Lantai kayu
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. |
Lantai kayu adalah semua produk dibuat dari kayu yang dirancang untuk dijadikan penutup lantai, baik secara struktural atau estetika. Lantai Kayu sering dianggap sebagai bentuk lantai kayu, meskipun dibuat dari Rumput (bambu) lebih baik dari kayu.[1] Kayu adalah pilihan umum sebagai bahan lantai disebabkan oleh elastisitas dan fleksibilitas.[butuh rujukan]
Tipe
1. Solid
Kayu keras padat pada lantai datang dalam berbagai dimensi dan gaya, dengan masing-masing papan yang terbuat dari kayu padat dan digiling dari sepotong kayu. Lantai kayu padat yang awalnya digunakan untuk tujuan struktural, sedang dipasang tegak lurus terhadap dukungan balok kayu bangunan yang dikenal sebagai pembawa dan balok. Teknik konstruksi modern jarang menggunakan pembawa dan balok untuk pembangunan subfloor dengan kebanyakan rumah dibangun di Australia menjadi dasar dari pelat beton dengan bingkai kayu bangunan, lantai kayu padat Australia digunakan hampir secara eksklusif untuk penampilan mereka.
1.1 Jenis kayu untuk Lantai
Kayu yang digunakan untuk lantai kayu merupakan kayu Padat, keras dan awet, dengan Tingkat kekerasan kayu diatas 500 kg/m³. Ada beberapa kayu yang bisa dijadikan lantai kayu yaitu, Kayu Jati, Kayu Merbau, Kayu Sonokeling (Rosewood), kayu Oak, kayu Ebony, kayu Bengkirai (Yellow Balau), kayu Ulin (Ironwood). beberapa kayu tersebut merupakan jenis kayu keras dan awet sehingga sangat baik untuk diterapkan sebagai lantai kayu.
2. Engineering
Lantai kayu ini merupakan gabungan dari lapiran tipis kayu solid di bagian permukaan dengan lapisan kayu yang memiliki kualitas lebih rendah di bagian bawahnya. Bagian atas dilapisi kayu solid berkelas seperti jati,merbau dll dengan ketebalan lapisan atas bervariasi dari 0,2mm sampai 5mm. Dengan proses engineering, lapisan atas ini ditempelkan pada salah satu permukaan multiplek. Proses penempelan ini menggunakan mesin industrial khusus dan bahan lem yang berkualitas tinggi sehingga mendapatkan daya rekat yang sangat kuat dan tahan terhadap air. Hasilnya parket Engineer ini bisa dijual dengan harga yang lebih murah untuk jenis tampilan kayu yang sangat mahal atau kayu langka diantaranya: Kayu Jati, Merbau dll
3. Lantai Kayu Parkit (Laminated Flooring)
Laminate Parquet dibuat dari serbuk kayu, atau potongan-potongan kayu berkualitas yang kemudian digiling menjadi serbuk. Setelah menjadi serbuk, kemudian di press menggunakan mesin hot press dengan kekuatan di atas 1 ton, dan menggunakan campuran bahan kimia untuk menyatukan serbuk kayu hingga menjadi lembaran papan yang selanjutnya disebut HDF High Density Fiber. Setelah menjadi HDF, kemudian salah satu permukaannya di tempel plastik yang bermotif kayu yang nantinya akan diporsikan untuk bagian atas parket. Setelah ditempel Plastik bermotif, kemudian di Laminating dengan menggunakan mesin Hot Press, dan dengan menggunakan plastik laminate. Ini adalah teknologi flooring baru dari Jerman.
4. Lantai Kayu Vinyl
Lantai kayu menjadi favorit untuk desain interior lantai kebanyakan rumah. Meskipun banyak yang masih menggunakan lantai ubin, keramik atau marmer, pemilihan lantai kayu juga masih banyak digunakan dalam hal ini adalah Lantai Parket. Tetapi perlu banyak uang untuk membeli lantai kayu solid parket seperti itu.
Solusi mudah dan murah untuk mengatasi kemahalan lantai kayu atau lantai parket adalah menggunakan lantai vinyl. Mengapa lantai vinyl ? Apa sih yang dimaksud lantai vinyl itu ? lalu apa saja kelebihan dan kekurangan lantai vinyl dibanding dengan lantai kayu ? Lantai Vinyl adalah sejenis pelapis lantai yang terbuat dari vinyl yang tersedia dalam bentuk lembaran atau ubin (papan). Dan lantai vinyl merupakan jenis lantai paling murah ketimbang lantai pelapis jenis lainnya. Makanya banyak juga yang memakai lantai vinyl ini untuk melapisi lantainya agar terkesan klasik tetapi terkesan glamor.
Referensi
- ^ David, Vaster. (2003). "Wood Flooring Parquet: Better than wood?". University of Indonesia. Diakses tanggal 6 March 2013.