Gresik United FC

klub sepak bola di Indonesia

Persegres Gresik United (dulu Petrokimia Gresik dan Persegres Gresik sebelum gabung) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Gresik, Jawa Timur. Klub yang dikenal dengan julukan Laskar Joko Samudro / Kebo Giras ini memiliki kelompok pendukung fanatik bernama Ultras Gresik. Rusa Bawean adalah hewan atau fauna identitas Kabupaten Gresik. Seluruh partai kandang Gresik United dimainkan di Stadion Petrokimia.

Persegres Gresik United
Logo Persegres
Nama lengkapPersegres Gresik United
JulukanLaskar Jaka Samudra
Kebo Giras
Berdiri2 Desember 2005
StadionStadion Petrokimia, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia
(Kapasitas: 25.000)
Ketua UmumH. Saiful Arif
ManajerIndonesia Bagoes Cahyo Yuwono
PelatihIndonesia Hanafi
LigaLiga 2
2018Ke-10 Wilayah Timur
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Klub ini didirikan pada tanggal 2 Desember 2005 sebagai hasil penggabungan dari bekas tim Divisi Utama, Petrokimia Gresik, dengan tim Divisi II, Persegres Gresik.

Tahun 2017 lalu, mereka hanya berhasil finis di posisi terakhir klasemen Liga 1 dengan hanya mengoleksi 10 poin dari 34 kali main (2 kali menang dan 4 kali imbang). Dengan demikian, otomatis klub ini mengalami degradasi ke Liga 2.

Pada musim 2018, sayangnya klub ini kembali mengalami hal serupa seperti tahun sebelumnya, di mana mereka hanya berhasil finis di posisi 10 dari 12 tim penghuni Regio Timur Liga 2, sehingga terpaksa mengalami degradasi dua musim berturut-turut ke Liga 3. Saat ini, mereka berusaha mati-matian untuk mendapatkan promosi kembali ke Liga 1.

Sejarah[1]

Petrokimia

Awalnya Petrokimia Putra Gresik didirikan pada Jumat 20 Mei 1988 oleh pihak manajemen PT. Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Banyak klub besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan Petro Putra kini tinggal nama alias almarhum. Misalnya, Bandung Raya Bandung, Niac Mitra Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.

Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan Petro Putra di dunia persepak bolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepak bola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semiprofesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola Pemda.

Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres. Bahkan, sebagian pemain Petro Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres daripada ke Petro Putra. Beberapa pemain angkatan pertama Petro Putra yang alumni Persegres, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka di bawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra Surabaya.

 
Skuat Petrokimia musim 1994-95

Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994-95, Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar “juara tanpa mahkota”. Sebab, di partai final Liga Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Petro yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, Petro memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F. Tiago. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.

Kiprah Petro Putra saat itu memang luar biasa. Petro ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidad and Tobago. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos de Mello di posisi playmaker dan Jacksen F. Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, tim Petro melahirkan banyak bintang baru, seperti Widodo Cahyono Putro, Eri Irianto, dan Suwandi HS. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.

Melalui perjalanan panjang, Petro berhasil menjadi jawara Liga Indonesia 2002. Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub klub kotabesar di deretan utama persepak bolaan nasional. Biasanya jawara liga direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepak bola yang melegenda. Misalnya, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSIS Semarang, Persija Jakarta, maupun PSM Makassar.

Berbeda dengan Liga Indonesia 1994-95 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi Petro, pada Liga Indonesia 2002 Petro dinaungi oleh dewi fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur, Skuat yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari Arema pada pertandingan pembuka, Petro ditaklukkan oleh Persipura Jayapura 0-1. Dalam laga penentuan Petro kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga mereka tinggal berharap Persipura Jayapura dapat dikalahkan oleh Arema dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang Persipura Jayapura membawa Petro ke semifinal.

Era baru Persegres Gresik United

Pada November 2005 lalu persepak bolaan gresik nyaris hilang dengan adanya ultimatum dari pihak Petro sebagai pengelola PS. Petrokimia Putra di karenakan alasan dana, dengan segala cara Ultras mengambil cara dan jalan agar sepak bola di kota Gresik tidak sampai hilang begitu saja. Demo penyampaian aspirasi ke Kantor DPR dan juga ke Kantor Utama Graha Petro Kimia. Dengan membuahkan hasil adanya Komitmen dari Pihak Pemkab Gresik dan juga PT. Petrokimia yang di jembatani melalui Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gresik, maka lahirlah Gresik United sebagai ganti hilang nya Petro Putra dan Persegres yang pernah mengharumkan nama Kota Gresik sebagai Jawara Ligina. Pada tahun 2013, mereka naik ke kasta tertinggi Liga Super Indonesia. Namun, pada tahun 2017 mereka tidak sanggup mempertahankan kejayaan mereka dan akhirnya terdegradasi menuju Liga 2. Lalu, pada tahun 2018 mereka kembali didegradasikan menuju Liga 3.

Prestasi[1]

  • Liga Indonesia 1994/1995 : Runer Up Divisi Utama (Juara Wilayah Timur)
  • Liga Indonesia 1995/1996 : Peringkat 8 Wilayah Timur Divisi Utama
  • Liga Indonesia 1996/1997 : Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama
  • Liga Indonesia 1997/1998 : Peringkat 9 Wilayah Timur Divisi Utama (Liga dihentikan)
  • Liga Indonesia 1998/1999 : Sepuluh Besar Divisi Utama (Peringkat 2 Grup B)
  • Liga Indonesia 1999/2000 : Peringkat 10 Wilayah Timur Divisi Utama
  • Liga Indonesia 2001 : Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama
  • Liga Indonesia 2002 : Juara Divisi Utama (Juara Wilayah Timur)
  • Liga Indonesia 2003 : Peringkat 18 Divisi Utama (Degradasi)
  • Liga Indonesia 2004 : Peringkat 5 Wilayah Barat Divisi I
  • Liga Indonesia 2005 : Peringkat 14 Wilayah Timur Divisi Utama (Degradasi)Prestasi Lainnya:
  • Masuk 16 besar/putaran 3 Piala Winners Asia tahun 1995/1996
  • Liga Champions AFC tahun 2002/2003 sampai dengan putaran kedua.
  • Liga Super Indonesia 2013 : Posisi 9
  • Piala Gubernur Jatim 2014 : Runer Up Piala Gubernur Jatim
  • Liga Super Indonesia 2015 : Posisi 1 (sementara), di hentikan karena adanya sanksi dari FIFA
  • Liga Super Indonesia 2016 : Posisi 13

Rekor musim ke musim

Musim Liga Piala IIC Asia Topskor tim
Komp. Main M S K GM GK Poin Pos Nama Gol
2011-12 ISL 34 11 5 18 36 69 38 15   Gaston Castano 15
2013 ISL 34 12 9 13 41 45 45 9   Shohei Matsunaga 9
2014 ISL 20 4 9 7 20 32 21 9 (b) Reza, Dutra, Pedro 4
2015 ISL
2016 ISC A 34 8 7 19 29 17
2017 Liga 1 34 2 4 28 26 104 10 18
2018 Liga 2 22 7 5 10 23 40 26 10
2019 Liga 3



Juara Peringkat kedua Promosi Degradasi

Skuat

Tim Utama

Berikut daftar pemain Persegres Gresik United di Liga 1 Gojek Traveloka

Per 25 March 2017.[2]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK   IDN Fitrul Dwi Rustapa
2 MF   IDN Ade Suhendra
5 DF   IDN Andre Putra Wibowo
6 DF   IDN Obet Yulius
7 MF   IDN David Faristian
9 FW   IDN Yusuf Effendi
10 MF   IDN Loudry Setiawan
11 MF   IDN Agus Indra (Captain)
15 DF   IDN Husni Mubarok
19 DF   IDN Syahrul Mustofa
21 MF   IDN Jusmadi
22 MF   JPN Yusuke Kato
23 FW   IDN Arsyad Yusgiantoro (Vice Captain)
24 MF   IDN Ahmad Sembiring
35 MF   IDN Romy Agustiawan
No. Pos. Negara Pemain
37 GK   IDN Wahyu Surya
43 MF   IDN Danny Alvianes
45 GK   IDN Aji Saka
50 DF   SRB Saša Zečević
66 FW   IDN Gufroni Al Maruf
75 DF   IDN Roni Rosadi
77 MF   IDN Rahel Radiansyah
83 MF   IDN April Hadi
88 GK   IDN Satria Tama
89 GK   IDN Choirun Nasirin
90 MF   IDN Yulius Mauloko
91 FW   IDN Arga Permana
95 FW   IDN Komarodin
99 FW   BRA Patrick da Silva

Supporter

Pada tanggal 5 November 1999 ditetapkan sebagai hari lahir Ultras Gresik yang diambil dari negara Italia yang bermakna Supporter militan ini diawali dengan pawai besar besaran di dalam kota dan memberikan dukungan pertama ke Jember pada laga Piala Gubenur I dan dan sempat memberikan nilai positif dalam berkreasi di Senayan Bung Karno Jakarta sehingga mengantarkan Gresik terharum namanya dengan menjadi Juara liga indonesia yakni PS. Petrokimia Putra[1].

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c Sejarah Klub Gresik United, Diakses 1 Januari 2014.
  2. ^ "Daftar Pemain Gresik United GO-JEK Traveloka Liga 1". Diakses tanggal 7 September 2017. 

Pranala luar