Kota Bekasi

kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia


Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama Bekasi berasal dari kata bagasasi yang artinya sama dengan candrabaga yang tertulis di dalam Prasasti Tugu era Kerajaan Tarumanegara, yaitu nama sungai yang melewati kota ini. Kota ini merupakan bagian dari megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota satelit dengan jumlah penduduk terbanyak se-Indonesia. Saat ini Kota Bekasi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri.[2] ,kota bekasi juga dijuluki sebagai Kota Patriot dan/ Kota Pejuang.

Kota Bekasi
Daerah tingkat II
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan,Grand wisata bekasi
Lalu lintas Jl. Ahmad Yani, Jembatan Jl. Cut Meutia, Kota Harapan Indah, Mal Metropolitan,Grand wisata bekasi
Motto: 
Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan
Peta
Peta
Kota Bekasi di Indonesia
Kota Bekasi
Kota Bekasi
Peta
Koordinat: 6°14′0″S 106°0′0″E / 6.23333°S 106.00000°E / -6.23333; 106.00000
Negara Indonesia
ProvinsiDKI Jakarta
Tanggal berdiri10 Maret 1997 (umur 27)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 56
Pemerintahan
 • Wali KotaRuddy Gandakusumah (Pjs.)
 • Wakil Wali KotaJabatan lowong
Luas
 • Total210,49 km2 (81,27 sq mi)
 • Luas daratan204,6 km2 (79,0 sq mi)
 • Luas perairan3,8 km2 (1,5 sq mi)
Peringkat31
Populasi
 (2010)[1]
 • Total2.334.871
 • Peringkat4
 • Kepadatan11,000/km2 (29,000/sq mi)
 • Peringkat kepadatan10
Demografi
 • AgamaIslam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Kong hu cu
 • BahasaIndonesia, Betawi, Sunda, Jawa, Dll.
Zona waktu[[UTC]] (WIB)
Kode BPS
3275 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri32.75 Edit nilai pada Wikidata
Situs webwww.kotabekasi.go.id

Geografi

Luas Wilayah dan Letak Geografis

Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:

• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi

• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok

• Sebelah Barat : Jakarta Timur

• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi

Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan.

Topografi

Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.

• Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede

• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih

Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.

Jenis Tanah dan Geologi

Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:

• Bekasi Utara : Struktur Aluvium

• Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies

Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)

Hidrologi dan klimatologi

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dibedakan menjadi dua:

1. Air permukaan, mencakup kondisi air hujan yang mengalir ke sungai-sungai.

Wilayah Kota Bekasi dialiri 3 (tiga) sungai utama yaitu Sungai Cakung, Sungai Bekasi dan Sungai Sunter, beserta anak-anak sungainya. Sungai Bekasi mempunyai hulu di Sungai Cikeas yang berasal dari gunung pada ketinggian kurang lebih 1.500 meter dari permukaan air.

Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil serta saluran irigasi Tarum Barat yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi (kota dan kabupaten) dan wilayah DKI Jakarta. Kondisi air permukaan kali Bekasi saat ini tercemar oleh limbah industri yang terdapat di bagian selatan wilayah Kota Bekasi (industri di wilayah Kabupaten Bogor).

2. Air tanah

Kondisi air tanah di wilayah Kota Bekasi sebagian cukup potensial untuk digunakan sebagai sumber air bersih terutama di wilayah selatan Kota Bekasi, tetapi untuk daerah yang berada di sekitar TPA Bantargebang kondisi air tanahnya kemungkinan besar sudah tercemar.

Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas. Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama industri/perdagangan dan permukiman. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24 – 33 °C.

Permukiman

Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.[3]

Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50% sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90% kawasan perumahan, 4% kawasan industri, 3% kawasan perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.[4]

Sejarah

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang. Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pendudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut mengubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alun-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :

Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar Kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Wali kota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997)  

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Wali kota dan Wakil Wali kota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).

Pembagian Administratif

Kecamatan di Kota Bekasi adalah:

Kependudukan

Berdasarkan sensus tahun 2010, kecamatan Bekasi Utara merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Bekasi, yakni sebesar 12.237 jiwa/km² dan kecamatan Bantar Gebang dengan kepadatan 4.310 jiwa/km² menjadi yang terendah.[5] Sementara pencari kerja di kota ini didominasi oleh tamatan SMA atau sederajat, yakni sekitar 65,6% dari total pencari kerja terdaftar.[6]

Sebagai kawasan hunian masyarakat urban, Bekasi banyak membangun kota-kota mandiri, di antaranya Kota Harapan Indah, Kemang Pratama, dan Galaxi City. Selain itu pengembang Summarecon Agung juga sedang membangun kota mandiri Summarecon Bekasi seluas 240 ha di kecamatan Bekasi Utara.[7] Seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas, Bekasi juga gencar melakukan pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan mewah.

Perekonomian

Tahun Jumlah penduduk
2006 1.773.470
2008 1.800.746
2010 2.336.489
2011 2.422.922
2012 2.523.032
2013 2.592.819
Sejarah kependudukan kota Bekasi
Sumber:[8]

Perekonomian Bekasi ditunjang oleh kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Pada awalnya pusat pertokoan di Bekasi hanya berkembang di sepanjang jalan Ir. H. Juanda yang membujur sepanjang 3 km dari alun-alun kota hingga terminal Bekasi. Di jalan ini terdapat berbagai pusat pertokoan yang dibangun sejak tahun 1978.

Selanjutnya sejak tahun 1993, kawasan sepanjang Jl. Ahmad Yani berkembang menjadi kawasan perdagangan seiring dengan munculnya beberapa mal serta sentra niaga. Pertumbuhan kawasan perdagangan terus berkembang hingga jalan K. H. Noer Ali (Kalimalang), Kranji, dan Kota Harapan Indah.

Selain itu keberadaan kawasan industri di kota ini, juga menjadi mesin pertumbuhan ekonominya, dengan menempatkan industri pengolahan sebagai yang utama.[9] Lokasi industri di Kota Bekasi terdapat di kawasan Rawa Lumbu dan Medan Satria.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah. Kecuali pada tahun 2004, pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi selalu di atas Jawa Barat dan Indonesia. Pada tahun 2004 ekonomi Kota Bekasi tumbuh 5,38% dan pertumbuhan ini lebih tinggi dari Jawa Barat (4,77%) tetapi di bawah LPE Indonesia yang mencapai 5,50%. Pada tahun 2005 dengan 5,65%, LPE Kota Bekasi sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat dan Indonesia dengan 5,62% dan 5,55%. Demikian pula pada tahun 2006, LPE Kota Bekasi yang mencapai 6,07% masih lebih baik dibandingkan Jawa Barat dan Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%[10].

Perwakilan dan pemerintahan

DPRD Kota Bekasi
2014-2019
Partai Kursi
Lambang PDI-P PDI-P 12
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 8
  PKS 7
  Partai Gerindra 6
Lambang PPP PPP 4
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 4
  Partai Hanura 4
  PAN 4
  PKB 1
Total 50

Pada tanggal 16 Desember 2012, diselenggarakan pilkada untuk memilih wali kota beserta wakilnya, yang diikuti oleh lima pasang calon. Pada pilkada tersebut terpilih pasangan Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu, yang akan menjabat pada periode 2013-2018. Pasangan ini didukung oleh empat partai politik yakni Partai Golkar, PKS, PKB, dan Partai Hanura.

Berdasarkan Pemilu Legislatif 2014, anggota DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 berjumlah 50 orang yang didominasi oleh PDI Perjuangan (12 kursi), Partai Golkar (8 kursi), dan PKS (7 kursi).

Pariwisata

Bekasi menjadi salah satu kota wisata di Provinsi Jawa Barat, objek wisata di Bekasi[11]., antara lain:

  1. Taman Buaya Indonesia Jaya di Jl. Suka Ragam, Serang, Cikarang, Bekasi. Tempat ini dibuka untuk umum pada hari minggu saja.
  2. Pantai Muara Beting dan Muara Gembong. Kedua pantai ini menawarkan keindahan alam dan pesona pantai yang menawan. Di tepi pantai banyak tumbuh hutan bakau yang dikembangkan oleh pemerintah setempat menjadi objek wisata.
  3. Pantai Muara Bendera terletak di Kecamatan Gembong.
  4. Situ Gede merupakan objek wisata berupa danau yang indah dengan suasana asri.
  5. Saung Ranggon, rumah tradisional kuno yang telah dibangun sejak abad ke-16, terletak di di desa Cikedokan, Cikarang Barat. Di dalamnya terdapat benda pusaka yang setiap bulan maulud selalu dilakukan upacara pencucian pusaka[11].
  6. eks Pabrik Gula Cibarusah, sebuah objek wisata bersejarah setelah dijadikan objek wisata pada tahun 2001 setelah ditutup akibat Krisis ekonomi 1997 dan dahulu pabrik gula ini dibuka sejak tahun 1905 di Cibarusah, Bekasi dan jalur rel ini dibangun yang terhubung dari Stasiun Cibarusah yang dibangun pada tahun 1934 oleh Staats Spoorwegen (SS). [butuh rujukan]

Pendidikan

Saat ini terdapat 3110 sekolah, 62852 siswa dan 2260 guru yang terdaftar di seluruh kota Bekasi dan daerah sekitarnya[12][13]. Di Kota Bekasi terdapat 26 SMA yang terdiri atas 22 SMA Negeri, 2 Madrasah Aliyah Negeri dan 2 SMALB Negeri dan 15 SMK yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Nama Sekolah Alamat
SMA Negeri 1 Jl. K.H Agus Salim No. 181
SMA Negeri 2 Jl. Tangkuban Perahu No.1
SMA Negeri 3 Jl. Pulo Sirih Raya No. 1
SMA Negeri 4 Jl. Cemara Permai
SMA Negeri 5 Jl. Gamprit Jatiwaringin Asri. Pondok Gede
SMA Negeri 6 Jl. Asri Lestari Raya Perum. Mitra Lestari
SMA Negeri 7 JL. Lingkar Tata Kota
SMA Negeri 8 Jl. Irigasi No. 1 Rt 01/ Rw. 21
SMA Negeri 9 Jl. Raya Legenda
SMA Negeri 10 Jl. Flamboyan Raya Perum. Harapan Indah
SMA Negeri 11 Jl. Wibawa Mukti Kav. AURI
SMA Negeri 12 Jl. I Gusti Ngurah Rai
SMA Negeri 13 Jl. Pariwisata Raya Perum. Bumi Bekasi Baru
SMA Negeri 14 Jl. Ceri Raya Perum. Alinda Kencana Permai
SMA Negeri 15 Jl. H. Open Ciketing Udik
SMA Negeri 16 Jl. Lingkar Luar JORR, Pondok Melati
SMA Negeri 17 Jl. H.Ilyas Cikunir - Jakamulya, Bekasi Selatan
SMA Negeri 18 Jl. Agus Salim/Up. SMAN 1 Bekasi Timur - Jawa Barat
USB SMA Negeri 19/ Up. SMAN 2 Jl. Mustikasari No. 1 (SDN Mustikasari I, Mustikajaya)
USB SMA Negeri 20 Up. SMAN 4 Bekasi Utara
USB SMA Negeri 21 Jl. Gamprit Jatiwaringin Asri. Pondok Gede/ Up. SMAN 5 Bekasi
USB SMA Negeri 22/ Up. SMAN 6 Jl. Pasar Lama Bantargebang (SDN Bantargebang IV, Bantargebang)
SMK Negeri 1 Bekasi Jl. Bintara VIII No. 2, Bintara, Bekasi Barat.
SMK Negeri 2 Kota Bekasi Jl. Lapangan Bola Rawa Butun, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang
SMK Negeri 3 Kota Bekasi Perum Mutiara Gading Timur Blok L5 Mustika Jaya
SMK Negeri 4 Kota Bekasi Jl. Gandaria Kranggan Wetan Jatirangga-Jatisampurna
SMK Negeri 5 Kota Bekasi Jl. Serayu 1 Perumahan Villa Indah Permai Blok E27 RT 09/033 Telukpucung
SMK Negeri 6 Bekasi Jl. Kusuma Raya Utara Duren Jaya Perumnas III
SMK Negeri 7 Kota Bekasi Jl Perumahan ASABRI Indah, Jatisari, Jati asih
SMK Negeri 8 Kota Bekasi Jl. Bojong Asih XI RT 007/08 Kecamatan Rawalumbu. 
SMK Negeri 9 Kota Bekasi Jl. Cikunir Raya Gg. H. Abas RT 001/002 Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan
SMK Negeri 10 Kota Bekasi Jl. Bulak Tinggi Pasar Kecapi Jati Rahayu Pondok Melati
SMK Negeri 11 Kota Bekasi Jl. Sultan Agung Gg. H. Rimban RT 006/005 Kecamatan Medansatria
SMK Negeri 12 Kota Bekasi Jl. Beringi Raya Blok C RT 03 RW 08 Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede
SMK Negeri 13 Kota Bekasi Jl. Nusa Indah No.11 B.I RT 003/018 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi
USB SMK Negeri 14 Jl. Cempaka Raya Perum Kranggan Permai, Jatisampurna
USB SMK Negeri 15 Perum Mutiara Gading Timur Blok L-5 No.1 Mustikajaya
MA Negeri 1 Jl. Markisa Raya No. 11 Wisma Asri
MA Negeri 2 Jl. Bojong Asih 5 Rawa Lumbu
SMALB Surya Winata Jl. Cempaka Bulak No. 27 Jatiwaringin
SMALBN Bekasi Jaya Jl. Mahoni Raya No. 1
Quantum Jl. Cimatis No.28 Jatisampurna
SMP Negeri 1 Jl. Agus Salim Nomor 138, Bekasi Timur
SMP Negeri 3 Jl. K.H.Agus Salim Nomor 75, Bekasi Timur
SMP Negeri 18 Jl. K.H.Agus Salim Nomor 150, Bekasi Timur
TK,SD,SMP,SMA/SMK Taman Harapan Komplek Perumahan Taman Harapan Baru - Kel.Pejuang Medan Satria Kota Bekasi 17181
KB-TK-SD-SMP-SMA-SMK Persada Plus Galajuara Jl. Kaliabang Tengah No. 22 Kel. Kaliabang Tengah Kec. Bekasi Utara 17125

(Depan Cluster Sriwedari THB/PUP)

SDN Jakasetia 7  Jl. Galaxi Ⅶ No.4, Jaka Setia, Bekasi Sel., Kota Bks, Jawa Barat 17147

Kesehatan

Kota Bekasi memiliki 31 Puskesmas yang tersebar diwilayahnya[14]. Selain itu kota Bekasi juga menluncurkan Kartu Bekasi Sehat (KBS) yang dibagikan kepada warga yang tidak mampu[15]. Selain itu ada beberapa rumah sakit besar di kota Bekasi seperti Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi[16] dan Rumah Sakit Mitra Keluarga[17].

Trayek angkot

  1. K 01 – Jurusan : Perumnas III Bekasi - Pulogadung
  2. K 02 – Jurusan : Pekayon-Pondok Gede – Terminal Bekasi
  3. K 02A – Jurusan : Bumi Mutiara – Pondok Gede (via) Villa Nusa Indah
  4. K 03 – Jurusan : Perumnas Klender - Kranji
  5. K 04 – Jurusan : Perumnas I Bekasi – Terminal Bekasi
  6. K 04B – Jurusan : Jurusan : Gabus – Ganda Agung – Terminal Bekasi Jurusan : Irigasi – Terminal Bekasi
  7. K 04C – Jurusan : Patal – Kampung Kandang – Kali Baru
  8. K 05 – Jurusan : Cikunir - Terminal Bekasi
  9. K 05A – Jurusan : Perumahan Taman Galaxi Indah - Terminal Bekasi
  10. K 05B – Jurusan : Perumnas II - Terminal Bekasi
  11. K 06 – Jurusan : Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
  12. K 06B – Jurusan : Kranggan – Ujung Aspal – Pondok Gede – Kp.Rambutan
  13. K 07 – Jurusan : Perumahan Seroja - Terminal Bekasi
  14. K 08 – Jurusan : Sumber Arta – Pondok Gede
  15. K 09 – Jurusan : Babelan - Terminal Bekasi
  16. K 09B – Jurusan : Metropolitan Mall – Babelan Perumahan Taman Wisma Asri
  17. K 09P – Jurusan : Stasiun KA Bekasi – Perumahan Villa Indah Permai (VIP)
  18. K 10 – Jurusan : Jurusan : Ujung Harapan - Terminal Bekasi
  19. K 10B – Jurusan : Tol Bekasi Timur - Metropolitan Mall
  20. K 11 – Jurusan : Bantar Gebang - Terminal Bekasi
  21. K 11A – Jurusan : Perumahan Rawalumbu – Rawa Panjang / Terminal Bekasi
  22. K 11B – Jurusan : Perumahan Narogong – Rawa Panjang
  23. K 12 – Jurusan : Kampung Cerewed/Duren Jaya – Terminal Bekasi
  24. K 12A – Jurusan : Wisma Jaya - Terminal Bekasi
  25. K 12B – Jurusan : Kampung Cerewed/Duren Jaya – Hero/BCP
  26. K 13 – Jurusan : Bantar Gebang – Setu
  27. K 14 – Jurusan : (cibitung) Kampung Utan – Serang/setu
  28. K 15 – Jurusan : Taruma Jaya - Terminal Bekasi
  29. K 15A – Jurusan : Pondok Ungu Permai (BTN Lama) - Stasiun Bekasi - Terminal Bekasi
  30. K 16 – Jurusan : Tambun – Tambelang
  31. K 16A – Jurusan : Perum Papan Mas - Terminal Bekasi
  32. K 16B – Jurusan : Jurusan : Perum Villa Bekasi Indah - Terminal Bekasi
  33. K 16C – Jurusan : Perum Griya Asri - Terminal Bekasi
  34. K 17 – Jurusan : Terminal Cikarang - Lemahabang – Serang – Cibarusah
  35. K 18 – Jurusan : Cikarang – Pilar – Sukatani
  36. K 19 – Jurusan : Terminal Bekasi – Bulak Kapal – Jatimulya – Mutiara Gading
  37. K 19A – Jurusan : Terminal Bekasi – Mutiara Gading
  38. K 19A (Atap Kuning) Jurusan : Terminal Bekasi – Mustikasari
  39. K 20 - Jurusan : Sumber Arta - Perumnas Klender
  40. K 21A – Jurusan : Pabuaran – Kampung Rambutan
  41. K 21B – Jurusan : Bantar Gebang – Kampung Rambutan
  42. K 22 – Jurusan : Pondok Gede – Pangkalan Jati
  43. K 22A – Jurusan : Pondok Gede – Pondok Kopi - Wali kota Jakarta Timur - Pulo Gebang
  44. K 23 – Jurusan : Tambun - Mustika Jaya - Cimuning
  45. K 25 -Jurusan : Pulo Gebang - Rawa Panjang
  46. K 25B - Jurusan : Kayu Ringin - Perumnas Klender
  47. K 26A – Jurusan : Pekayon – LIA Galaxy
  48. K 28 – Jurusan : Ciangsana- Ujung Aspal – Sumir-Setu-TMII – Kp.Rambutan
  49. K 30 – Jurusan : Perum Harapan Indah - Kranji - Terminal Pulogadung
  50. K 31 – Jurusan : Perum Taman Harapan Baru - Terminal Pulogadung
  51. K 33 – Jurusan : Terminal Cikarang - Lemahabang
  52. K 34 – Jurusan : Rawa Kalong - Terminal Bekasi
  53. K 35 – Jurusan : Cikarang – Lemah Abang – Delta Mas
  54. K 36 – Jurusan : Cibitung - Terminal Bekasi
  55. K 37 – Jurusan : Komsen – Perum Klender
  56. K 39 – Jurusan : Kompas/SKU - Terminal Bekasi
  57. K 39B – Jurusan : Perum Trias (Tridaya Indah Asri) – Terminal Bekasi
  58. K 40 – Jurusan : Pasar Rebo – Kampung Rambutan
  59. K 44 – Jurusan : Komsen – Cakung – Kranggan - Cibubur- Jagorawi – Kp.Rambutan
  60. K 45 – Jurusan : Jurusan : Metropolitan Mall/Tol Bekasi Barat - Lippo Cikarang
  61. K 50 – Jurusan : Terminal Bekasi-Tol Bekasi Timur - Lippo Cikarang
  62. K 52 – Jurusan : Cikarang – Delta Mas
  63. K 58 – Jurusan : Klender - Cililitan.
  64. K 59 – Jurusan : Jababeka – Cililitan
  65. K 61 – Jurusan : Cibitung – Lemah Abang – Delta Mas
  66. K 62 – Jurusan : Jababeka-Cibitung

Infrastruktur

Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah. Saat ini pemerintah juga sedang merencanakan untuk membangun monorel yang menghubungkan Bekasi Timur dengan Cawang dan Kuningan.[18]

Di Kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 12 orang, yang biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju berbagai perumahan di wilayah Kota Bekasi. Sedangkan becak masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan. Peningkatan jumlah ojek terjadi secara signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor roda dua. Ojek digunakan untuk transportasi jarak dekat (2–5 km) dan juga di dalam perumahan.

Sebagai kota satelit Jakarta, tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan penghubung antara Jakarta Timur dan Bekasi. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor, yang tidak diimbangi dengan penambahan ruas jalan. Oleh sebab itu wilayah Kota Bekasi dipersiapkan untuk pengembangan infrastruktur penunjang Ibu Kota Jakarta. Lahan yang datar dinilai cocok untuk gedung, sarana transportasi dan pusat bisnis. Rencana tata ruang Kota Bekasi itu tertuang dalam konsep pengembangan Badan Kerjasama Pembangunan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Jabodetabekjur)[19][20].

Kota Bekasi dilintasi oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang menghubungkan Pusat Kota dengan Bekasi Utara, maka pemerintah bersama pengembang Summarecon Agung telah membangun jalan layang sepanjang 1 km. Disamping itu pemerintah juga berencana akan membangun jalan layang Bulak Kapal di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur.[21]

Untuk memenuhi kebutuhan olahraga, saat ini pemerintah Kota Bekasi sedang membangun stadion baru bertaraf internasional. Stadion ini memiliki kapasitas sekitar 30.000 tempat duduk, yang direncanakan akan menjadi kandang klub sepak bola Persipasi.[22] Pemerintah juga menata beberapa lapangan olahraga di GOR Bekasi, serta mempercantik taman kota.

Layanan publik

 
Gedung DPRD Kota Bekasi

Dalam pengolahan sampah, sekitar 35% dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.[4]

Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyediaan air bersih melalui PDAM Bekasi.[23] Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.[4]

Untuk masalah kesehatan, Bekasi memiliki beberapa rumah sakit dengan layanan cukup baik. Disamping RSUD Bekasi yang dikelola oleh pemerintah, terdapat pula rumah sakit yang dikelola pihak swasta, antara lain RS Mitra Keluarga Bekasi Barat, RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, RSIA Hermina Bekasi, RSIA Hermina Galaxi, RS Awal Bros, RS Ananda, RS Citra Harapan, RS Taman Harapan Baru, RS Jati Sampurna, dan RS Anna.

Pusat perbelanjaan

Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Bekasi banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Bekasi antara lain :

Pusat Perbelanjaan Menengah Keatas :

Pusat perbelanjaan lainnya :

Akses Tol

jati asih cikunir Kota Bekasi mempunyai akses tol melalui Gerbang Tol (GT), GT Pondok Gede, GT Bekasi Barat, GT Bekasi Timur, GT Tambun, GT Jatiasih, GT Jati Warna, GT Kalimalang, GT Bintara.

Tempat Ibadah

Terdapat beberapa tempat ibadah di Kota Bekasi, yaitu Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, Masjid Nurul Islam “Islamic Center” Bekasi, Masjid Al Azhar Jakapermai, Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi, Masjid Al-Mahdi, Masjid Nurul A'la, Vihara Tridharma Buddha Dharma (Pasar Lama), Cetiya Buddha Jayanti (Kota Harapan Indah), Gereja Santo Arnoldus (Bekasi Timur), Gereja Santo Mikael (Bekasi Barat), Gereja Santo Bartholomeus (Bekasi Selatan), Gereja Santa Clara (Bekasi Utara).

Seni Budaya

Sulit menetapkan kesenian Kota Bekasi karena warga kota ini adalah percampuran antara budaya Sunda, Jawa Barat dan budaya Betawi. Berbeda dengan Kabupaten Bekasi yang sebagian besar penduduknya orang Sunda, saat ini kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.

Bahasa Bekasi benar-benar khas karena bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa. Seringkali orang Bekasi dapat dikenali kesundaannya dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah percampuran antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan unik.

Dalam kenyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas Jakarta. Ini disebabkan Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan budaya Betawi. Sejak masa Kerajaan Pasundan, beberapa kesenian asli daerah muncul seperti kesenian Tari Topeng dan kesenian Ujungan.

Tarian Topeng yang biasa di kenal dengan Topeng saja merupakan salah satu jenis kesenian khas bekasi yang relatif masih ada dan banyak penggemarnya, sama halnya dengan musik gambus. Topeng bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan akan tetapi bisa juga dimainkan dalam acara–acara resmi seperti menyambut tamu, pentas seni dan kampanye pemilu. Walaupun dinamakan tarian topeng namun kesenian ini tidak didominasi oleh tarian saja tapi juga menampilkan lawakan (komedi) yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Tari topeng biasanya diiringi oleh beberapa alat musik tradisional seperti gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek.[24]

Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan tulang kering, dengan memanfaatkan lull aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat dengan bergaya lucu. Agar tidak terkena penonton, maka arenanya dipersiapkan terpisah. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga Kota Bekasi.

Kota Bekasi juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Olahraga

Kegiatan olahraga kota Bekasi berada dibawah naungan KONI kota Bekasi dan memiliki 42 cabang olahraga[25]. Kota ini juga adalah tempat bernaung tim sepak bola Persipasi Bekasi.

Kuliner

Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, pada masyarakat Bekasi dikenal beberapa jenis makanan khas yang sering disajikan pada acara-acara tertentu atau hari raya seperti dodol. Makanan ini terbuat dari tepung beras ketan yang dicampur dengan gula merah dan kelapa.

Kuliner Bekasi yang masih dalam kategori kue basah di antaranya adalah Jalabia, Cucur, Kue Bugis, Bika Ambon, Kue Pepe, Putu Mayang, Talam, Kue Pisang, Lopis, Kue Cincin, Geplak, Onde-onde, Gemblong, dan kerak telor.

Selain jenis kue basah ada beberapa penganan asli Bekasi yang termasuk kategori jenis kue kering, dan biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu yang datang berkunjung atau pun untuk kegiatan besar seperti pernikahan dan sunatan diantaranya adalah Kue Akar Kelapa, Rengginang, Kue Wajik, Sagon, Kue Satu, parocot, Kue Duit dan Kue Brangas.

Sementara itu, menu makanan atau kuliner yang sangat dikenal di Bekasi adalah sayur asem khas Bekasi, rasanya agak sedikit asem bila dibandingkan dengan jenis sayur asem di daerah lain. Sayur ini terasa nikmat bila disajikan di siang hari. Disamping itu ada satu jenis sayuran yang khas, yaitu sayur ikan gabus atau sayur pucung. Jenis sayur ini tampaknya hanya terdapat di Bekasi saja. Seperti diketahui Bekasi tempo dulu terdiri dari rawa-rawa yang didalamnya terdapat ikan gabus. Sayur ikan gabus biasanya dimasak dengan menambahkan campuran pucung atau kluwek yang berwarna hitam dan memiliki aroma serta rasa yang khas. Selain kuliner sayur asem dan sayur ikan gabus, masih ada satu lagi kuliner yang cukup terkenal di Bekasi yaitu Soto Betawi Asli Daging Sapi. Kalo di Jakarta soto betawi dicampur dengan jeroan, maka di Bekasi tidak memakai jeroan, isinya hanya daging sapi, kentang goreng, emping, irisan daun bawang dan diberi kuah santan yang dimasak dengan bumbu-bumbu tradisional seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, sereh dan lada.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Population Census 2010 Province West Java". BPS. Diakses tanggal 2012-02-29. 
  2. ^ McGee, T.G. (1996). The mega-urban regions of Southeast Asia. UBC Press. ISBN 0-7748-0548-X. 
  3. ^ Rujukan kosong (bantuan) 
  4. ^ a b c ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Bekasi
  5. ^ poskota.co.id Bekasi Utara Terpadat Penduduknya di Kota Bekasi
  6. ^ bekasikota.bps.go.id Statistik Tenagakerja
  7. ^ "Summarecon Investasi Rp5 Triliun Bangun Kota Mandiri Bekasi". www.kapanlagi.com. 8 Mei 2008. 
  8. ^ "Statistik Kependudukan". BPS kota Bekasi. 10 April 2010. 
  9. ^ Setyawan, T.B. (2002). Prospek ekonomi kota Bekasi. Lembaga Pemantau Reformasi. 
  10. ^ Pertumbuhan Eknomi Kota Bekasi 2004-2006 di situs Sistem Investasi Daerah Kota Bekasi
  11. ^ a b Zaenuddin H.M., Asal usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. Cetakan I: Oktober 2013. ISBN 978-602-1139-30-1. hal. 77-83
  12. ^ Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi
  13. ^ Daftar Sekolah pada Situs Dinas Pendidikan Kota Bekasi
  14. ^ Daftar Alamat Puskesmas di Situs resmi Dinas Kesehatan Kota Bekasi
  15. ^ "KBS Dibagikan di Kota Bekasi, Warga Miskin Berobat Gratis"
  16. ^ Situs resmi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi
  17. ^ "Situs resmi Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi". 
  18. ^ kompas.com Monorel Bekasi-Jakarta Diperkirakan Selesai Tahun 2015
  19. ^ "Bekasi Dijadikan Pengembangan Infrastruktur Penunjang Ibu Kota"
  20. ^ Peta Infrastruktur Kota Bekasi 2012
  21. ^ indonesiafinancetoday.com Jembatan Layang Bulak Kapal Bekasi Dikerjakan Juni 2013
  22. ^ tempo.co Stadion Megah Kota Bekasi Diprediksi Selesai Akhir 2012
  23. ^ http://www.pdambekasi.com Sejarah PAM Bekasi
  24. ^ "Tari Topeng peninggalan seni budaya Bekasi"
  25. ^ Situs Resmi KONI Kota Bekasi

Pranala luar