Kudeta

perebutan kekuasaan di pemerintahan secara paksa
Revisi sejak 28 November 2018 03.20 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Kudeta (bahasa Prancis: coup d'État pengucapan bahasa Prancis: [\ˌkü-(ˌ)dā-ˈtä\], atau disingkat coup pengucapan bahasa Prancis: [\ˈkōp\], berarti merobohkan legitimasi atau pukulan terhadap negara)[1][2] adalah sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang dengan cara ilegal dan sering kali bersifat brutal, inkonstitusional berupa "penggambilalihan kekuasaan", "penggulingan kekuasaan" sebuah pemerintahan negara dengan menyerang (strategis, taktis, politis) legitimasi pemerintahan kemudian bermaksud untuk menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintahan yang digulingkan. Kudeta akan sukses bila terlebih dahulu dapat melakukan konsolidasi dalam membangun adanya legitimasi sebagai persetujuan dari rakyat serta telah mendapat dukungan atau partisipasi dari pihak non-militer dan militer (tentara). [3]

Jenis

Ilmuwan ilmu politik Samuel P. Huntington mengidentifikasi kudeta menjadi tiga kelas, yakni;[4]

  • Kudeta sempalan, dilakukan oleh kelompok bersenjata yang dapat terdiri dari militer atau tentara yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan tradisional saat itu, kemudian melakukan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah tradisional dan kemudian menciptakan elit birokrasi baru.
  • Kudeta wali, dilakukan oleh sekelompok pengkudeta yang akan mengumumkan diri sebagai perwalian dalam rangka meningkatkan ketertiban umum, efisiensi, dan mengakhiri korupsi, para pemimpin kudeta akan menggambarkan tindakan mereka hanyalah tindakan sementara dan akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya, kudeta wali sering dilakukan dengan cara mengubah bentuk pemerintahan sipil menjadi bentuk pemerintahan militer.
  • Kudeta veto, dilakukan melalui partisipasi dan mobilisasi sosial dari sekelompok massa rakyat dalam melakukan penekanan berskala besar yang berbasis luas pada oposisi sipil.

Teknik

  • Kerahasiaan agenda, tidak hanya berlaku vis-à-vis terhadap kalangan luar, tetapi juga vis-à-vis terhadap konspirator lainnya merupakan senjata pertama junta, tanpa persiapan yang terbaik maka kudeta dipastikan akan gagal.
    • Terjadi dalam Kapp Putsch di Berlin pada tahun 1920 karena kurang matangnya kebijakan dari Jenderal von Luttwitz, komandan operasi, yang pada tanggal 10 Maret memberikan ultimatum kepada para pemimpin sosialis untuk melarikan diri dalam waktu 48 jam sebelum terjadinya kudeta militer yang diumumkan pada malam 12-13 Maret 1920.
    • Ketika mempersiapkan pemberontakan 8 November 1942 di Aljazair (yang memungkinkan keberhasilan Operasi Obor), pemimpin muda dari Kelompok Aksi Aljazair, José Aboulker, menolak untuk memberikan nama-nama pemimpin kelompok dua hari sebelum tindakan kudeta kepada Henri d'Astier de la Vigerie, kepala konspirasi untuk Afrika Utara, meskipun ia termasuk dalam kelompok perencana kudeta dan ketika Patriot mulai beraksi malah terjadi kejutan dengan munculnya tidak kurang dari 400 warga sipil bersenjata berikut perwira pasukan cadangannya yang kemudian berhasil menetralisir Korps Angkatan Darat Vichy Aljazair, dan pemerintahan Vichy Perancis dengan leluasa dapat dibebaskan setelah beberapa jam dan kembali ke kota, kemudian dapat menguasai kembali dan menangkap para pelaku kudeta pada saat malam pendaratan di pantai.
  • Teknik dasar kudeta, merupakan sebuah operasi untuk menduduki organ-organ sentral sebuah negara, termasuk melakukan penetralan kekuasaan dengan menduduki tempat-tempat simbolis kekuasaan pemimpin negara.
  • Pengambilan alihan kekuasaan, selain menduduki organ-organ sentral oleh para pelaku kudeta, juga disertai dengan pemberhentian para penjabat pemerintahan atau para pemegang kekuasaan negara, karena jika hal ini tidak terlaksana, maka akan terjadi perlawanan terhadap gerakan kudeta tersebut dan kudeta tersebut kemungkinan besar akan gagal.

Beberapa pemimpin yang digulingkan melalui kudeta

Jabatan Nama Tanggal Negara
Sultan Qaboos dari Oman* 23 Juli 1970   Oman
Presiden Teodoro Obiang Nguema Mbasogo 3 Agustus 1979   Guinea Khatulistiwa
Presiden Yoweri Museveni 29 Januari 1986   Uganda
Presiden Blaise Compaoré 15 Oktober 1987   Burkina Faso
Presiden Omar Hasan Ahmad al-Bashir 30 Juni 1989   Sudan
Presiden Idriss Déby 2 Desember 1990   Chad
Presiden Yahya Jammeh 22 Juli 1994   Gambia
Emir Hamad bin Khalifa Al Thani* 27 Juni 1995   Qatar
Presiden Denis Sassou-Nguesso 25 Oktober 1997   Republik Kongo
Perdana Menteri Frank Bainimarama 5 Desember 2006   Fiji
Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz 6 Agustus 2008   Mauritania
Presiden High Transitional Authority Andry Rajoelina 17 Maret 2009   Madagaskar
Presiden sementara Dioncounda Traoré§ 11 April 2012   Mali
Presiden Manuel Serifo Nhamadjo 11 Mei 2012   Guinea-Bissau
Presiden Michel Djotodia 24 Maret 2013   Republik Afrika Tengah

* Monarki yang menggulingkan ayah mereka sendiri.

† Jammeh kemudian terpilih dalam pemilu yang adil dan bebas.[5][6]

Mohamed Ould Abdel Aziz memperoleh suara mayoritas dalam Pemilihan umum Presiden Mauritania 2009.

§ Kudeta Mali 2012 yang dipimpin oleh Amadou Sanogo memaksa presiden sebelumnya untuk mengundurkan diri.

‖ Menjabat setelah disahkannya perjanjian transisi pasca Kudeta Guinea-Bissau 2012.

Referensi

  1. ^ Perang saudara atau perang sipil Julius Caesar, 5 Jan 49 BC.
  2. ^ (Inggris) Hornblower, S., Spawforth, A. (eds.) The Oxfrod Companion to Classical Civilization (1998) pp. 219-24
  3. ^ (Inggris) Orlando, Christopher (1962). Roget's international thesaurus. Crowell. hlm. 1258. ISBN 0690708904, 9780690708905 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).  Parameter |nopp=6 tidak valid (bantuan)
  4. ^ (Inggris) Huntington, Samuel P. (1968). Political order in changing societies. Yale University Press. hlm. 488. ISBN 0300116209, 9780300116205 Periksa nilai: invalid character |isbn= (bantuan).  Parameter |nopp=231 tidak valid (bantuan)
  5. ^ "The Gambia". Diakses tanggal 27 July 2012. 
  6. ^ "Central African Republic, 2008". Freedom House. 10 May 2004. Diakses tanggal 30 July 2011. 

Pustaka

  • (Prancis) Curzio Malaparte, Technique du coup d'État (1Galat di Templat:Ping: Nama pengguna belum disertakan. édition française en 1931), Paris, Éd. 10/18, 1964
  • (Prancis) Donald J. Goodspeed, Six coups d'État, Paris, Éd. Arthaud, 1963