Liverpool F.C.
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Liverpool Football Club /ˈlɪvərpuːl/ (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola asal Inggris yang berbasis di Kota Liverpool. Saat ini Liverpool adalah peserta Liga Utama Inggris.
Nama lengkap | Liverpool Football Club | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | The Reds | |||
Berdiri | 3 Juni 1892[1] | |||
Stadion | Anfield (Kapasitas: 45.522[2]) | |||
Pemilik | Fenway Sports Group | |||
Ketua | Tom Werner | |||
Manajer | Jürgen Klopp | |||
Liga | Liga Utama Inggris | |||
2017–18 | ke-4, Liga Utama Inggris | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
| ||||
Musim ini |
Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions UEFA (dulu Piala Champions) dan merupakan klub dengan pemegang gelar juara Liga Champions UEFA terbanyak di Inggris dan ketiga di Eropa bersama FC Bayern München, setelah Real Madrid dan AC Milan[3]. Selain itu Liverpool juga pemegang masing-masing 3 gelar juara Liga Eropa UEFA[4] dan Piala Super UEFA[5].
Di kompetisi domestik, Liverpool adalah klub dengan 18 gelar juara Liga Inggris, 7 Piala FA, serta 7 kali juara Piala Liga.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 dan bergabung dengan Football League pada tahun berikutnya. Klub ini telah bermain di Stadion Anfield sejak pembentukannya yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Periode paling sukses dalam sejarah Liverpool adalah pada tahun 1970-an dan 1980-an ketika Bill Shankly dan Bob Paisley memimpin klub dengan sebelas gelar liga dan tujuh piala Eropa.
Liverpool memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan klub tetangganya Everton dan juga dengan Manchester United. Persaingan dengan klub sekota terkenal dengan nama Derby Merseyside. Liverpool dikenal memiliki suporter yang sangat fanatik di seluruh dunia. Mereka dijuluki The Kop. Lagu kebangsaan Liverpool adalah "You'll Never Walk Alone".
Dalam sepanjang sejarah Premiere League, Liverpool termasuk salah satu dari tujuh tim yang belum pernah terdegradasi.[6]
Sejarah
Masa awal dan pembentukan
Liverpool didirikan pada tanggal 15 Maret 1892[7] sebagai akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Houlding sebagai Presiden Klub yang juga pemilik stadion Anfield. Sebelumnya pada tahun 1891 John Houlding, sebagai penyewa dari Stadion Anfield, membeli tanah tersebut secara langsung dan mengusulkan meningkatkan harga sewa dari £ 100 sampai £ 250 per tahun[8]. Everton, yang telah bermain di Anfield selama tujuh tahun, menolaknya dan terjadi perseteruan.
Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool sampai sekarang[9].
Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menolak mengakui ada dua tim bernama Everton[10]. Pada bulan Juni 1892, John Houlding akhirnya memilih nama Liverpool F.C. sebagai nama baru, dan Liverpool menjelma menjadi kekuatan serius di kompetisi sepak bola Inggris.
Mengawali debutnya sebagai klub sepak bola profesional Liverpool bermain di Liga Lancashire dan berhasil menjadi juara sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris (sekarang bernama Football League Championship) pada musim 1893-94. Pada musim pertamanya di Divisi II, Liverpool langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I (sekarang bernama Liga Primer Inggris). Liverpool tidak menunggu lama untuk menjadi juara liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (1900-01), Liverpool sukses menjuarai Divisi I dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian[11].
Masa perkembangan
Final Piala FA pertama dilakukan pada tahun 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah itu Liverpool berhasil meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921-22 dan 1922-23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946-47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5[12]. Setelah berada di Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953-54[13].
Beberapa saat setelah Liverpool dikalahkan oleh Worcester City, klub di luar Football League pada Piala FA musim 1958-59, Bill Shankly ditunjuk sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari.
Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett[14] mulai membangun kekuatan Liverpool yang membuat iri tim lain. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi kembali ke Divisi I pada musim 1961-62 dan menjadi juara liga pada musim 1963-64.
Masa kejayaan
Liverpool meraih era terbaiknya saat dibawah manajer Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya berada di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)
Era Bill Shankly
Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai liga pada musim 1965-66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara liga dan Piala UEFA pada musim kompetisi 1972-73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar Piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar Piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun.
Pemain dan Liverpudlian (julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC yang berasal dari kota Liverpool, sedangkan penggemar dari luar kota Liverpool disebut Kopites) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974[15] dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.
Era Bob Paisley
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, ia memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champions, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut[16].
Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Era Joe Fagan
Paisley pensiun pada tahun 1983 dan digantikan oleh asistennya Joe Fagan[17]. Sebagai penerus Bob Paisley, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, di musim pertamanya berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga Inggris, juara Piala Liga dan juara Piala Champions. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi[18].
Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di Stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepak bola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel.
Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish[19] yang ditunjuk sebagai manajer-pemain. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.
Era Kenny Dalglish
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985-86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu.
Kesuksesan Liverpool FC pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forest F.C. tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion[20]. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun[21].
Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepak bola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan[22]. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri.
Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 ia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepak bola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris.
Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness[23] sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
Masa liga primer
Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool FC. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun.
Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai Tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994, Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga Inggris dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994-95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga Inggris dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu pass and move. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut Spice Boys.
Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998-99 Liverpool FC menarik pelatih asal Perancis, Gérard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai joint manager. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard.
Pada tahun 2001, musim ke-2 Houllier sebagai manajer tunggal, Liverpool memenangi "Treble" yaitu : Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA .[24] Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris, Piala FA, Piala UEFA, Community Shield dan Piala Super UEFA.
Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Utama Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga Inggris dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993-94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions UEFA. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004, Gérard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Era Rafael Benitez
Rafael Benitez datang ke Liverpool setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool menjuarai Liga Champions UEFA 2004-05 untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool berhasil mengalahkan A.C. Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama[25]. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimír Šmicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool, Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko.
Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskwa dengan skor 3-1.
Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, Manchester United 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United[26] dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match.
Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA.
Setelah memenangi Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhenti pada tanggal 3 Juni 2010[27] dan digantikan oleh manajer Fulham yaitu Roy Hodgson[28].
Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett dan Tom Hicks[29] dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry[30].
Era Roy Hodgson
Pada tanggal 1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010-11 dengan sangat buruk.
Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim[31].
Kembalinya sang raja
Tepat tanggal 8 Januari 2011 Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris.
Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suárez dari Ajax Amsterdam dan Andy Carroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti: Martin Kelly, Jay Spearing, dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool.
Setelah mengakhir liga di posisi ke-8 pada musim 2011-12, posisi terburuk di liga selama 18 tahun terakhir,[32] Dalglish diberhentikan sebagai manajer Liverpool.[33] Dalglish digantikan oleh manajer Swansea City yaitu Brendan Rodgers.[34]
Tragedi
Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.
Lambang
Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955-56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough.[36] Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.
Pemasok kostum dan sponsor
Periode | Pemasok | Sponsor |
---|---|---|
1973–1979 | Umbro |
Ninguno |
1979–1982 | Hitachi | |
1982–1985 | Crown Paints | |
1985–1988 | Adidas | |
1988–1992 | Candy | |
1992–1996 | Carlsberg | |
1996–2006 | Reebok | |
2006–2010 | Adidas | |
2010-2012 | Standard Chartered | |
2012- | Warrior Sports |
Skuat
Tim utama
- Per 4 Agustus 2015..[37]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Pemain tim utama yang dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Staf kepelatihan
- Manajer: Jurgen Klopp
- Asisten manajer: Colin Pascoe
- Pelatih tim utama: Mike Marsh
- Pelatih kiper: John Achterberg
- Manajer tim cadangan: Rodolfo Borrell
- Asisten pencari bakat: Mike McGlynn
- Kepala kedokteran dan sains olahraga: Peter Brukner
- Dokter klub: Zaf Iqbal
- Kepala kebugaran: Darren Burgess
- Kepala fisioterapi: Phil Coles
- Pelatih kebugaran rehab: Jordan Milson
- Konsultan sains olahraga: Barry Drust
- Fisioterapis senior: Rob Price
- Fisioterapis senior: Andrew Nealon
- Fisioterapis: Chris Morgan
- Fisioterapis tim cadangan: Matt Konopinski
- Ahli sains olahraga: Alan McCall
- Terapis olahraga: Ivan Ortega
- Ahli pijat: Paul Small
- Ahli ijat: Sylvan Richardson
Manajer
Sampai 20 Juli, 2006. Data hanya berdasarkan kompetisi saja
Nama | Dari | Hingga | Rekor | |||
---|---|---|---|---|---|---|
Main | Menang | Seri | Kalah | |||
W. E. Barclay & John McKenna | Agustus 1892 | Juli 1896 | 101 | 58 | 17 | 26 |
Tom Watson | Agustus 1896 | Mei 1915 | 740 | 327 | 141 | 272 |
David Ashworth | Desember 1920 | Februari 1923 | 58 | 25 | 24 | 9 |
Matt McQueen | Februari 1923 | Februari 1928 | 229 | 94 | 61 | 74 |
George Patterson | Februari 1928 | Mei 1936 | 370 | 139 | 86 | 145 |
George Kay | Mei 1936 | Februari 1951 | 359 | 143 | 93 | 123 |
Don Welsh | Maret 1951 | Mei 1956 | 234 | 82 | 60 | 92 |
Phil Taylor | Mei 1956 | November 1959 | 153 | 77 | 32 | 44 |
Bill Shankly | Desember 1959 | Juli 1974 | 753 | 393 | 185 | 175 |
Bob Paisley | Juli 1974 | Mei 1983 | 490 | 275 | 124 | 91 |
Joe Fagan | Mei 1983 | Mei 1985 | 122 | 65 | 34 | 23 |
Kenny Dalglish | Mei 1985 | Februari 1991 | 297 | 180 | 76 | 41 |
Ronnie Moran | Februari 1991 | April 1991 | 10 | 4 | 1 | 5 |
Graeme Souness | April 1991 | Januari 1994 | 157 | 65 | 47 | 45 |
Roy Evans | Januari 1994 | Juli 1998 | 226 | 116 | 57 | 53 |
Roy Evans & Gérard Houllier | Juli 1998 | November 1998 | 18 | 7 | 6 | 5 |
Gérard Houllier | November 1998 | Mei 2004 | 306 | 157 | 75 | 74 |
Rafael Benitez | Juni 2004 | 3 Juni 2010 | 123 | 70 | 23 | 30 |
Roy Hodgson | 3 Juni 2010 | 8 Januari 2011 | ||||
Kenny Dalglish | 8 Januari 2011 | 16 Mei 2012 | ||||
Brendan Rodgers | 31 Mei 2012 | sekarang |
Prestasi
Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.[46]
Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour[47], serta berhak memiliki tropi secara permanen.[48] Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005[49] serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada tahun 1977, 1986 dan 2001.[50]
Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad ke-20[51] menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk tingkat dunia, Liverpool berapa di urutan ke-7 sebegai klub terbaik abad ke-21 setelah Barcelona, Manchester United, Arsenal, Real Madrid, Inter Milan, dan Bayern München.[52]
- Liga Utama Inggris[ket 1] : Juara (18)[ket 2]
- 1900–01, 1905–06, 1921–22, 1922–23, 1946–47, 1963–64, 1965–66, 1972–73, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86, 1987–88, 1989–90
- Liga Championship Inggris[ket 3] : Juara (4)
- 1893–94, 1895–96, 1904–05, 1961–62
- Liga Lancashire : Juara (1)
- 1892–93
- Liga Champions UEFA : Juara (5)[ket 4]
- 1976–77 3–1 vs. Borussia Mönchengladbach
- 1977–78 1–0 vs. Club Brugge
- 1980–81 1–0 vs. Real Madrid
- 1983–84 1–1 (4–2 melalui adu penalti) vs. AS Roma
- 2004–05 3–3 (3–2 melalui adu penalti) vs. AC Milan
- Liga Eropa UEFA[ket 5] : Juara (3)
- 1972–73, 1975–76, 2000–01
- Piala FA : Juara (7)
- 1964–65, 1973–74, 1985–86, 1988–89, 1991–92, 2000–2001, 2005–2006
- Piala Remaja FA : Juara (2)
- 1995–96, 2006–07
- Piala Liga : Juara (8)[ket 4]
- 1980–81, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1994–95, 2000–01, 2002–03, 2011–12
- Charity Shield : Juara (15)
- Piala Super Eropa : Juara (3)
- 1977, 2001, 2005
- Piala Super : Juara (1)
- 1985–86
- Divisi Satu untuk Cadangan : Juara (16)
- 1956–57, 1968–69, 1969–70, 1970–71, 1972–73, 1973–74, 1974–75, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1980–81, 1981–82, 1983–84, 1984–85, 1989–90, 1999–2000
Gelar double dan treble
Liverpool berhasil mendapatkan treble winner, Liverpool mendapatkan dua gelar domestik (Piala Liga dan Piala FA) dan Piala UEFA pada musim 2000-01. Meskipun begitu, memenangi treble bukanlah hal yang baru bagi mereka. Pada 1984 mereka menjadi juara Piala Champions, Piala Liga dan Liga Inggris.
Double/Treble[ket 7] | Jml | Tahun |
---|---|---|
Piala Liga dan Piala FA | 1 | 1985–86 |
Juara Liga dan Piala Liga | 2 | 1981–82, 1982–83 |
Double Eropa (Liga & Liga Champions UEFA) | 1 | 1976–77 |
Liga dan Liga Eropa UEFA | 2 | 1972–73, 1975–76 |
Piala Liga dan Liga Champions UEFA | 1 | 1980–81 |
Liga, Piala Liga dan Liga Champions UEFA | 1 | 1983–84 |
Piala FA, Piala Liga and Liga Eropa UEFA | 1 | 2000–01 |
Untuk kompetisi pendek seperti Charity/Community Shield dan Piala Super UEFA pada umumnya tidak dianggap dalam memberikan kontribusi terhadap Double atau Treble.[53]
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ Sebelum musim 1992-93 bernama Divisi Pertama
- ^ Terbanyak ke-2 dibandingkan klub Inggris lainnya
- ^ Sebelum musim 1992-93 bernama Divisi Kedua
- ^ a b Terbanyak dibandingkan klub Inggris lainnya
- ^ Sebelum tahun 2009 bernama Piala UEFA
- ^ a b c d e f Gelar dibagi bersama
- ^ Kemenangan double dalam hubungannya sebagai treble seperti Piala FA dan Piala Liga pada tahun 2001, dianggap sebagai treble.
Referensi
- ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 15 March 2013.
Liverpool F.C. was formed on 15 March 1892. It was at John Houlding's house in Anfield Road that he and his closest friends left from Everton FC, formed a new club.
- ^ "Liverpool Football Club". Premier League. Diakses tanggal 23 August 2011.
- ^ "European Champions' Cup". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. 31 May 2012. Diakses tanggal 21 September 2012.
- ^ "List of Winners UEFA Cup". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. 31 May 2012. Diakses tanggal 21 September 2012.
- ^ "List of Winners European Super Cup". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. 31 May 2012. Diakses tanggal 21 September 2012.
- ^ Tim Yang Belum Pernah Terdegradasi di Premier League. Liga-inggris.com
- ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 21 September 2012.
- ^ "The Encylopedia of British Football-Liverpool 1891-1918". Spartacus Educational. Diakses tanggal 21 September 2012.
- ^ "Liverpool Football Club is formed". Liverpool F.C. Diakses tanggal 11 August 2010.
- ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 14. ISBN 0-600-50254-6.
- ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 16-18. ISBN 0-600-50254-6.
- ^ Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. hlm. 20. ISBN 0-600-50254-6.
- ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 50–51.
- ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 57.
- ^ Kelly (1999). The Boot Room Boys: Inside the Anfield Boot Room. hlm. 86.
- ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 157.
- ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 158.
- ^ Cox, Richard (2002). Encyclopedia of British football. hlm. 90.
- ^ Kelly (1988). You'll Never Walk Alone. hlm. 172.
- ^ "On This Day – 15 April 1989: Soccer fans crushed at Hillsborough". BBC. 15 April 1989. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Pithers, Malcolm (22 December 1993). "Hillsborough victim died 'accidentally': Coroner says withdrawal of treatment not to blame". The Independent. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "A hard lesson to learn". BBC. 15 April 1999. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Liversedge (1991). Liverpool:The Official Centenary History. hlm. 104–105.
- ^ "Houllier acclaims Euro triumph". BBC Sport. 16 May 2001. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "AC Milan 3–3 Liverpool (aet)". BBC Sport. 25 May 2005. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Liverpool 3–3 West Ham (aet)". BBC Sport. 13 May 2006. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Rafael Benitez leaves Liverpool: club statement". The Daily Telegraph. 3 June 2010. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Liverpool appoint Hodgson". Liverpool F.C. 1 July 2010. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "US pair agree Liverpool takeover". BBC Sport. 6 February 2007. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Gibson, Owen (15 October 2010). "Liverpool FC finally has a new owner after 'win on penalties'". The Guardian. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Roy Hodgson exits and Kenny Dalglish takes over". BBC Sport. 8 January 2011. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Bensch, Bob; Panja, Tariq (16 May 2012). "Liverpool Fires Dalglish After Worst League Finish in 18 Years". Bloomberg.
- ^ Mike Ingham (16 May 2012). "Kenny Dalglish sacked as Liverpool manager". BBC. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Liverpool manager Brendan Rodgers to 'fight for his life'". BBC. 1 June 2012. Diakses tanggal 10 June 2012.
- ^ "Historical LFC Kits". Liverpool F.C. Diakses tanggal 12 August 2010.
- ^ "Hillsborough". Liverpool F.C. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "First Team". Liverpool F.C. Diakses tanggal 4 August 2015.
- ^ Shaw, Chris (11 July 2015). "Stewart to spend season at Swindon". Liverpool F.C.
- ^ "Wisdom heads to Norwich on loan". Liverpool F.C. 29 July 2015.
- ^ Shaw, Chris (10 July 2015). "Williams makes loan move to Swindon". Liverpool F.C.
- ^ "Jones joins Blackpool on loan". Liverpool F.C. 10 July 2015.
- ^ Carroll, James (26 June 2015). "Ward joins Aberdeen on season-long loan". Liverpool F.C.
- ^ "New Reds deal and loan switch for Ojo". Liverpool F.C. 4 August 2015.
- ^ "Luis Alberto, nuevo jugador del Deportivo" (dalam bahasa Spanish). Deportivo La Coruña. 6 July 2015.
- ^ "Vigouroux agrees Swindon loan switch". Liverpool F.C. 4 August 2015.
- ^ "Honours". Liverpool F.C. Diakses tanggal 24 September 2014.
- ^ "Regulations of the UEFA Champions League 2008/09, Chapter XI, Article 19 – "UEFA Kit Resolutions", paragraph 14, page 29" (PDF). uefa.com. Union of European Football Associations. August 2009. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Keogh, Frank (26 May 2005). "Why it was the greatest cup final". BBC. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ José Luis Pierrend (6 March 2012). ""World Soccer" Awards". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "Sports Personality Of The Year: team winners". BBC Sports. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2012. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Hodgson, Guy (17 December 1999). "How consistency and caution made Arsenal England's greatest team of the 20th century". The Independent. Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ "The World's Club of the 21st Century". International Federation of Football History & Statistics (IFFHS). Diakses tanggal 24 September 2012.
- ^ Rice, Simon (20 May 2010). "Treble treble: The teams that won the treble". The Independent. London. Diakses tanggal 24 September 2012.
Bibliografi
- Cox, Richard (2002). Encyclopedia of British football. Routledge. ISBN 0-7146-5249-0.
- Crilly, Peter (2007). Tops of the Kops: The Complete Guide to Liverpool's Kits. Trinity Mirror Sport Media. ISBN 978-1-905266-22-7.
- Graham, Matthew (1985). Liverpool. Hamlyn Publishing Group Ltd. ISBN 0-600-50254-6.
- Kelly, Stephen F. (1999). The Boot Room Boys: Inside the Anfield Boot Room. HarperCollins. ISBN 0-00-218907-0.
- Kelly, Stephen F. (1988). You'll Never Walk Alone. Queen Anne Press. ISBN 0-356-19594-5.
- Liversedge, Stan (1991). Liverpool:The Official Centenary History. Hamlyn Publishing Group Ltd. ISBN 0-600-57308-7.
- Pead, Brian (1986). Liverpool A Complete Record. Breedon Books. ISBN 0-907969-15-1.
Pranala luar
Cari tahu mengenai Liverpool F.C. pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote |
- Liverpool F.C. di X
- Situs web resmi
- (Inggris) Entri pada situs SkySports.com
- (Inggris) Entri pada situs web resmi Liga Utama Inggris.
- (Inggris) liverpool clip video website
- (Indonesia) Situs resmi Suporters Liverpool Indonesia