Adipatni Agung Anastasia Nikolaevna dari Rusia
Anastasia Nikolaevna (bahasa Rusia: Анастаси́я Никола́евна Рома́нова, Anastasíya Nikoláyevna Románova; 18 Juni 1901 – 17 Juli 1918) merupakan putri bungsu Tsar Nikolai II, penguasa terakhir Kekaisaran Rusia dan istrinya Tsarina Aleksandra Fyodorovna. Anastasia merupakan adik dari Olga, Tatiana, dan Maria, dan kakak dari Alexei Nikolaevich. Anastasia terbunuh bersama keluarganya dalam pembunuhan di luar hukum oleh anggota Cheka, polisi rahasia Bolshevik di Yekaterinburg pada 17 Juli 1918.
Anastasia Nikolaevna | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kelahiran | 18 Juni [K.J.: 5 Juni] 1901 Istana Peterhof, Sankt Petersburg, Kekaisaran Rusia | ||||
Kematian | 17 Juli 1918 Gedung Ipatiev, Yekaterinburg, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia | (umur 17)||||
Pemakaman | 17 Juli 1998 Katedral Santo Petrus dan Paulus, Sankt Petersburg, Federasi Rusia | ||||
| |||||
Wangsa | Holstein-Gottorp-Romanov | ||||
Ayah | Nikolai II dari Russia | ||||
Ibu | Alix dari Hesse | ||||
Tanda tangan |
Rumor yang berkembang tentang kemungkinan Anastasia melarikan diri beredar selepas kematiannya didorong oleh fakta bahwa tempat Anastasia dimakamkan tidak diketahui selama zaman pemerintahan Komunis. Kuburan massal dekat Yekaterinburg tempat dikuburkannya Nikolai, istrinya dan tiga anak perempuannya terungkap pada 1991, dan jasad Alexei Nikolaevich dan anak perempuan yang tersisa—baik Anastasia atau kakaknya Maria—ditemukan pada 2007. Kemungkinan Anastasia masih hidup tidak diragukan lagi dibantah. Analisis forensik dan uji DNA mengonfirmasi bahwa sisa-sisa jenazah itu merupakan bagian dari anggota keluarga kerajaan yang menunjukkan bahwa kesemua empat adipati wanita terbunuh pada 1918.
Setelah pembunuhan itu, beberapa wanita mengklaim dirinya sebagai Anastasia yang dianggap menjadi penyintas; wanita yang paling terkenal adalah Anna Anderson. Jasad Anderson dikremasi selepas kematiannya pada 1994, namun uji DNA pada 1994 pada serpihan jaringan sel dan rambut Anna yang masih ada menunjukkan tiada hubungan dengan DNA keluarga Romanov.
Biografi
Kehidupan masa kecil
Ketika Anastasia lahir, orang tua dan keluarga besarnya kecewa bahwa dia dilahirkan sebagai perempuan, bukannya laki-laki yang akan dijadikan penerus takhta kekaisaran. Tsar Nikolai II melakukan perjalanan yang jauh untuk menenangkan dirinya sebelum mengunjungi Aleksandra Fyodorovna dan Anastasia yang baru saja lahir untuk pertama kalinya.[1] Nama adipati wanita agung keempat ini terilhami oleh martir abad keempat bernama Santa Anastasia yang dikenal sebagai "pemutus rantai" karena bapaknya mengampuni dan membebaskan mahasiswa yang dipenjara karena terlibat dalam kerusuhan di Sankt Petersburg pada musim dingin sebelumnya sebagai penghormatan atas kelahirannya.[2] Anastasia merupakan nama Yunani yang berarti "kebangkitan," sebuah fakta yang sering disinggung di kemudian hari dalam kisah mengenai desas-desus penyintasan Anastasia. Gelar Anastasia lebih tepat diterjemahkan sebagai "Grand Duchess [Adipati Wanita Agung]". "Grand Duchess" menjadi terjemahan yang paling sering digunakan untuk gelar ini dari bahasa Inggris ke bahasa Rusia.[3]
Anak-anak tsar dibesarkan dengan perlakuan yang sesederhana mungkin. Mereka tidur di dipan yang keras tanpa bantal kecuali ketika mereka sakit, mandi dengan air dingin di pagi hari, merapikan kamar mereka sendiri dan ketika mereka memiliki waktu luang, mereka menjahit dan hasil jahitan mereka dijual pada beragam kegiatan amal. Sebagian besar penghuni rumah dipanggil Adipati Wanita Agung dengan nama pertama berikut patronim mereka termasuk para pembantu mereka, dan tidak dipanggil dengan gelar mereka. Anastasia sendiri dipanggil dengan nama Anastasia Nikolaevna. Terkadang Anastasia dipanggil dengan namanya dalam bahasa Prancis, "Anastasie", atau dengan nama kecilnya dalam bahasa Rusia "Nastya", "Nastas", atau "Nastenka". Nama panggilan Anastasia lainnya adalah "Malenkaya" (yang kecil)[4] atau "Shvybzik" (anak kecil yang nakal).[5]
Sesuai dengan nama panggilannya, Anastasia muda tumbuh menjadi anak yang lincah dan gesit; Anastasia digambarkan sebagai anak yang bertubuh rendah dan cenderung gemuk, dengan mata berwarna biru dan rambut stroberi-pirang.[6] Margaretta Eagar, pengasuh keempat adipati wanita agung, menyebutkan seseorang mengomentari bahwa Anastasia kecil memiliki pesona pribadi terbesar dari semua anak kecil yang ia pernah lihat. Meskipun sering digambarkan berbakat dan cerdas, dia tidak tertarik dengan batasan kelas sekolah, menurut pengajarnya Pierre Gilliard dan Charles Sydney Gibbes. Pierre, Charles, dan dayang Lili Dehn dan Anna Vyrubova mendeskripsikan Anastasia sebagai aktris yang lincah, nakal, dan berbakat. Ucapannya yang tajam dan bernas kadangkala bersinggungan dengan hal-hal sensitif.
Keberanian Anastasia terkadang melebihi batas-batas kewajaran. "Anastasia tak diragukan lagi memecahkan rekor karena perbuatan yang dapat menyebabkan Anastasia dihukum dalam keluarganya; karena kenakalannya, Anastasia merupakan gadis yang benar-benar cerdas," kata Gleb Botkin, anak dari dokter pengadilan Yevgeny Botkin, yang kemudian meninggal bersama keluarganya di Yekaterinburg.[7] Anastasia kadangkala membuat para pelayannya tersandung dan mengolok pengajarnya. Lazimnya seperti bocah yang lain, Anastasia sering memanjat pohon dan menolak untuk turun. Pernah suatu ketika dalam permainan melempar bola salju di perkebunan milik keluarganya di Polandia, Anastasia memasukkan sebuah batu ke dalam bola salju dan meleparkannya kepada kakaknya Tatiana. Tatiana terjatuh karena ulah Anastasia. Sepupu jauh Anastasia Nina Georgievna mengenang Anastasia adalah anak yang jahat sejahat-jahatnya, dan menipu, menendang dan menggaruk teman bermainnya dalam permainan; Anastasia terhina karena Nina yang lebih muda daripadanya malah lebih tinggi daripadanya.[8] Anastasia kurang peduli dengan penampilannya daripada saudaranya. Penulis kenamaan Amerika Serikat dan istri diplomat Amerika Serikat Hallie Erminie Rives mendeskripsikan bagaimana Anastasia yang berusia 10 tahun memakan cokelat tanpa perlu melepaskan sarung tangan opera berwarna putihnya yang panjang di Gedung Opera Sankt Petersburg.[9]
Anastasia dan kakaknya Maria dikenal di dalam keluarganya sebagai "Pasangan Kecil". Dua gadis ini berbagi kamar yang sama, sering menggunakan variasi gaun yang sama, dan menghabiskan waktu mereka bersama. Kakak mereka Olga dan Tatiana juga berbagi kamar yang sama dan dikenal sebagai "Pasangan Besar". Keempat gadis ini kadangkala menandatangani surat menggunakan nama kecil OTMA, yang berasal dari huruf pertama nama pertama mereka.[10]
Walaupun Anastasia merupakan gadis yang energik, namun kadangkala kesehatan Anastasia menurun. Anastasia menderita penyakit bunion, yang berakibat pada kedua jari kakinya yang besar.[11] Anastasia memiliki otot yang lemah di punggungnya dan harus dipijat sebanyak dua kali dalam seminggu. Anastasia bersembunyi di bawah tempat tidur atau di dalam lemari untuk menghindarkan dirinya dari pemijatan.[12] Kakak Anastasia, Maria, dilaporkan mengalami perdarahan pada Desember 1914 dalam sebuah operasi untuk menghilangkan amandelnya, menurut bibinya Olga Aleksandrovna, yang diwawancarai di kemudian hari dalam hidupnya. Dokter yang melakukan operasi ini sangat tertekan sehingga dia diperintahkan untuk melanjutkan tindakan ini oleh ibu Maria. Olga mengatakan dia percaya kesemua keponakannya mengeluarkan darah lebih dari biasanya dan percaya mereka adalah pembawa gen hemofilia, seperti ibunya.[13]
Pembawa gejala dari gen, walaupun bukan penderita hemofilia itu sendiri, dapat memiliki gejala hemofilia termasuk faktor pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan berat.[14] Uji DNA pada serpihan jasad keluarga kerajaan terbukti dengan meyakinkan pada 2009 bahwa Aleksei menderita hemofilia B, jenis yang langka dari hemofilia. Ibunya dan seorang saudara perempuannya, diidentifikasi sebagai Maria atau Anastasia, merupakan pembawa hemofila B. Oleh karenanya, seandainya Anastasia masih hidup dan memiliki anaknya sendiri, mereka mungkin telah terjangkit penyakit itu juga.[15] Penyakit hemofilia yang diderita Aleksei tergolong kronis dan tak dapat disembuhkan; serangan penyakit yang sering dideritanya menyebabkan cacat permanen.[16]
Hubungan dengan Grigori Rasputin
Ibu Anastasia mengandalkan nasihat dari Grigori Rasputin, seorang petani Rusia dan starets pengembara atau "orang suci," dan memuji ibadahnya dengan menyelamatkan Tsarevich yang sakit dalam berbagai kesempatan. Anastasia dan saudaranya diajarkan untuk melihat Rasputin sebagai "Kawan Kita" dan untuk berbagi rasa percaya kepadanya. Pada musim gugur 1907, Bibi Anastasia, Olga Aleksandrovna, dikawal ke kamar anak oleh tsar untuk bertemu dengan Grigori. Kesemua putra-putri tsar dan tsarina menggunakan baju tidur panjang putih yang panjang. Olga Aleksandrovna mengenang, "mereka sepertinya menyukai dan benar-benar nyaman dengan Grigori."[17] Hubungan erat Grigori dengan putra-putri kerajaan terbukti dari beberapa pesan yang ia kirim kepada mereka. Pada Februari 1909, Rasputin mengirim telegram kepada mereka. Dalam telegram itu, Rasputin menasihati mereka untuk "meniru seluruh sifat-sifat Tuhan dan mengasihi seluruh ciptaan-Nya khususnya di Bumi ini. Sang Bunda Allah selalu sibuk dengan bunga dan sulaman."[18]
Namun, pada 1910, salah satu dari pengasuh Anastasia, Sofia Ivanova Tyutcheva, merasa ngeri tatkala Grigori diizinkan masuk ke dalam kamar anak ketika keempat gadis itu menggunakan baju tidur dan menginginkan Grigori dilarang memasuki kamar keempat gadis itu. Karena demikian, Nikolai meminta Rasputin untuk menghindari memasuki kamar putrinya di waktu lain. Anak-anak sadar akan ketegangan dan takut bahwa ibu mereka akan marah dengan tindakan Sofia. Kakak Anastasia yang berusia dua belas tahun, Tatiana, dalam sebuah surat kepada ibunya pada 8 Maret 1910, menulis, "saya merasa sangat ketakutan bahwa S.I. (singkatan dari Sofia Ivanova) berbicara ... tentang sesuatu yang buruk kepada kawan kita. Saya berharap pengasuh kita akan menjadi lebih baik untuk dijadikan sahabat kita kini."[19]
Sofia akhirnya dipecat. Sofia menyebarluaskan kisahnya kepada anggota keluarga kerajaan lainnya.[20] Meskipun kunjungan Grigori ke putri kerajaan itu secara keseluruhan dianggap tak bermasalah, keluarga kerajaan merasa tersinggung. Sofia mengatakan kepada adik Nikolai, Ksenia Aleksandrovna, bahwa Rasputin melawati putri-putri kerajaan dan berbicara, memeluk, dan menepuk mereka ketika mereka bersiap-siap untuk tidur. Sofia mengajarkan kepada putri-putri kerajaan untuk tidak berbincang-bincang dengan Rasputin dan berhati-hati dalam menyembunyikan kunjungannya dari pengasuh lainnya. Pada 15 Maret 1910, Ksenia menulis bahwa dia tak dapat memahami "tindak-tanduk Alix dan putrinya kepada pendosa bernama Grigori (yang mereka anggap sebagai orang yang sebentar lagi menjadi santo, padahal kenyataannya dia hanyalah seorang khlyst!"[19]
Pada musim semi 1910, Maria Ivanovna Vishnyakova, pengasuh kerajaan, menyebut Grigori telah merogolnya. Maria menyebut permaisuri menolak memercayai catatannya terkait serangan kepadanya, dan bersikeras bahwa "semua yang dilakukan Grigori adalah suci tanpa cela."[21] Olga Aleksandrovna mengatakan bahwa klaim Maria segera diselidiki, tetapi sebaliknya mereka menangkap wanita muda di ranjang bersama Pengawal Kerajaan berbangsa Kazaki. Maria tidak dapat membuktikan bahwa Grigori bersalah selepas Maria mendakwanya dan akhirnya dipecat dari jabatannya pada 1913.[22]
Namun, rumor terus berkembang dan kemudian menyebar ke masyarakat bahwa Grigori tidak hanya telah merayu tsarina, namun juga kesemua putri kerajaan.[23] Rumor ini terus menjalar ketika surat yang ditulis kepada Grigori oleh tsarina dan keempat putrinya yang diumukan oleh Grigori dan disebarkan kepada masyarakat. Anastasia menulis "Sayangku, satu-satunya sahabatku yang berharga, betapa saya ingin melihat Anda lagi. Anda menampakkan diri Anda ke dalam mimpiku hari ini. Saya selalu bertanya kepada ibuku kapan Anda akan datang... saya selalu memikirkan Anda, sayangku, karena Anda sangat baik kepada saya."
Hal ini diikuti oleh sirkulasi kartun pornografi, yang menggambarkan Rasputin memiliki hubungan dengan Ratu, keempat putrinya dan Anna Vyrubova.[24] Setelah skandal itu, Nicholas memerintahkan Rasputin untuk meninggalkan St. Petersburg untuk beberapa waktu, banyak ketidaksenangan Alexandra, dan Rasputin pergi berziarah ke Palestina.[25] Meskipun ada desas-desus, hubungan keluarga kekaisaran dengan Rasputin berlanjut sampai pembunuhannya pada 17 Desember 1916. "Teman kami sangat puas dengan gadis-gadis kami, mengatakan mereka telah melalui 'kursus' berat untuk usia mereka dan jiwa mereka telah banyak berkembang," Alexandra menulis kepada Nicholas pada 6 Desember 1916.[26]
Dalam memoarnya, A. A. Mordvinov melaporkan bahwa keempat putri kerajaan tampak dingin dan terlihat sangat kesal dengan kematian Grigori, dan duduk berdesak-desakan di sofa di salah satu dari kamar tidur mereka pada malam hari ketika mereka menerima berita itu. Mordvinov ingat bahwa gadis-gadis berada dalam suasana yang suram dan tampaknya merasakan pergolakan politik yang akan segera dilancarkan.[27] Grigori dimakamkan dengan sebuah ikon yang ditandatangani di sisi belakang oleh Anastasia, ibunya dan kakak-kakaknya. Dia menziarahi kuburannya pada 21 Desember 1916, dan keluarganya berencana untuk membina gereja di atas tapak kuburan Grigori.[28] Setelah mereka tewas ditembak oleh tentara Bolshevik, Anastasia dan kakak-kakaknya semuanya ditemukan menggunakan jimat bergambar Grigori dan termaktub sebuah doa.[29]
Perang Dunia I dan Revolusi Rusia
Selama Perang Dunia I, Anastasia bersama Maria menjenguk tentara-tentara yang terluka di sebuah rumah sakit swasta di Tsarskoye Selo. Keduanya yang terlalu muda untuk menjadi perawat Palang Merah seperti ibu dan kakak mereka bermain dam dan biliar dengan tentara dan mencoba untuk meningkatkan semangat mereka. Felix Dassel yang dirawat di rumah sakit ini dan mengenali Anastasia mengenang bahwa Anastasia memiliki tawa seperti tupai dan berjalan cepat seolah dia tersandung.[30]
Pada Februari 1917, Anastasia dan keluarga dijadikan tahanan rumah di Istana Aleksandrovsky di Tsarskoye Selo selama Revolusi Februari. Nikolai II turun takhta pada 2 atau 15 Maret 1917. Ketika Bolshevik mendekat menuju Istana Aleksandrovsky, Alexander Kerensky dari Pemerintahan Sementara memindahkan mereka ke Tobolsk, Siberia.[31] Setelah Bolshevik mengambil alih sebagian besar kendali atas Rusia, Anastasia dan keluarganya dipindahkan ke Gedung Ipatiev atau Gedung Tujuan Istimewa di Yekaterinburg.[32]
Tekanan dan ketidakpastian penahanan berujung pada memburuknya keadaan Anastasia dan keluarganya. Anastasia menulis surat kepada kawannya pada musim dingin 1917 bertuliskan "sampai jumpa, jangan lupakan kami." Di Tobolsk, dia menulis surat yang penuh dengan kesalahan ejaan bertema melankolis kepada pengajar bahasa Inggrisnya tentang sebuah puisi karya Robert Browning "Evelyn Hope" perihal gadis:[33]
Tulisan asli | Bahasa Indonesia |
When she died she was only sixteen years old... |
Ketika dia meninggal, dia baru saja berusia enam belas tahun... |
Di Tobolsk, Anastasia dan kakaknya menjahit permata di bajunya dengan harapan menyembunyikan dirinya dari orang-orang yang akan menangkap mereka sejak Aleksandra menulis surat untuk memperingatkan mereka bahwa Anastasia, Nikolai dan Maria telah dicari-cari sejak mendarat di Yekaterinburg, dan barang-barang yang ada juga telah disita. Ibu mereka menggunakan kata kode yang telah ditentukan yaitu “pengobatan” dan “barang-barang Sednev” untuk permata. Surat dari Demidova ke Tegleva memberitahukan cara untuk memecahkan kata kode itu.[34] Pierre Gilliard mengenang penglihatan terakhirnya terhadap anak-anak kerajaan di Yekaterinburg:[35]
"Pelaut Nagorny, yang menemani Aleksei Nikolaevich, melewati jendela saya dan membawa bocah yang sakit di pelukannya; di belakangnya ada Anastasia yang dipenuhi koper dan barang-barang pribadi berukuran kecil. Saya mencoba untuk keluar, namun didorong kembali ke gerbong dengan kasar oleh penjaga kereta api. Aku kembali ke jendela. Tatiana Nikolaevna terakhir datang membawa anjing kecilnya dan berjuang untuk menyeret koper kecil coklat yang berat. Saat itu turun hujan dan saya melihat kakinya tenggelam ke dalam lumpur setiap kali melangkah. Nagorny mencoba menolongnya; dia didorong kembali dengan kasar oleh salah seorang komisar...
Sophie Buxhoeveden menuturkan penglihatan sekilas terakhirnya terhadap Anastasia yang menyedihkan:
"Suatu waktu, saya yang saat itu berdiri pada beberapa langkah dari pintu di rumah terdekat melihat sebuah tangan tertutupi lengan baju berwarna merah muda membuka panel paling di atas. Dari baju yang dikenakan, pasti dia adalah Adipati Wanita Agung Maria atau Anastasia. Mereka tak bisa melihat saya lewat jendela mereka, dan ini menjadi penglihatan sekilas terakhir saya yang saya miliki dari mereka!”
Namun, bahkan pada bulan-bulan terakhir kehidupannya, Anastasia menemukan cara untuk membahagiakan dirinya. Anastasia dan anggota keluarganya yang lain menampilkan pertunjukan untuk membahagiakan keluarganya dan yang lainnya pada musim semi 1918. Menurut pengajarnya, Sydney Gibbes, ertunjukan Anastasia membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.[36]
Pada 7 Mei 1918, surat-surat dari Tobolsk ke kakak Anastasia, Maria, di Yekaterinburg, mendeskripsikan Anastasia merayakan kegembiraannya alih-alih kesedihannya dan kesepiannya karena Aleksei yang sedang sakit:[37]
"Kami bermain ayunan, dan saya tertawa terbahak-bahak ketika ayunan meluncur ke bawah, sangat menyenangkan! Ya, betul! Kemarin aku mengatakan kepada kakak-kakakku perihal ini berulang kali dan mereka muak, namun aku dapat menceritakan ini berkali-kali... cuaca apa ini yang kita punya! Seseorang hanya bisa berteria dengan sukacita."
Satu di antara penjaga Gedung Ipatiev, Alexander Strekotin, dalam memoarnya mengingat Anastasia sebagai remaja yang sangat ramah dan penuh dengan kesenangan, yang mana penjaga lainnya mengatakan Anastasia adalah setan yang sangat memesona. "Anastasia adalah setan yang sangat memesona! Saya kira, dia nakal dan jarang merasa penat. Dia bersemangat, dan gemar menampilkan pantomim komik bersama anjing-anjing, seolah-olah mereka tampil di sirkus,” kata penjaga lainnya. [7] Penjaga yang lain lagi menyebut Anastasia menyakitkan hati dan suka meneror banyak orang dan mempermasalahkan Anastasia yang terkadang membuat komentar yang terkesan provokatif menyebabkan ketegangan di istana.[38] Anastasia dan kakaknya membantu pelayannya menisik dan membantu juru masak dalam hal ihwal membuat roti saat mereka berada dalam tahanan rumah di Gedung Ipatiev.[39]
Pada musim panas 1918, penderitaan tahanan rumah, termasuk sistem penahanan mereka di Gedung Ipatiev berdampak negatif pada keluarga mereka. Menurut beberapa catatan, pada satu kesempatan Anastasia menjadi kecewa dengan jendela-jendela yang dilukis itu dikunci; Anastasia membuka salah satu di antara jendela itu untuk mendapatkan udara segar. Namun, seorang prajurit penjaga dilaporkan melihat Anastasia dan menembaknya, dan Anastasia bernasib baik karena tembakan penjaga itu meleset. Anastasia tak mau mencoba melarikan diri lagi.[40] Pada 14 Juli 1918, pendeta-pendeta setempat di Yekaterinburg mengadakan kebaktian pribadi untuk keluarga kerajaan. Mereka melaporkan bahwa Anastasia dan keluarganya, bertentangan dengan adat, berlutut selama kebaktian untuk orang-orang mati, dan bahwa gadis-gadis itu menjadi gundah gulana dan tanpa harapan, dan tidak lagi menyanyikan doa-doa dalam kebaktian. Menyadari perubahan dramatik ini dalam perilaku mereka sejak kunjungan terakhirnya, seorang pendeta berkata kepada yang lainnya, "sesuatu telah terjadi kepada mereka di sini."[41] Tetapi pada keesokan harinya, Anastasia dan kakaknya muncul dengan semangat yang lebih baik dari hari sebelumnya seperti bercanda dan membantu memindahkan tempat tidur di kamar mereka sehingga petugas kebersihan dapat membersihkan lantainya. Mereka membantu petugas kebersihan untuk menggosok lantai dan petugas kebersihan berbisik kepada mereka ketika para penjaga tidak memperhatikan mereka. Anastasia menjulurkan lidahnya pada Yakov Yurovsky, kepala detasemen, ketika dia sejenak membalikkan punggungnya dan meninggalkan ruangan.[42]
Penahanan dan kematian
Selepas Revolusi Oktober pada 1917, dengan cepat Rusia terpecah-pecah hingga terjadi perang sipil. Negosiasi pembebasan keluarga Romanov antara tentara Bolshevik yang menangkap keluarga Romanov (biasa dirujuk sebagai 'Merah') dan keluarga besar Romanov, banyak dari mereka adalah anggota penting wangsa kerajaan di Eropa, terhenti.[43] Ketika 'Putih' (kekuatan anti-Bolshevik, walaupun tidak selalu mendukung tsar) bergerak ke Yekaterinburg, Pihak 'Merah' dalam keadaan genting. Pihak 'Merah' tahu Yekaterinburg akan jatuh ke Tentara Putih yang disokong oleh prajurit dan perlengkapan yang lebih baik. Ketika Pihak 'Putih' mencapai Yekaterinburg, keluarga kerajaan tiba-tiba menghilang. Catatan yang paling banyak diterima menyebutkan keluarga kerajaan telah dibunuh. Hal ini disebabkan oleh sebuah penyelidikan oleh penyelidik Tentara Putih Nikolai Sokolov, yang sampai pada kesimpulan berdasarkan barang-barang milik keluarga kerajaan yang ditemukan dilempar ke pertambangan di Ganina Yama.[44]
"Catatan Yurovsky", catatan peristiwa yang ditulis oleh Yurovsky untuk atasannya di Pihak 'Merah' setelah pembunuhan, ditemukan pada 1989 dan dijabarkan di buku Edvard Radzinsky yang terbit pada 1992, The Last Tsar. Berdasarkan catatan ini, pada malam kematian, keluarga kerajaan bangkit dan mengenakan pakaian. Mereka diberitahu bahwa mereka dipindahkan ke tempat baru untuk memastikan keselamatan mereka untuk mengantisipasi kekerasan yang mungkin terjadi ketika Tentara Putih mencapai Yekaterinburg. Setelah berpakaian, keluarga dan beberapa pelayan digiring ke sebuah kamar kecil di ruang bawah tanah gedung dan diminta untuk menunggu. Aleksandra dan Aleksei duduk di kursi yang disediakan oleh penjaga sesuai dengan permintaan tsarina. Setelah beberapa menit, penjaga yang dipimpin oleh Yurovsky memasuki ruangan dan dengan cepat memberitahu tsar dan keluarganya bahwa mereka akan dieksekusi. "Apa?" kata tsar yang memiliki waktu untuk mengucapkan perkataan terakhirnya dan melihat sejenak keluarganya sebelum tsar ditembak dengan beberapa peluru ke dada (tidak seperti yang biasa dinyatakan, ke kepala; struktur tengkoraknya diteliti pada 1991, dan tiada satupun bagian dari tengkoraknya yang terkena tembakan).[45] Tsarina dan kakaknya Olga mencoba membuat tanda salib, namun tewas dalam tembakan awal peluru yang ditembakkan oleh algojo. Anggota kerajaan lainnya yang tersisa ditembak dalam waktu singkat, dengan pengecualian pada Anna Demidova, pelayan Aleksandra. Anna selamat dari percobaan awal, tetapi dengan cepat dibunuh di dinding belakang ruang bawah tanah dengan cara ditusuk hingga tewas ketika mencoba untuk mempertahankan dirinya dengan bantal kecil berisi batu mulia dan permata yang dibawa ke ruang bawah tanah.[46]
"Catatan Yurovsky" melaporkan lebih lanjut bahwa setelah asap tebal memenuhi ruangan yang berasal dari banyak tembakan senjata api di tempat yang jarak sedekat itu dibersihkan, ditemukan bahwa peluru algojo memantul dari korset dua dari tiga adipati wanita agung. Algojo kemudian mencari tahu penyebabnya, dan setelah diselidiki, bahwa ini disebabkan karena permata dan berlian mahkota keluarga telah dijahit di dalam lapisan korset untuk mencegah mereka tertembak dari senjata api algojo. Karenanya, korset berfungsi sebagai semacam "zirah" yang tahan peluru. Yurovsky menyebutkan Anastasia dan Maria berjongkok di dinding, menutupi kepala mereka dengan perasaan menakutkan, hingga mereka jatuh tertembak. Namun, penjaga lainnya, Peter Ermakov, mengatakan kepada istrinya bahwa Anastasia tewas karena bayonet. Yurovsky menulis, ketika mayat-mayat itu dibawa keluar, satu atau lebih gadis didapati berteriak, sehingga dipentung di belakang kepalanya.[44]
Laporan penyintasan yang salah
Pelarian dan kemungkinan penyintasan Anastasia merupakan misteri sejarah yang paling populer di abad ke-20 yang disokong oleh banyak buku dan film. Sedikitnya sepuluh wanita mengaku sebagai dirinya dan menawarkan cerita yang beragam tentang bagaimana Anastasia menyintas. Anna Anderson, orang yang paling dikenal karena mengklaim dirinya sebagai Anastasia, muncul secara terbuka antara 1920 dan 1922. Anna menyebut bahwa dirinya pura-pura tewas di antara mayat keluarga dan pelayannya, dan mampu melarikan diri dengan bantuan seorang penjaga berwelas asih padanya dengan memperhatikan dia yang masih bernafas dan bersimpati padanya.[47] Perlawanan hukum bagi pengakuan dirinya dari 1938 hingga 1970 melanjutkan kontroversi sepanjang masa dan merupakan kasus terlama yang ditangani oleh pengadilan tinggi Jerman, tempat kasus itu secara resmi diajukan. Keputusan akhir pengadilan tinggi adalah Anna tidak dapat memberikan bukti yang cukup untuk mengklaim dirinya sebagai Anastasia.
Anna meninggal pada 1984 dan jasadnya dikremasi. Uji DNA dilakukan pada 1994 pada sampel jaringan dari Anderson yang berada di sebuah rumah sakit dan darah Philip Mountbatten, anak dari keponakan Permaisuri Aleksandra. Menurut Dr. Gill yang melakukan pengujian ini, "Bila Anda menerima bahwa sampel ini berasal dari Anna Anderson, kemudian Anna Anderson tidak bisa dikatakan berhubungan dengan Tsar Nikolai atau Tsarina Aleksandra." DNA mitokondria Anna cocok dengan anak dari keponakan Franziska Schanzkowska, buruh pabrik Polandia yang hilang.[48] Beberapa penyokong klaim Anna mengakui bahwa uji DNA yang membuktikan bahwa Anna tidak mungkin adalah Anastasia telah memperoleh kemenangan penuh.[49]
Pengklaim lainnya yang kurang dikenal adalah Nadezhda Ivanovna Vasilyeva[50] dan Eugenia Smith.[51] Dua wanita ini mengklaim sebagai Anastasia dan kakanya Maria yang dibawa oleh pendeta di Pegunungan Ural pada 1919 ketika mereka hidup sebagai biarawati hingga wafatnya mereka pada 1964. Mereka kemudian dimakamkan dengan nama Anastasia dan Maria Nikolaevna.[52]
Rumor penyintasan Anastasia diiringi dengan beragam laporan terkini tentang kereta api dan rumah yang dicari untuk "Anastasia Romanov" oleh tentara Bolshevik dan polisi rahasia.[53] Ketika Anastasia dipenjara dalam jangka waktu yang dingkat di Perm pada 1918, Helena Petrovna, istri sepupu jauh Anastasia, Ioan Konstatinovich, melaporkan bahwa seorang penjaga membawa seorang gadis yang menyebut dirinya Anastasia Romanova ke selnya dan ditanyai apakah gadis itu adalah anak tsar. Helena Petrovna mengatakan dia tidak mengenali gadis itu dan penjaga membawanya pergi. Meskipun saksi lain di Perm kemudian melaporkan bahwa mereka melihat Anastasia, ibunya dan kakaknya di Perm setelah pembunuhan, kisah ini kini dipalsukan secara luas.[54] Rumor bahwa mereka masih hidup dipicu oleh misinformasi yang sengaja dirancang untuk menyembunyikan kebenaran bahwa keluarga kerajaan sudah tewas. Beberapa hari setelah mereka dibunuh, Pemerintah Jerman mengirim telegram kepada Rusia menuntut "keselamatan putri-putri berdarah Jerman". Rusia baru saja menandatangani traktat perdamaian dengan Jerman dan tak ingin mengecewakan Jerman dengan memberi tahu putri kerajaan sudah tewas, jadi Rusia mengatakan kepada Jerman bahwa Rusia sudah memindahkan mereka ke tempat yang aman.[55]
Dalam peristiwa lain, delapan saksi melaporkan penangkapan kembali seorang wanita setelah upaya pelarian diri pada September 1918 di sebuah stasiun kereta api di Siding 37, barat laut Perm. Kedelapan saksi tersebut adalah Maxim Grigoyev, Tatiana Sitnikova dan putranya, Fyodor Sitnikov, Ivan Kuklin dan Matrina Kuklina, Vassily Ryabov, Ustinya Varankina, dan Dr. Pavel Utkin, seorang dokter yang merawat gadis itu setelah insiden tersebut.[56] Beberapa saksi mengidentifikasi gadis itu sebagai Anastasia ketika mereka ditunjukkan foto-foto Anastasia oleh penyelidik Tentara Putih Rusia. Pavel juga mengatakan kepada penyelidik Tentara Putih Rusia bahwa gadis yang dia rawat di kantor pusat Cheka di Perm mengatakan kepada Pavel bahwa dia adalah Anastasia. Pavel memperoleh resep dari apotek untuk pasien bernama "N" atas perintah polisi rahasia. Penyelidik Tentara Putih kemudian menemukan catatan resep itu dengan tanpa bantuan oleh siapapun juga. Pada saat yang sama pada pertengahan tahun 1918, terdapat beberapa laporan perihal remaja di Rusia yang juga melarikan diri ketika Romanov melarikan diri. Boris Soloviev, suami dari anak Grigori, Maria, menipu keluarga penting Rusia dengan meminta uang untuk orang yang mengklaim sebagai penyintas dari kalangan keluarga kerajaan untuk melarikan diri ke Tiongkok. Soloviev juga menemukan wanita yang bersedia menyamar sebagai salah satu adipati wanita agung untuk membantu dalam menipu keluarga yang telah ditipu.[57]
Beberapa catatan penulis biografi berspekulasi bahwa kemungkinan bagi satu atau lebih penjaga membantu penyintas menyelamatkan dirinya. Yakov Yurovsky menuntut bahwa penjaga mengunjungi kantornya dan menyerahkan barang yang mereka curi setelah pembunuhan. Dilaporkan terdapat rentang waktu ketika sebagian besar mayat korban yang tersisa dibiarkan tanpa pengawasan ketika berada di truk, ruang bawah tanah, dan koridor gedung. Beberapa penjaga yang tak terlibat dalam pembunuhan dan bersimpati kepada putri kerajaan dilaporkan ditinggalkan di ruang bawah tanah bersama jasad anggota kerajaan.[58]
Kuburan Romanov
Pada 1991, tapak pemakaman yang diduga merupakan tempat keluarga kerajaan berikut para pelayannya dikuburkan digali di hutan luar Yekaterinburg. Pemakaman ini sudah ditemukan sejak hampir sedasawarsa yang lalu, namun rahasia mengenai pemakaman ini disembunyikan rapat-rapat oleh penemu pemakaman ini dari pihak Komunis yang masih memerintah Rusia pada saat itu. Hanya sembilan dari perkiraan sebelas sisa jenazah yang ditemukan di pemakaman ini. Analisis DNA dan rangka mencocokkan sisa-sisa jenazah ini dengan Tsar Nikolai II, Tsarina Aleksandra, dan tiga dari empat putri mereka yaitu Olga, Tatiana dan bisa jadi Maria. Sisa-sisa jenazah lainnya dengan DNA yang tak berkaitan erat dengan dokter Yevgeny Sergeyevich Botkin, pelayan laki-laki Alexei Trupp, juru masak Ivan Kharitonov, dan pelayan Aleksandra, Anna Demidova. Pakar forensik William R. Maples memutuskan bahwa Tsarevich Aleksei dan jenazah Anastasia hilang dari pemakaman keluarga mereka. Ilmuwan Rusia menentang kesimpulan William dengan menyebut jenazah Maria yang hilang. Ilmuwan Rusia mengidentifikasi jenazah itu seperti Anastasia dengan menggunakan program komputer untuk membandingkan foto adipati wanita muda dengan tengkorak korban dari kuburan massal. Mereka memperkirakan tinggi dan lebar tengkorak tempat serpihan tulang hilang. Ilmuwan Amerika Serikat menemukan metode ini tak tepat.[59]
Ilmuwan Amerika Serikat berpikir jenazah yang hilang adalah Anastasia karena tiada satupun kerangka wanita yang menunjukkan bukti ketidakdewasaannya, seperti tulang selangka yang belum dewasa, gigi bungsu yang tidak menurun, atau tulang punggung yang belum dewasa di punggung; dugaan mereka, bukti-bukti yang dipaparkan menunjukkan bahwa jenazah itu merupakan jenazah gadis yang berusia 17 tahun. Pada 1998, ketika sisa-sisa jenazah keluarga kerajaan akhirnya dimakamkan, sebuah jenazah berukuran sekitar 5'7'' (1,7 m) dikuburkan atas nama Anastasia. Foto yang diambil dari Anastasia yang berdiri bersebelahan dengan ketiga kakaknya sampai enam bulan sebelum pembunuhan menunjukkan bahwa tinggi Anastasia beberapa inci lebih pendek dari semua kakaknya.
Tulisan dari "Catatan Yurovsky" menunjukkan bahwa dua jenazah diangkat dari kuburan utama dan dikremasi di kawasan yang dirahasiakan untuk menyamarkan lebih jauh pemakaman tsar dan pengiringnya, jika jenazah mereka ditemukan oleh Pihak 'Putih', karena penghitungan jenazah tidak akan tepat. Pencarian kawasan selama tahun-tahun berikutnya gagal mengungkap tempat kremasi atau yang tersisa dari dua anak keluarga Romanov yang hilang.[60]
Namun, pada 23 Agustus 2007, seorang arkeolog Rusia mengumumkan penemuan dua bagian tengkorak tak utuh yang terbakar di api unggun dekat Yekaterinburg yang tampaknya cocok dengan tapak yang dideskripsikan dalam memoar Yurovsky. Para arkeolog mengatakan tengkorak itu berasal dari seorang anak laki-laki yang berusia antara sepuluh sampai tiga belas tahun pada saat kematiannya dan seorang wanita muda yang berusia antara delapan belas sampai dua puluh tiga tahun. Anastasia berusia tujuh belas tahun dan satu bulan pada saat pembunuhan itu, sementara saudara perempuannya Maria berusia sembilan belas tahun satu bulan dan adiknya Aleksei yang hampir saja merayakan ulang tahunnya ke-14 tahun pada dua minggu selepas kematiannya. Kakak Anastasia, Olga dan Tatiana, masing-masing berusia dua puluh dua dan dua puluh satu tahun pada saat pembunuhan itu. Bersamaan dengan sisa-sisa dari dua jenazah itu, arkeolog menemukan pecahan wadah asam sulfat, kuku, keping logam dari kotak kayu, dan peluru dari pelbagai kaliber. Tapak ini awalnya ditemukan dengan pendeteksi logam dan dengan menggunakan batang logam sebagai kuar.[61]
Uji DNA oleh beberapa laboratorium internasional seperti Laboratorium Identifikasi DNA Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dan Universitas Medika Innsbruck mengonfirmasi bahwa sisa-sisa jenazah itu milik Tsarevich Aleksei dan salah satu adiknya, dibuktikan secara meyakinkan bahwa seluruh anggota keluarga kerajaan, termasuk Anastasia, tewas pada 1918. Orang tua dan kelima anaknya kini dicatat di data resmi, dan masing-masing memiliki profil DNA unik.[62][63] Namun, seperti yang dilaporkan dalam satu kajian:[62]
Perlu disebutkan bahwa debat yang dipublikasikan dengan baik ketika anak perempuan, Maria (menurut pakar Rusia) atau Anastasia (menurut pakar Amerika Serikat), telah ditemukan dari kuburan kedua yang tidak bisa diselesaikan berdasarkan hasil DNA yang dilaporkan di sini. Dengan tidak adanya rujukan DNA dari setiap anak perempuan, kami hanya bisa mengidentifikasi Aleksei, satu-satunya anak laki-laki dan Aleksandra.
Santa
Santa Anastasia Romanova | |
---|---|
Santa, Adipati Wanita Agung dan Passion bearer | |
Dihormati di | Gereja Ortodoks Rusia |
Kanonisasi | 1981 dan 2000 oleh Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia dan Gereja Ortodoks Rusia |
Tempat ziarah | Gereja Penyelamat Bertumpah Darah, Yekaterinburg, Rusia |
Pesta | 17 Juli |
Pada 2000, Anastasia beserta keluarganya dikanonisasi sebagai passion bearer oleh Gereja Ortodoks Rusia. Keluarganya sebelumnya sudah dikanonisasi pada 1981 oleh Gereja Ortodoks Rusia di Luar Rusia sebagai martir suci. Jasad Tsar Nikolai II, Tsarina Alexandra, dan ketiga anak perempuannya akhirnya dikebumikan di Kapel Santa Katerina di Katedral Petrus dan Paulus, Sankt Petersburg pada 17 Juli 1998, 80 tahun selepas kematian mereka.[64]
Pengaruh dalam budaya
Dugaan penyintasan Anastasia juga telah menjadi subjek oleh film dan film televisi. Film pertama yang dibuat pada 1928 adalah Clothes Make the Woman. Alurnya adalah wanita yang berperan dalam sebuah bagian ketika Anastasia yang diselamatkan untuk film Hollywood, dan akhirnya diakui oleh tentara Rusia yang awalnya menyelamatkannya dari orang yang akan membunuhnya.[65]
Catatan kaki
- ^ Massie 1967, hlm. 153.
- ^ Rappaport 2014, hlm. 59-60.
- ^ Zeepvat 2004, hlm. xi.
- ^ Kurth 1983, hlm. 309.
- ^ Rappaport 2008, hlm. 103.
- ^ Massie 1967, hlm. 134.
- ^ a b King & Wilson 2003, hlm. 250.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 50.
- ^ Lovell 1991, hlm. 35-36.
- ^ Christopher, Kurth & Radzinsky 1995, hlm. 88-89.
- ^ Kurth 1983, hlm. 106.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 327.
- ^ Vorres 2001, hlm. 115.
- ^ Zeepvat 2004, hlm. 175.
- ^ Price 2009.
- ^ Massie 1995, hlm. 159-161.
- ^ Massie 1967, hlm. 199-200.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 321.
- ^ a b Maylunas 1997, hlm. 330.
- ^ Massie 1967, hlm. 208.
- ^ Moss 2005.
- ^ Radzinsky 2000, hlm. 129-130.
- ^ Mager 1998.
- ^ Christopher, Kurth & Radzinsky 1995, hlm. 115.
- ^ Christopher, Kurth & Radzinsky 1995, hlm. 116.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 489.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 507.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 511.
- ^ Massie 1995, hlm. 8.
- ^ Kurth 1983, hlm. 187.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 57-59.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 78-102.
- ^ Kurth 1983, hlm. xiv.
- ^ Wilton & Telberg 2014, hlm. 30.
- ^ Bokhanov et al. Tyutynik, hlm. 310.
- ^ Christopher, Kurth & Radzinsky 1995, hlm. 177.
- ^ Maylunas 1997, hlm. 619.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 251.
- ^ Massie 1995, hlm. 288.
- ^ Wilton & Telberg 2014, hlm. 407.
- ^ Rappaport 2008, hlm. 162-163.
- ^ Rappaport 2008, hlm. 172.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 203.
- ^ a b King & Wilson 2003, hlm. 353-367.
- ^ Rappaport 2008, hlm. 180.
- ^ Radzinsky 1992, hlm. 380-393.
- ^ Kurth 1983, hlm. 33-39.
- ^ Massie 1995, hlm. 194-229.
- ^ Christopher, Kurth & Radzinsky 1995, hlm. 218.
- ^ Massie 1995, hlm. 145-146.
- ^ Massie 1995, hlm. 157.
- ^ Massie 1995, hlm. 146.
- ^ Kurth 1983, hlm. 44.
- ^ Kurth 1983, hlm. 43.
- ^ Alexeev, V. V., "Last Act of a Tragedy", dokumen dari berkas Pemerintah Jerman yang ditemukan oleh Sokolov.
- ^ Occleshaw 1993, hlm. 46.
- ^ Occleshaw 1993, hlm. 47.
- ^ King & Wilson 2003, hlm. 314.
- ^ Massie 1995, hlm. 67.
- ^ King & Wilson, hlm. 469.
- ^ Gutterman 2007.
- ^ a b Coble, Michael D.; Loreille, Odile M.; Wadhams, Mark J.; Edson, Suni M.; Maynard, Kerry; Meyer, Carna E.; Niederstätter, Harald; Berger, Cordula; Berger, Burkhard; Falsetti, Anthony B.; Gill, Peter; Parson, Walther; Finelli, Louis N. (11 Maret 2009). Hofreiter, Michael, ed. "Mystery Solved: The Identification of the Two Missing Romanov Children Using DNA Analysis". PLoS ONE. 4 (3): e4838. doi:10.1371/journal.pone.0004838. PMC 2652717 . PMID 19277206. Diakses tanggal 8 September 2009.
- ^ Rogaev, Evgeny I.; Grigorenko, Anastasia P.; Moliaka, Yuri K.; Faskhutdinova, Gulnaz; Goltsov, Andrey; Lahti, Arlene; Hildebrandt, Curtis; Kittler, Ellen L.W.; Morozova, Irina (March 31, 2009) [published online before print February 27, 2009]. "Genomic identification in the historical case of the Nicholas II royal family". Proceedings of the National Academy of Sciences. 106 (13): 5258–63. doi:10.1073/pnas.0811190106. PMC 2664067 . PMID 19251637. Diakses tanggal 8 September 2009.
- ^ Shevchenko 2000.
- ^ Robinson 2007, hlm. 27.
Daftar pustaka
- Bokhanov, Alexander; Knodt, Manfred; Oustimenko, Vladimir; Peregudova, Zinaida; Tyutynik, Lyubov (1993). The Romanovs: Love, Power, and Tragedy. London: Leppi Publications. ISBN 0-9521644-0-X.
- Christopher, Peter; Kurth, Peter; Radzinsky, Edvard (1995). Tsar: The Lost World of Nicholas and Alexandra. Boston: Little Brown and Co. ISBN 0-316-50787-3.
- Gutterman, Steve (24 Agustus 2007). "Remains of tzar's heir may have been found". The Guardian. London. Diakses tanggal 24 Agustus 2007.</ref>
- King, Greg; Wilson, Penny (2003). The Fate of the Romanovs. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. ISBN 0-471-20768-3.
- Kurth, Peter (1983). Anastasia: The Riddle of Anna Anderson. Boston: Back Bay Books. ISBN 0-316-50717-2.
- Lovell, James Blair (1991). Anastasia: The Lost Princess. Washington, D.C.: Regnery Gateway. ISBN 0-89526-536-2.
- Mager, Hugo (1998). Elizabeth: Grand Duchess of Russia. New York: Carroll and Graf Publishers, Inc. ISBN 0-7867-0678-3.
- Massie, Robert K. (1967). Nicholas and Alexandra. New York: Dell Publishing Co. ISBN 0-440-16358-7.
- Massie, Robert K. (1995). The Romanovs: The Final Chapter. New York: Random House. ISBN 0-394-58048-6.
- Maylunas, Andrei (1997). Mironenko, Sergei, ed. A Lifelong Passion, Nicholas and Alexandra: Their Own Story. Diterjemahkan oleh Galy, Darya. New York: Doubleday. ISBN 0-385-48673-1.
- Moss, Vladimir (2005). "The Mystery of Redemption". St. Michael's Press. Diakses tanggal 21 Februari 2007.
- Occleshaw, Michael (1993). The Romanov Conspiracies: The Romanovs and the House of Windsor. London: Orion Publishing Group Ltd. ISBN 1-85592-518-4.
- Price, Michael (2009). "Case Closed: Famous Royals Suffered from Hemophilia". Science. Diakses tanggal March 26, 2016.
- Rappaport, Helen (2008). The Last Days of the Romanovs. New York: St. Martin's Griffin. ISBN 978-0-312-60347-2.
- Rappaport, Helen (2014). The Romanov Sisters: The Lost Lives of the Daughters of Nicholas and Alexandra. New York: St. Martin's Press. ISBN 9781250020215.
- Radzinsky, Edvard (1992). The Last Tsar. New York: Doubleday. ISBN 0-385-42371-3.
- Radzinsky, Edvard (2000). The Rasputin File. New York: Doubleday. ISBN 0-385-48909-9.
- Robinson, Harlow (2007). Russians in Hollywood, Hollywood's Russians: Biography of an Image. Boston, Massachussets: Northeastern University Press. ISBN 9781555536862.
- Shevchenko, Maxim (31 Mei 2000). "The Glorification of the Royal Family". Nezavisemaya Gazeta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Agustus 2005.
- Vorres, Ian (2001) [1965]. The Last Grand Duchess: Her Imperial Highness Grand Duchess Olga Alexandrovna, 1 June 1882-24 November 1960. Toronto, Ontario: Key Porter Books. ISBN 9781552633021.
- Wilton, George Gustav; Telberg (2014) [1920]. The Last Days of the Romanovs. Whitefish, Montana: Literary Licensing. ISBN 9781498165976.
- Zeepvat, Charlotte (2004). The Camera and the Tsars: A Romanov Family Album. Stroud: Sutton Publishing. ISBN 0-7509-3049-7.
Pranala luar
- The Murder of Russia's Imperial Family Nicolay Sokolov Investigation of the murder of the Romanov Imperial Family in 1918, in Russian.
- FrozenTears.org A media library of the last Imperial family
- Anastasia Information A web site dealing with the controversy surrounding Anastasia's death.
- Hemophilia B (Factor IX Deficiency)
- Could the Bulgarian mountain village of Gabarevo be the last refuge of the lost Romanov Princess?
- Anastasia and Anna Anderson A website with an overview of Anastasia's life and legend and a brief discussion of Anna Anderson's tale along with links to various books on the subject.