To Napu

suku bangsa di Indonesia

To Napu (bahasa Indonesia: Orang Napu; Ejaan Van Ophuijsen: To Napoe), adalah salah satu suku asli yang kebanyakan menempati wilayah dataran tinggi Lembah Napu di Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. To Napu merupakan salah satu suku dari sekian banyak sub-suku Koro-Toraja.[1] Terkenal dan memiliki reputasi pada akhir abad ke-19 sebagai suku yang sering berperang dengan suku-suku lainnya, membuat etnolog Swedia Walter Kaudern, mengatakan bahwa mereka adalah "(suku) pejuang yang paling ditakuti di seluruh Sulawesi Tengah".[2]

Kaudern dalam bukunya menyatakan bahwa penduduk dataran tinggi ini, bagaimanapun, tampaknya bukanlah suku tunggal.[3] Selain itu, To Napu sangat gencar dalam melakukan ekspedisi untuk menjarah ke seluruh wilayah Poso-Toraja, dan membawa pulang sejumlah besar tahanan yang menjadi budak mereka, yang kemudian dinikahkan dengan beberapa penduduk asli To Napu. Pencampuran To Napoe dengan budak asing ini akhirnya menuju kepada asumsi bahwa "hanya keluarga bangsawan Napu yang merupakan ras murni", dan lebih dari lima puluh persen penduduk di wilayah Napu adalah budak dari daerah lain.[4][5][6]

A.C. Kruyt dalam buku karyanya —"De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes"— bersama dengan Nicolaus Adriani, menyatakan bahwa To Napu berasal dari arah utara, menguasai wilayah dataran tinggi dengan mengikuti arah sungai Tambarana.[7][4] Dalam ilmu bahasa, Adriani menganggap To Napoe sangat jelas berbeda dengan suku Toraja berbahasa Bare'e yang lainnya. Dia memahami bahasa Napu, Behoa, Bada, dan Leboni dalam kelompok yang disebutnya "Oost-Toradja'sche bergtalen" (bahasa gunung Timur Toraja), sehingga ketiga bahasa ini dianggapnya berhubungan erat satu sama lain. Meskipun keturunan To Napu telah bercampur darah dengan budak mereka yang berasal dari wilayah Poso-Toraja, hal ini tampaknya tidak mempengaruhi karakter bahasa di Napu.[8]

Terminologi Kata To Napu & To Pekurehua

To Napu berasal dari kata 'Naupumo' (Bhs. Kaili), artinya 'sudah habis'. Karena peristiwa Perang To Napu vs Sigi pada abad 17 menyebabkan Sigi tidak mampu menaklukkan Wilayah Napu. Akhirnya semua Hulu Sungai diseluruh wilayah To Napu di racun dengan menggunakan medium ikan sogili putih, dalam istilah Napu disebut Hiropu (black magic). Akibatnya, sebagian besar penduduknya yang meminumnya mati massal dan hampir memusnahkan To Napu (To Pekurehua) dalam peristiwa tersebut. Hanya orang-orang yang tidak meminum air hulu sungai yang selamat dari racun tersebut. Menurut sejarah, bahwa nama asli suku To Napu adalah yang disebut To Pekurehua. Orang-orang Napu lebih suka dipanggil dengan nama To Pekurehua.

Rumah Adat Masyarakat Adat Tampo Lore

Tampo Lore terbagi dalam 6 kecamatan dan terdiri dari 4 suku besar, yakni: To Pekurehua, To Behoa, To Bada, dan To Sedoa; suku To Pekurehua (Napu) yang mendiami kecamatan Lore Utara, Lore Peore, Lore Timur. Sedangkan suku To Behoa mendiami wilayah kecamatan Lore Tengah. To Bada mendiami kecamatan Lore Selatan, dan Lore Barat. Sedangkan To Sedoa mendiami wilayah kecamatan Lore Utara. Masayarakat Adat Tampo Lore memiliki kearifan lokal yang tetap lestari. Diantaranya adalah Rumah Adat Masyarakat Adat Tampo Lore, yaitu: LOBO (Rumah Untuk Pengorbanan), DUHUNGA ( Rumah Raja dan Bangsawan),SOU TAMBI (Rumah Para Kabilaha dan Galara), TAMBARU (Lumbung Padi). --- Sumber: Majelis Hondo Tampo Pekurehua & Pemerhati Sejarah Tampo Lore---

Referensi

  1. ^ Adriani & Kruyt 1912, hlm. 5.
  2. ^ Kaudern 1925, hlm. 15.
  3. ^ Kaudern 1925, hlm. 85.
  4. ^ a b Kaudern 1925, hlm. 86.
  5. ^ Kruyt, Albertus Christiaan (2008). Keluar dari Agama Suku Masuk ke Agama Kristen. Google Books. ISBN 9796873370. Diakses tanggal 20 Januari 2017. 
  6. ^ Kaudern 1925, hlm. 111.
  7. ^ Adriani & Kruyt 1912, hlm. 4.
  8. ^ Kaudern 1925, hlm. 89.

Daftar pustaka

Adriani, Nicolaus; Kruyt, Albertus Christiaan (1912). De Bare'e sprekende Toradja's van Midden-Celebes. Batavia: Landsdrukkerij. 
Kaudern, Walter (1925). Results of the author's expedition to Celebes, 1917-1920: Migrations of the Toradja in Central Celebes. 2. Den Haag.