berkewarganegaraan Selandia Baru, ditangkap oleh kelompok KKB diduga dipimpin oleh Egianus Kogoya (EK). Pilot kemudian dibebaskan dari sandera pada tanggal 21 September 2024.[13]
Referensi
sunting- ^ a b https://centreforaviation.com/search?term=Susi%20Air%20Samarinda&sort=date&range=&where=dist
- ^ a b "APT Pranoto Airport Again Serves 6 Subsidized Pioneer Routes, Here's the List". Postsen. 19 January 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 January 2023. Diakses tanggal 22 January 2023.
- ^ a b c Susi Air - Rute di Sulawesi[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Cessna crowing over its orders for 26 aircraft 20 February 2008". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-15. Diakses tanggal 2010-01-09.
- ^ Cessna Announces Order from Indonesia’s Susi Air for 30 Grand Caravan Aircraft 16 June 2009
- ^ a b "Susi Air Orders An AW119 Ke And A Grand 15 June 2009". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-07. Diakses tanggal 2010-01-09.
- ^ "Blue Sky Network". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-18. Diakses tanggal 2010-12-19.
- ^ The Jakarta Post: Engine problems force 2 emergency landings
- ^ Aviation Safety
- ^ Kompas: Pesawat Susi Air tergelincir di Kupang
- ^ Viva News: Penerbangan perintis kembali telan korban[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Sosok Philips Marthen, Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua, Tercatat sebagai WNA Selandia Baru Halaman all". 2023-02-8. Diakses tanggal 2023-06-06. Teks "kompas.com" akan diabaikan (bantuan);
- ^ Sanjaya, Yefta Christopherus Asia (21 September 2024). "Pilot Susi Air Philip Mehrtens Bebas Usai Disandera KKB 19 Bulan, Ini Strategi Polri". Kompas.com. Diakses tanggal 25 September 2024.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Situs web resmi