Hiperakusis adalah sebuah gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi terlampau peka terhadap suara-suara tertentu. Mereka menjadi tidak tahan dengan suara yang dianggap normal dalam kehidupan sehari-hari, dan bagi mereka suara-suara itu terdengar sangat keras atau bahkan menyakitkan telinga.[1][2] Hiperakusis dapat menyerang salah satu atau kedua telinga.[3] Hiperakusis dapat terjadi secara bersamaan dengan tinitus. Selain itu, hiperakusis bisa mengakibatkan rasa cemas, stres, dan fonofobia.

Hiperakusis
Informasi umum
SpesialisasiPsikiatri, Neurologi, Otolaringologi

Penyebab hiperakusis yang paling umum adalah terlalu sering mendengar suara dengan desibel yang terlampau tinggi.[1]

Referensi

  1. ^ a b Tyler RS, Pienkowski M, Roncancio ER, Jun HJ, Brozoski T, Dauman N, Dauman N, Andersson G, Keiner AJ, Cacace AT, Martin N, Moore BC (December 2014). "A review of hyperacusis and future directions: part I. Definitions and manifestations" (PDF). American Journal of Audiology. 23 (4): 402–19. doi:10.1044/2014_AJA-14-0010. PMID 25104073. 
  2. ^ Pienkowski M, Tyler RS, Roncancio ER, Jun HJ, Brozoski T, Dauman N, Coelho CB, Andersson G, Keiner AJ, Cacace AT, Martin N, Moore BC (December 2014). "A review of hyperacusis and future directions: part II. Measurement, mechanisms, and treatment" (PDF). American Journal of Audiology. 23 (4): 420–36. doi:10.1044/2014_AJA-13-0037. PMID 25478787. 
  3. ^ "Hyperacusis: An Increased Sensitivity to Everyday Sounds". American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery (dalam bahasa Inggris). 21 April 2014. 

Bacaan lanjut

  • Andersson, David M. Baguley, Gerhard (2007). Hyperacusis : mechanisms, diagnosis, and therapies. San Diego: Plural Pub. ISBN 978-1597561044. 
  • "Decreased Sound Tolerance", by Pawel J. Jastreboff and Margaret J Jastreboff, in: "Tinnitus: theory and management", ed. James Byron Snow, 2004, ISBN 1-55009-243-X