Budaya Islam
Budaya Islam adalah istilah yang banyak digunakan dalam akademi sekuler untuk mendeskripsikan praktik budaya orang Islam. Karena agama Islam muncul pada abad ke-6 di Arab, bentuk awal budaya Muslim kebanyakan merupakan budaya Arab. Dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam, Muslim saling berhubungan dan berasimilasi dengan budaya Persia, Turkik, Mongol, India, Melayu, Berber dan Indonesia,
Bahasa
Turkik
Bahasa Turki sudah sejak lama digunakan oleh bangsa Turk, dimulai oleh Dinasti Ottoman hingga saat ini.
Arab
Bahasa Arab adalah bahasa terpenting dalam Islam. Bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan oleh nabi Muhammad di Mekah dan Madinah, juga di dalam Al-Qur'an. Selain itu, Allah pun berfirman dengan menggunakan bahasa ini. Pernyataan ini berpacu pada sejarah awal pendirian agama Islam.
Dengan pembentukan Dinasti Bani Umayyah, sastra Muslim sekuler berkembang (seperti Hikayat Seribu Satu Malam). Meskipun tak berisi tentang ajaran agama (nilai religi), literatur sekuler ini disebarkan oleh orang Arab ke pelosok dunia.
Parsi
Pada masa kekaisaran Abbasiyah, bahasa Parsi adalah salah satu bahasa utama peradaban Islam dan sebagian besar literatur Islam yang paling terkenal adalah sastra Persia.
Melayu
Bahasa ini digunakan di Asia Tenggara tepatnya negara rumpun Melayu antara lain Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, Thailand, dan Filipina. Sastra Melayu, seperti sastra hikayat tentu menggunakan bahasa Melayu.
Kesusastraan
Hikayat
Puisi
Seni
Kaligrafi atau khat
Dalam Islam, menggambar bentuk makhluk hidup (manusia dan hewan) adalah haram dan setiap Muslim diajarkan untuk menghormati Al-Quran. Maka dari itu seniman Muslim mengembangkan huruf (kaligrafi) menjadi bentuk seni. Seni ini bernama seni khat. Kaligrafi ini digunakan untuk mengekspresikan keindahan ayat-ayat Al-Quran.
Seni pertunjukan
Teater
Musik
Tari
Arsitektur
Arsitektur Islam dapat diidentifikasi dengan elemen desain yang diwariskan dari masjid pertama yang dibangun oleh nabi Muhammad di Madinah, serta dari fitur pra-Islam lainnya yang diadaptasi dari gereja dan sinagog.
- Halaman dalam yang besar yang sering digabungkan dengan ruang sembahyang utama (pada asalnya merupakan satu ciri dari Masjid an-Nabawi).
- Menara (pada asalnya digunakan sebagai menara pengawal yang diterangi dengan obor, misalnya di Masjid Agung Damsyik; karena itu, terbitlah kata "manāra" dalam bahasa Arab dari kata "nur", yang berarti "cahaya").
- Mihrab atau ceruk untuk menunjukkan arah ke Mekah.
- Kubah (penggunaannya berawal pada masjid abad ke-8 yang terletak di Madinah).
- Penggunaan iwan untuk menyekat antar-ruang.
- Penggunaan bentuk geometris dan seni repetitif (arabes).
- Penggunaan seni khat berbahasa Arab sebagai hiasan.
- Penggunaan simetris.
- Tempat berwudu (berwujud pancuran)
- Penggunaan warna yang terang atau cerah.
- Penumpuan ruang di dalam sebuah bangunan yangberbanding dengan bagian luar.
- Hiasan air mancur di depan masjid.
Seni bela diri
- Pahlavani – Turki
- Yağlı güreş – Turki
- Kurash – Asia Tengah
- Istunka – Somalia
- Nuba fighting – Sudan
- Tahtib – Mesir
- Laamb Wrestling – Senegal
- Dambe – Nigeria
- Boli Khela – Bangladesh
- Lathi Khela – Bangladesh
- Sqay – Pakistan
- Pencak silat – Indonesia
- Bakti Negara – Indonesia
- Perisai Diri – Indonesia
- Kuntao – Indonesia
- Tarung Derajat – Indonesia
- Silat – Indonesia
- Silat Melayu – Asia Tenggara
- Seni Gayung Fatani – Malaysia
- Seni Gayong – Malaysia
- Tomoi – Malaysia
- Lian padukan – Malaysia
- Furusiyya – Asia Selatan
Pernikahan
Pernikahan dalam Islam dianggap sangat penting. Nabi Muhammad SAW, menyatakan bahwa "menikah adalah bagian dari agama". Ada banyak kesempatan yang memuliakan pentingnya pernikahan dan keluarga.
Dalam Islam, pernikahan adalah kontrak hukum dan sosial antara seorang pria dan seorang wanita, seperti yang didorong oleh syariat Islam.
Hari raya
Orang Muslim merayakan dua hari raya terbesar mereka, yakni Idulfitri dan Iduladha. Selain itu, juga merayakan tahun baru Hijriah, Isra Mikraj, Asyura, Tabuik, Maulid Nabi, dan malam nisfu Sya'ban.
Referensi
- Moreh, Shmuel (1986), "Live Theater in Medieval Islam", in David Ayalon, Moshe Sharon, Studies in Islamic History and Civilization, Brill Publishers, pp. 565–601, ISBN 965-264-014-X