Kota Samarinda
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Maret 2018) |
Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta kota terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 812,597 jiwa.[3] Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.[4] Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara.
Kota Samarinda | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Dari kanan atas searah jarum jam: Masjid Shiratal Mustaqiem, Monumen Pesut Mahakam, Stadion Utama Palaran, Mal Lembuswana, Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jembatan Mahakam Ulu. | |
Motto: TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman) | |
Koordinat: 0°30′7.58″N 117°9′13.34″E / 0.5021056°N 117.1537056°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Tanggal berdiri | 21 Januari 1668 |
Dasar hukum | UU RI No. 27 Tahun 1959 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Syaharie Jaang |
Luas | |
• Total | 718 km2 (277 sq mi) |
Populasi (2015) | |
• Total | 812.597 |
• Kepadatan | 1,100/km2 (2,900/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 87.32% Kristen Protestan 8.65% Katolik 2.54% Buddha 1.09% Konghucu 0.21% Hindu 0.13% Kaharingan 0.06%[1] |
• Bahasa | Indonesia, Banjar, Kutai[2] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 541 |
Kode Kemendagri | 64.72 |
Kode SNI 7657:2023 | SMR |
DAU | Rp579.634.968.000.- |
Fauna resmi | Pesut Mahakam |
Situs web | http://www.samarindakota.go.id/ |
Sejarah
Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karang Asam, Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).[5]
Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser. Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.
Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.”[6] Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.[7]
Pada tahun 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona merantau ke Samarinda. Semula mereka diizinkan Raja Kutai bermukim di muara Karang Mumus, tetapi dengan pertimbangan subjektif bahwa kondisi alamnya kurang baik, mereka memilih lokasi di Samarinda Seberang.[8] Dalam kaitan ini, lokasi di bagian Samarinda Kota sebelum kedatangan Bugis Wajo, sudah terbentuk permukiman penduduk dengan sebagian areal perladangan dan persawahan yang pada umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan Karang Asam.[9]
Mengenai asal mula nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.[10]
Geografi dan administrasi
Batas-batas wilayah
Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" LS dan 116°15'16"–117°24'16" BT.
Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara | Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara |
Timur | Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara. |
Selatan | Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara |
Barat | Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara. |
Iklim
Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober
Berikut ini adalah tabel kondisi cuaca rata-rata di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya.
Data iklim Kota Samarinda dan sekitarnya | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30 (86) |
30 (86) |
32 (90) |
33 (91) |
32 (90) |
31 (88) |
31 (88) |
30 (86) |
31 (88) |
33 (91) |
32 (90) |
31 (88) |
30 (86) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23 (73) |
23 (73) |
24 (75) |
24 (75) |
24 (75) |
23 (73) |
24 (75) |
24 (75) |
23 (73) |
23 (73) |
23 (73) |
23 (73) |
23 (73) |
Sumber: [11] |
Pembagian administratif
Kota Samarinda terdiri dari 10 kecamatan yang terbagi atas 59 kelurahan. Kecamatan Samarinda Utara merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar, sedangkan Kecamatan Samarinda Kota memiliki wilayah terkecil.
No | Nama Kecamatan | Luas Wilayah |
---|---|---|
1 | Loa Janan Ilir | 26,13 km² |
2 | Palaran | 221,29 km² |
3 | Samarinda Ilir | 17,18 km² |
4 | Samarinda Kota | 11,12 km² |
5 | Samarinda Seberang | 12,49 km² |
6 | Samarinda Ulu | 22,12 km² |
7 | Samarinda Utara | 229,52 km² |
8 | Sambutan | 100,95 km² |
9 | Sungai Kunjang | 43,04 km² |
10 | Sungai Pinang | 34,16 km² |
Pemerintahan
Secara yuridis Kota Samarinda terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959.
Dasar untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda adalah kesimpulan tim penyusun sejarah yang dibentuk Pemerintah Daerah Kotamadya Samarinda berdasarkan asumsi dan prediksi atau estimasi 64 hari masa pelayaran dari Wajo menuju Samarinda, sejak penandatangan Perjanjian Bongaya 18 November 1667. Akhirnya, diperoleh hasil tanggal 21 Januari 1668, yang bertepatan pula dengan hari jadi Pemerintah Daerah Samarinda, 21 Januari 1960.[12]
Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi, "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 Hijriyah". Penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke-320 pada tanggal 21 Januari 1988.
Tanggal 21 Januari 1668 adalah hari yang diperkirakan dari satu versi sebagai awal kedatangan orang-orang suku Bugis Wajo yang kemudian mendirikan pemukiman di Samarinda Seberang. Meskipun demikian, sebelum rombongan Bugis Wajo datang ke Samarinda, sudah ada peradaban komunitas Kutai Kuno dan Banjar di wilayah Samarinda.[13]
Wali kota
Saat ini wali kota dijabat oleh Syaharie Jaang yang berpasangan dengan wakil wali kota, Nusyirwan Ismail, memenangkan Pilkada Samarinda pada tanggal 12 Oktober 2010 dan dilantik oleh Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak pada tanggal 23 November 2010 di Gelanggang Olahraga Stadion Madya Sempaja.
Berikut ini adalah daftar wali kota atau kepala daerah yang pernah menjabat di Samarinda sejak 1960:
No | Potret | Wali Kota | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Partai Politik / Fraksi | Ket. | Wakil Wali Kota | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kapten Soedjono AJ |
1960 | 1961 | ABRI–Angkatan Darat | — | |||
2 | Letkol Ngoedio BcHK |
1961 | 1965 | ABRI–Angkatan Darat | ||||
1965 | 1967 | |||||||
3 | H. M. Kadrie Oening |
8 November 1967 | 1972 | Golongan Karya | ||||
1972 | 1975 | [ket. 1] | ||||||
1975 | 11 Februari 1980 | |||||||
4 | Drs. H. Anang Hasyim |
11 Februari 1980 | 11 Februari 1985 | Golongan Karya | ||||
5 | Let.Kol. Iswanto Rukin |
11 Februari 1985 | 7 Maret 1985 | ABRI–Angkatan Darat | [ket. 2] | |||
6 | Drs. H. Abdul Waris Husain |
1985 | 23 November 1995 | Golongan Karya | ||||
7 | Kolonel H. Lukman Said |
23 November 1995 | 23 November 2000 | ABRI–Angkatan Darat | Achmad Amins | |||
8 | Drs. H. Achmad Amins M.M. |
23 November 2000 | 23 November 2005 | Golongan Karya | Syaharie Jaang | |||
23 November 2005 | 23 November 2010 | |||||||
9 | H. Syaharie Jaang |
23 November 2010 | 23 November 2015 | Partai Demokrat | Nusyirwan Ismail[ket. 3] (2010–15, 2016–18) | |||
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | |||||||
Muhammad Barkati | ||||||||
10 | Dr. H. Andi Harun S.T., S.H., M.Si. |
26 Februari 2021 | Petahana | Gerindra | Ir. H. Rusmadi Wongso M.S., Ph.D. |
- Keterangan
Militer
Pendidikan
Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 125.924 siswa di Samarinda dan 685 sekolahan.[14] Selain itu terdapat 3 perguruan tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta lainnya.
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA atau MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 249 | 111 | 53 | 56 | 27 | |||||||
Data sekolah di kota Samarinda Sumber:[15] |
Kesehatan
Kota Samarinda telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Kalimantan Timur. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.
Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat tersedia sarana kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Samarinda seperti RSKD Atma Husada dan RSUD IA Moeis maupun oleh Swasta seperti RS Islam, RS Dirgahayu, RS H.Darjad, RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania, RS Samarinda Medica Citra, RSIA H. Taha Bakrie dan lain-lain. Selain itu saat ini juga sedang dalam proses pembangunan seperti RS Siloam, RS Universal Medical Center dan RS Dharmawan.
Pelayanan umum
Untuk melayani kebutuhan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Samarinda berbenah demi peningkatan pelayanan air bersih kepada pelanggannya,di antaranya dengan peningkatan kapasitas produksi di berbagai IPA (Instalasi Pengolahan Air) bersih.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cendana dengan debit 300 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Kencana dengan debit 160 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Samarinda Seberang dengan debit 100 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK desa Lempake dengan debit 2,5 lt/dt, sumber air baku waduk Lempake.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK Kecamatan Palaran dengan debit 17,5 lt/dt, sumber air baku sungai Mahakam.[16]
Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik, di kota ini telah dibangun beberapa pembangkit listrik, antara PLTD Keledang dan PLTD Karang Asam yang berafiliasi dengan jaringan listrik Sektor Mahakam. Namun, pemadaman listrik masih terjadi.
Untuk jaringan telekomunikasi, hampir disetiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau terutama untuk jaringan telepon genggam, dan pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, dan hotel.
Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan di kecamatan Samarinda Ulu di TPA Bukit Pinang seluas 10 hektare, yang berjarak 15 km dari pusat kota. Tidak kurang dari 1.008 m³ sampah masyarakat dari seluruh penjuru Samarinda dibuang ke TPA Bukit Pinang.[17]
Pemilihan umum kepala daerah
Pilkada Samarinda
Sejak reformasi 1998 dan pemberlakuan otonomi daerah, Kota Samarinda pertama kali menggelar pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tahun 2005 dan terpilih pasangan Achmad Amins sebagai wali kota dan Syaharie Jaang sebagai wakil wali kota Samarinda. Sebelumnya, pasangan ini juga menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota pada tahun 2000 atas sidang DPRD Samarinda.
Pada tahun 2010, pemilu kada Kota Samarinda kembali digelar dan pencoblosan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010[18] dengan 1.445 TPS di 53 kelurahan di Samarinda yang diperuntukkan bagi 509.069 pemilih yang terdaftar dalam DPT.[19]
Adapun pasangan yang mengikuti Pilkada Samarinda 2010 adalah sebagai berikut:
No. | Nama pasangan | Usungan | Perolehan suara[20] |
---|---|---|---|
1 | Ridwan Asmaran–Nasir Waladi (Risna) | Independen dengan 30.927 surat dukungan | 3.545 suara (1,17%) |
2 | Syaharie Jaang–Nusyirwan Ismail (Jaa'nur) | Partai Demokrat, PKS, PPP, Pelopor dan PBR | 145.611 suara (47,86%) |
3 | Iriansyah Busra–Ahmad Faidilham Djafar (Irfa-Busra) | Independen dengan 31.819 surat dukungan | 4.486 suara {1,47%) |
4 | Ipong Muchlissoni–Edy Kurniawan | PDIP, PAN, dan Hanura | 73.355 suara (24,11%) |
5 | Andi Harun–Damanhuri (Adham) | Partai Golkar, Partai Patriot, PDK serta Gerindra | 57.979 suara {19,06%) |
6 | Sutrisno–Yulianus Kenock Sumual | Independen dengan 30.982 surat dukungan | 11.992 suara (3,94%) |
7 | Dani Firnanda–Ridwan Effendi | Independen dengan 32.630 surat dukungan | 7.229 suara (2,40%) |
Berdasarkan hasil Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara KPUD Samarinda pada tanggal 16 Oktober 2010, maka pasangan Syaharie Jaang–Nusyirwan Ismail ditetapkan sebagai pemenang pemilu kada Kota Samarinda tahun 2010.
Syaharie Jaang–Nusyirwan Ismail dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota Samarinda pada tanggal 23 November 2010 di Gedung Serbaguna Stadion Madya Sempaja oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.[21]
Maskot
Pesut Mahakam adalah maskot kota Samarinda. Namun saat ini Pesut Mahakam tidak terlihat lagi di sepanjang sungai Mahakam kota Samarinda. Pesut Mahakam terdesak oleh kemajuan kota dan pindah ke hulu sungai. Populasi Pesut Mahakam semakin menurun dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sebuah penelitian, Pesut Mahakam sekarang tinggal 50 ekor. Jika tidak dilakukan antisipasi dan pelestarian, maka dalam waktu beberapa tahun saja Pesut Mahakam akan punah, menyusul pesut dari Sungai Irrawaddy dan Sungai Mekong yang sudah terlebih dahulu punah dan Pesut Mahakam adalah pesut air tawar terakhir yang hidup di planet bumi
Pariwisata
Kota Samarinda memiliki beberapa objek wisata yang menjadi andalan dan sering dikunjungi wisatawan lokal.
Wisata alam
Objek wisata alam yang ada di Samarinda antara lain Air terjun Tanah Merah, Air terjun Berambai, Air terjun Pinang Seribu, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Unmul Samarinda yang terdapat atraksi danau alam, kebun binatang dan panggung hiburan.
Wisata budaya
Untuk menikmati wisata budaya, wisatawan bisa mengunjungi Desa Budaya Pampang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Pampang akan menampilkan atraksi budayanya dari suku Dayak Kenyah pada hari minggu.[22]
Produk budaya dari Samarinda berupa ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya yang bisa didapatkan di Citra Niaga. Samarinda juga mempunyai produk tekstil yang bernama Sarung Samarinda dan Batik Ampiek, batik yang bermotif ukiran Dayak.
Wisata religi
Beberapa tempat ibadah juga menjadi wisata religi di Samarinda seperti Masjid Shiratal Mustaqiem, masjid tertua di Samarinda. Tedapat pula Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan Masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Objek wisata ziarah di kota ini adalah Makam La Mohang Daeng Mangkona, pendiri Kota Samarinda. Sekitar 10 km ke arah barat kota Samarinda, terdapat goa Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat, Loa Janan.
-
Gereja Katolik St.Maria
-
Pura Jagat Hita Karana
-
Vihara Eka Dharma Manggala
-
Kelenteng Thien Ie Kong
Pusat perbelanjaan
Plaza dan Mal
Pusat perbelanjaan modern yang ada di kota ini antara lain:
- Mall Mesra Indah, mall ini terletak di jalan KH. Khalid tidak terlalu jauh dari pusat pasar tradisional pasar pagi, tenant yang terdapat di mall ini adalah Texas chicken, optik Melawai, Giant ekpres, Hawaii departement store.
- Mall Lembuswana, mall ini terletak di pusat kota Samarinda. Mall ini merupakan mall terluas di Samarinda yang ditandai dengan adanya parkir yang cukup memadai.
- Samarinda Central Plaza, merupakan mall keempat yang dibangun di kota Samarinda sekitar tahun 1998. Mall ini terletak di Jl.Pulau Irian.
- Plaza Mulia, merupakan mall kelima yang dibangun dan dibuka pada pertengahan September 2009. Mall ini berlokasi di Jl.Bhayangkara.
- Samarinda Square (SS), mall keenam di Samarinda dan telah dibuka pada 12 Agustus 2010. Mal ini berlokasi di Jl. Muhammad Yamin, Gunung Kelua
- Big Mall, mall ketujuh di Samarinda ini hadir dengan konsep mixed use dan terbesar di Kalimantan Timur dibuka pada pertengahan September 2014. Mall yang menggandeng SOGO Department Store sebagai Anchor Tenant ini berlokasi di Jl. Untung Suropati, Sungai Kunjang, di dekat Jembatan Mahakam.
Pertokoan
Pusat pertokoan yang ada di kota ini antara lain:
- Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di kota Samarinda. Citra Niaga memenangkan Penghargaan Aga Khan Award yang merupakan penghargaan bergengsi berskala internasional dalam bidang arsitektur karena rancangannya yang menyatukan antara fungsi untuk menampung pedagang kaki-lima (makanan, kerajinan, dll) dengan konsep terbuka serta pedagang menengah dengan konsep ruko yang saling mendukung. Bersama-sama dengan pemerintah daerah dan konsultan penggabungan ini berhasil dalam mendatangkan pengunjung dan konsep pemeliharaan lingkungan yang mandiri.[23]
- Mahakam Square
Pasar
Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda hingga saat ini, di antaranya adalah:
- Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi sungai dibuat jalan.
- Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sedang dibangun kembali dengan konsep pasar tradisional yang modern.
- Pasar Rahmat, terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Pelita.
- Pasar Kedondong, terletak di Jl. Ulin, Karang Asam Ilir.
- Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
- Pasar Sei Dama, terletak di Jl. Otto Iskandardinata.
- Pasar Impres Baqa, terletak di Jl. Sultan Hasanudin.
- Pasar Laut (sore), terletak di ujung jalan HOS Cokroaminoto.
- Pasar Harapan Baru, terletak di Jl. Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian dan Jl. Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran lagi yang meluas karena sebelumnya Jl. Kurnia Makmur terbilang sempit sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke bagian pasar sebelah kanan.
- Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010.[24]
Transportasi
Air
Sebagai kota yang dibelah Sungai Mahakam, dalam sejarahnya sebagai kota sungai Samarinda memiliki transportasi air tradisional sejak dahulu, yakni Tambangan dan Ketinting. Tambangan biasa digunakan sebagai alat transportasi menyeberang sungai dari daerah Samarinda Seberang ke kawasan Pasar Pagi. Ketinting menjadi moda transportasi sungai utama untuk menyeberangi sungai maupun menuju wilayah tertentu yang hanya bisa dinaiki oleh manusia dan barang. Sedangkan untuk mengangkut kendaraan, kapal feri sempat beroperasi menyeberangi sungai dari pelabuhan Harapan Baru, Samarinda Seberang ke pelabuhan Samarinda Kota. Namun, sejak pembangunan dan beroperasinya Jembatan Mahakam pada tahun 1987, tambangan dan ketinting mulai berkurang penumpangnya meski tak signifikan. Tetapi, yang paling merasakan kerugian adalah kapal feri hingga akhirnya pelayaran ditutup.
Sejak didirikannya transportasi utama Samarinda melalui Sungai Mahakam yang membelahnya di tengah-tengah, pada tahun 1987 baru dibangun Jembatan Mahakam yang menghubungkan Samarinda kota dengan Samarinda Seberang. Selain itu sudah dibangun dan diresmikan pada 2009 Jembatan Mahakam Ulu dan Jembatan Mahkota II (dalam tahap konstruksi).
Terdapat pelabuhan peti kemas yang berada di Jalan Yos Sudarso dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru yang terletak di kecamatan Palaran untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota. Pada tanggal 26 Mei 2010, pelabuhan baru tersebut selesai dibangun dan diresmikan dengan nama TPK Palaran dan saat ini dalam tahap uji coba.
Darat
Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Bontang dan Sangatta ke utara, jalan baru ke Tenggarong di arah barat laut serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan tenggara yang tembus sampai ke Muara Jawa, Samboja dan Balikpapan.
Bus
Terdapat 3 terminal perhubungan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan daerah-daerah lain di Kalimantan, antara lain Terminal Sungai Kunjang yang melayani rute ke Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Terminal Lempake yang melayani rute Bontang dan Kutai Timur, dan Terminal Samarinda Seberang yang melayani rute ke Paser hingga Kalimantan Selatan.
Jalan Tol
Saat ini sedang dibangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan Samarinda dengan Balikpapan dengan waktu tempuh 2 jam.
Udara
Bandar Udara Temindung (kode SRI) merupakan bandar udara yang menghubungkan Samarinda dengan kota-kota di pedalaman Kalimantan Timur serta Balikpapan. Sejak pada hari Rabu, 23 Mei 2018 operasional Temindung ditutup dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto pada hari Kamis, 24 Mei 2018 di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda.
Media
Televisi
- RTV - 23 UHF
- NET. Mediatama - 25 UHF
- Kompas TV Tenggarong - 29 UHF
- tvOne - 39 UHF
- GTV (Global TV) - 41 UHF
- RCTI - 43 UHF
- Trans TV - 45 UHF
- SCTV - 47 UHF
- Trans 7 Samarinda - 49 UHF
- Metro TV - 51 UHF
- MNC TV - 53 UHF
- Samarinda TV (jaringan STTV) - 59 UHF
- Kaltim TV (iNews TV Samarinda) - 61 UHF
Surat kabar
Surat kabar yang beredar di kota ini adalah Kaltim Post, Tribun Kaltim, KoranKaltim, Pos Kota Kaltim, Express, Kalpost dan Swara Kaltim yang juga terdapat di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur, termasuk penyebarannya di Samarinda. Kini, Kaltim Post terus berkembang. Di masing-masing kota dan kabupaten seperti Balikpapan Pos, Bontang Pos, Berau Pos dan Tarakan Post. Sebelumnya, juga pernah beredar koran harian lokal yang dikelola orang daerah, di antaranya Surat Kabar Harian Matahari Kaltim dan Kaltim News, yang merupakan group dari Poskota Kaltim.
Olahraga
Kota Samarinda mempunyai fasilitas pendukung untuk kegiatan olahraga, antara lain lapangan basket, panah, sepak bola, dan panjat tebing di Tepian Mahakam serta kompleks stadion di Sempaja, Segiri dan Palaran. Lapangan-lapangan umum di berbagai penjuru kota juga sering dijadikan tempat aktivitas berolahraga, di antaranya yang terbesar adalah lapangan Pemuda dan lapangan Kinabalu.
Klub olahraga sepak bola yang bermarkas di Samarinda adalah Pusamania Borneo FC (PBFC) dengan pendukungnya yang dijuluki Pusamania dan saat ini mengikuti Liga Super Indonesia.
Samarinda pernah dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan olahraga, baik dari skala nasional maupun internasional, antara lain:
- Indonesia Open 1990, kejuaraan bulu tangkis yang diadakan dari tanggal 18 dengan tanggal 22 Juli 1990 di GOR Segiri
- Pekan Olahraga Nasional XVII yang dibuka oleh Presiden SBY pada 5 Juli 2008 dan ditutup oleh Wapres Jusuf Kalla di Stadion Utama Palaran
- Samarinda International Nine Ball Billiard Championship 2010 pada 29 Januari hingga 4 Februari 2010 di GOR Segiri[25]
- Bankaltim Indonesia Open Grand Prix Gold Badminton Championship, yang diselenggarakan di komplek Stadion Utama Palaran pada tanggal 12 sampai 17 Oktober 2010[26]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Samarinda Dalam Angka 2016"
- ^ (Inggris) Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer. Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 42. ISBN 3447054778. ISBN 978-3-447-05477-5
- ^ BPS Samarinda
- ^ "Gambaran Umum Kota Samarinda". Disdukcapil Kota Samarinda. Diakses tanggal 22 Mei 2017.
- ^ Mees, Constantinus Alting (1935). De Kroniek van Koetai. Sanpoort, p. 134.
- ^ Tim Penyusun (1976). Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 17.
- ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari, hlm. 18. ISBN 978-602-73617-0-6.
- ^ Ars, Moh. Nur dkk (1986). Sejarah Kota Samarinda. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, hlm. 3.
- ^ "Sejarah Kota Samarinda". Pemerintah Kota Samarinda. Diakses tanggal 31 Desember 2014.
- ^ Dachlan, Oemar (1978). “Asal-Usul Nama Samarinda Sejak Zaman sebelum Kemerdekaan, Nama Ini Sudah Terkenal di Seluruh Indonesia.” Jakarta: Majalah Bulanan Prima, April 1978) dalam Oemar Dachlan, Kalimantan Timur dengan Aneka Ragam Permasalahan dan Berbagai Peristiwa Bersejarah yang Mewarnainya. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu, 2000, hlm. 133.
- ^ "BMKG - Gambaran Suhu Udara, Kecepatan Angin, dan Tekanan Udara Kota Samarinda". Diakses tanggal 11 Agustus 2010.[pranala nonaktif]
- ^ Tim penyusun (2004). Merajut Kembali Sejarah Kota Samarinda. Samarinda: Pemerintah Kota Samarinda, hlm. 168.
- ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari, ISBN: hlm. 5—19. ISBN 978-602-73617-0-6.
- ^ Data Pokok Pendidikan - Samarinda. Diakses pada 6 Februari 2011
- ^ nisn.jardiknas.org Statistik Sekolah
- ^ http://www.saranawebindo.com/temanggung/produk/printview.php?cat=PPUnggulan&textid=13&yes=
- ^ http://www.samarindacity.com/?q=node/1349
- ^ Kaltim Post - Akhirnya, Pilkada Samarinda 12 Oktober. Diakses pada 30 November 2010
- ^ Media Indonesia - Ribuan Warga Samarinda Datangi TPS. Diakses pada 30 November 2010
- ^ Tribun Kaltim - KPUD Tetapkan JaaNur Sebagai Pasangan Terpilih Pilkada Samarinda. Diakses pada 30 November 2010
- ^ Pemprov Kalimantan Timur - Gubernur Lantik Syaharie Jaang dan Nusyirwan Ismail. Diakses pada 30 November 2010
- ^ "Pampang". Diakses tanggal 2010-02-05.
- ^ Citra Niaga Urban Development - Aga Khan Award for Architecture
- ^ Samarinda Pos - Jaang Resmikan Palaran Trade Centre. Diakses 19 Agustus 2010
- ^ Situs POBSI Samarinda
- ^ BIO Kaltim on the World
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik Kota Samarinda
- (Indonesia) Forum Anak Samarinda
- (Indonesia) Portal Berita & Informasi Samarinda
- (Indonesia) Portal Perdagangan Kota Samarinda
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Samarinda |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |