Robertus Rubiyatmoko

Revisi sejak 5 September 2018 21.44 oleh SajoR (bicara | kontrib)

Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko (lahir 10 Oktober 1963) adalah Uskup Agung di Keuskupan Agung Semarang. Ia ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 12 Agustus 1992 dengan penahbis Mgr. Julius Darmaatmadja, S.J. dan terpilih menjadi Uskup Agung di Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 18 Maret 2017 oleh Paus Fransiskus.[3]


Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung Semarang
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Semarang
Provinsi gerejawi
Semarang
MetropolisSemarang
Penunjukan18 Maret 2017
(7 tahun, 255 hari)
PendahuluJohannes Pujasumarta
Imamat
Tahbisan imam
12 Agustus 1992[1]
(32 tahun, 108 hari)
oleh Julius Darmaatmadja, S.J.
Tahbisan uskup
19 Mei 2017
(7 tahun, 193 hari)
oleh Ignatius Suharyo
Informasi pribadi
Nama lahirRobertus Rubiyatmoko
Lahir10 Oktober 1963 (umur 61)
Indonesia Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanKeuskupan Agung Semarang
Orang tuaAyah: Stanislaus Harjo Partono
Ibu: Elizabeth Harjo Partono[2]
Jabatan sebelumnya
SemboyanQuaerere et Salvum Facere (Lukas 19:10)
(Mencari dan Menyelamatkan)
LambangLambang Robertus Rubiyatmoko

Pendidikan dan Penugasan

Romo Ruby, panggilan dari Robertus Rubiyatmoko, mengawali pendidikan imamatnya di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang. Usai menyelesaikan pendidikan tahun rohani sebagai calon frater diosesan KAS di Seminari Tahun Rohani Keuskupan Agung Semarang di Wisma Jangli Semarang tahun 1984-1985, ia melanjutkan pendidikan belajar filsafat dan teologi di Fakultas Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan tinggal di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta. Ia ditahbiskan menjadi imam tanggal 12 Agustus 1992. [4]

Semasa menjadi Imam, Romo Ruby sempat bertugas di Paroki Santa Maria Assumta Pakem pada tahun 1992 hingga 1993.[5] Ia lalu ditugaskan oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang waktu itu yakni Mgr. Julius Darmaatmadja, SJ untuk belajar Hukum Gereja di Roma, Italia. Romo Ruby memperoleh gelar Doktor Ilmu Hukum Gereja dari Universitas Gregoriana, Roma. Selama menjalani studi di Roma dia tinggal di Asrama Kepausan Belanda dari tahun 1993 hingga 1997. Saat ini, dia bertugas sebagai staf Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta dan dosen Hukum Gereja Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.[6] Pada tahun 2011, ia diangkat menjadi Vikaris Yudisial Keuskupan Agung Semarang.[7]

Menjadi Uskup Agung Terpilih

Posisi Uskup Agung Semarang lowong sejak Mgr. Johannes Pujasumarta meninggal dunia pada 10 November 2015. Beberapa waktu lamanya usai wafatnya Mgr. Pujasumarta, posisi kepemimpinan Keuskupan Agung Semarang kemudian dipegang oleh R.D. Fransiskus Xaverius Sukendar Wignyosumarta selaku Administrator Keuskupan dan Vikjen KAS.

Berkas:Robertus Rubiyatmoko.jpg
Rubiyatmoko memimpin misa Vigili Paskah pada tahun 2015.

Terpilihnya Robertus Rubiyatmoko menjadi Uskup Agung baru Semarang menjadi hadiah berarti bagi Keuskupan Agung Semarang. Apalagi di bulan Juli-Agustus 2017, Keuskupan Agung Semarang menjadi tuan rumah bagi 7th Asian Youth Day 2017 dimana ada setidaknya 3.000-an orang muda Katolik dari 29 negara di Asia berpartisipasi dalam perhelatan iman di kalangan orang muda Katolik se-Asia ini.[8]

Penahbisan sebagai Uskup

Uskup Agung Jakarta, Mgr. Dr. Ignatius Suharyo bertindak sebagai Penahbis Utama Mgr. Ruby, dengan didampingi oleh Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C. dan Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm. sebagai Uskup Ko-konsekrator. Penahbisan berlangsung pada 19 Mei 2017 di Lapangan Bhayangkara Akademi Kepolisian RI (Akpol) di Semarang.[9]

Sehari sebelumnya, dilakukan Salve Agung menjelang Tahbisan Uskup Agung di Gereja Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Semarang. Dalam kesempatan itu, bacaan diambil dari penggalan ayat Surat Petrus yang Pertama yang berbunyi:

"Gembalakanlah kawanan Allah yang ada padamu, jangan karena terpaksa, tetapi dengan sukarela seturut kehendak Allah. Jangan mencari keuntungan, tetapi relakanlah diri. Jangan main kuasa atas umat yang dipercayakan kepadamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawananmu. Dan bila gembala agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang takkan binasa."

Bacaan ini sesuai motto Tahbisan Uskup Ruby, yaitu Quaerere et Salvum Facere yang artinya Mencari dan Menyelamatkan.[10]

Referensi

Pranala luar

Jabatan keagamaan
Didahului oleh:
Johannes Maria Trilaksyanta Pujasumarta
Uskup Agung Semarang
18 Maret 2017–sekarang
Petahana