Gresik United FC
Gresik United FC[1] disingkat GUFC, (dulu PS Petrokimia Putra Gresik dan Persegres Gresik sebelum merger menjadi Gresik United) adalah sebuah klub sepakbola Indonesia yang bermarkas di Gresik, Jawa Timur.
Nama lengkap | Gresik United Football Club | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Laskar Joko Samudro | |||
Kota/Kabupaten | Kabupaten Gresik | |||
Federasi | PSSI | |||
Berdiri | 2 Desember 2005 | |||
Stadion | ||||
Pemilik | PT Gresik Usaha Sejahtera | |||
Manajer | Gomes de Oliviera | |||
Pelatih | Rudy Eka Priyambada | |||
Liga | Liga 2 | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
Kelompok suporter | Ultras Gresik | |||
| ||||
Musim ini |
Gresik United terbentuk pada tanggal 2 Desember 2005 sebagai hasil penggabungan dari klub eks Galatama dan juga Jawara Ligina 2002 PS Petrokimia Putra Gresik, dengan tim Divisi II, Persegres Gresik.
Gresik United dikenal dengan julukan Laskar Joko Samudro yang diambil dari nama julukan Sunan Giri, dengan kata lain Laskar Joko Samudro adalah Pasukan/Prajurit Sunan Giri. Serta didukung penggemar fanatiknya Ultras Gresik.
Stadion utama Gresik United adalah Stadion Gelora Joko Samudro, berpindah dari stadion yang sebelumnya Stadion Tri Dharma pada tahun 2018.
PS Petrokimia Putra Gresik
suntingAwalnya PS Petrokimia Putra Gresik didirikan pada 20 Mei 1988 oleh pihak manajemen PT. Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Banyak klub besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan PS Petrokimia Putra kini tinggal nama alias almarhum, seperti Bandung Raya Bandung, Niac Mitra Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan PS Petrokimia Putra di dunia persepak bolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepak bola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semi-profesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola Pemda.
Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres Gresik. bahkan sebagian pemain PS Petrokimia Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres Gresik. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres Gresik daripada ke PS Petrokimia Putra. Beberapa pemain angkatan pertama PS Petrokimia Putra yang alumni Persegres Gresik, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka dibawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra Surabaya.
Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994-95, PS Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar Juara Tanpa Mahkota. Sebab, di partai Final Ligina 1994-95 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, PS Petrokimia Putra yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, PS Petrokimia Putra memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F. Tiago. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.
Kiprah PS Petrokimia Putra saat itu memang luar biasa. PS Petrokimia Putra ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidad and Tobago. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos De Mello di posisi playmaker dan Jacksen F. Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, PS Petrokimia Putra melahirkan banyak bintang baru, seperti Widodo Cahyono Putro, Eri Irianto, dan Suwandi H. S. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.
Melalui perjalanan panjang, PS Petrokimia Putra berhasil menjadi jawara Divisi Utama Liga Indonesia 2002.
Klub kota kecil yang tengah diapit kota besar seperti Surabaya dengan klub raksasanya Persebaya Surabaya, Malang dengan kebanggaannya Arema Malang, Kediri dengan sejarah panjangnya Persik Kediri menjadi Kampiun kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia Divisi Utama Liga Indonesia 2002.
Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub-klub kota besar di deretan utama persepak bolaan nasional. Yang biasanya gelar Jawara direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepak bola yang melegenda. PS Petrokimia Putra telah melewati klub-klub raksasa sekelas klub Ibukota seperti Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, PSMS Medan, Persib Bandung, Persipura Jayapura kala itu.
Berbeda dengan Liga Indonesia 1994-95 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi PS Petrokimia Putra, pada Divisi Utama Liga Indonesia 2002, PS Petrokimia Putra dinaungi oleh Dewi Fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur.
Skuad yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari Arema Malang pada pertandingan pembuka, PS Petrokimia Putra ditaklukkan oleh Persipura Jayapura 0-1. Dalam laga penentuan PS Petrokimia Putra kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga mereka tinggal berharap Persipura Jayapura dapat dikalahkan oleh Arema dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang Persipura Jayapura membawa PS Petrokimia Putra melaju ke semifinal menghadapi PS Semen Padang.
Juara Liga Indonesia
suntingDalam babak semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2002 ini PS Petrokimia Putra dengan PS Semen Padang bermain imbang 1-1 yang mengharuskan sampai pada babak adu pinalti, di babak ini PS Petrokimia Putra memenangkan tiket Final dengan skor 2-3.
Laga Final Divisi Utama Liga Indonesia 2002, PS Petrokimia Putra berhasil mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 1-2 dan memenangkan trofi kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia Divisi Utama Liga Indonesia 2002.
Selepas dari euforia Ligina musim 2002, PS Petrokimia Putra melaju ke kompetisi Internasional yakni ASEAN Club Championship 2003, yang merupakan kompetisi negara-negara Asia Tenggara edisi pertama, pada musim ini PS Petrokimia Putra cukup sukses bertarung melawan klub-klub terbaik perwakilan dari berbagai negara Asia Tenggara dan berhasil menempatkan menjadi Juara 3 setelah mengalahkan Jawara Liga Singapura 2002 yakni Singapore Armed Forces dengan skor 3-2.
Namun sayangnya euforia tersebut tak berlangsung lama, pada Divisi Utama Liga Indonesia 2003 justru berakhir tragis bagi PS Petrokimia Putra, dengan menempati posisi ke 18 sang Jawara Ligina musim 2002 harus terdegradasi pada Divisi II pada musim selanjutnya.
awal terbentuknya Gresik United
suntingKlub kota kecil yang bersebelahan dengan ibukota Surabaya ini cukup mempunyai sejarah panjang dalam proses pembentukannya,
Bermula pada fase Divisi II musim 2004, PS Petrokimia Putra tak begitu menonjol dalam melakoni kompetisi, hanya bermain ala kadarnya seperti tak mempunyai gairah dan semangat juang dalam setiap laga sampai kompetisi selesai.
hingga pada akhir kompetisi Divisi II musim 2005 tepatnya bulan November 2005, secara mengejutkan pihak pengelola PS Petrokimia Putra memberikan sinyal Ultimatum pada masyarakat pecinta sepak bola Gresik dengan ketidakikutsertaan pada musim selanjutnya dengan alasan tidak adanya dana untuk melanjutkan keberlangsungan PS Petrokimia Putra dalam persepakbolaan Indonesia, hal ini sontak membuat seluruh pecinta sepakbola Gresik berharap cemas akan kehilangan sepak bola Gresik karena nyaris hilang, maka tak lama Ultras Gresik melakukan aksi turun jalan penyampaian aspirasi ke Kantor DPRD Kabupaten Gresik dan juga ke Kantor Utama Graha Petrokimia agar segera menyelamatkan persepakbolaan Gresik dari kematian.
Setelah proses yang cukup lama, pada 2 Desember 2005 terjadilah kesepakatan antara pihak pendana PS Petrokimia Putra yaitu PT. Petrokimia Gresik dengan Pemda setempat dengan menyatukan PS Petrokimia Putra dengan klub eks Perserikatan Persegres Gresik dan lahirlah wajah baru perwakilan sepakbola Gresik yaitu Gresik United FC, yang hingga saat ini berkompetisi di Liga Indonesia.
perubahan nama dengan tambahan "Persegres" Gresik United
suntingGresik United sempat sekian lamanya dihilangkan Identitasnya (2012 - 2019) dengan tambahan identitas 'Persegres' di depannya (Persegres Gresik United) dan logo bersayap oleh manajemen bobrok yang katanya Investor pada saat itu.
Logo bersayap yang tak mencerminkan sayapnya untuk melesat tinggi, justru malah terseok-seok ke jurang Degradasi.
Liga 1 2017 lalu, hanya berhasil finish di posisi terakhir klasemen Liga 1 dengan hanya mengoleksi 10 poin dari 34 kali main (2 kali menang dan 4 kali imbang). Dengan demikian Gresik United terdegradasi ke Liga 2.
Pada Liga 2 2018, sayangnya Gresik United kembali mengalami hal serupa seperti tahun sebelumnya, dimana mereka hanya berhasil finish di posisi 10 dari 12 tim penghuni Region Timur Liga 2, sehingga terpaksa mengalami degradasi dua musim berturut-turut ke Liga 3 gara-gara Manajemen sangat bobrok dalam menukangi skuad Gresik United, hingga membuat klub kebanggaan arek-arek Gresik ini terjun bebas, sungguh kualitas manajemen saat itu sangat memprihatinkan, bahkan jikapun manajemen disuruh memegang klub sekelas kelurahan bakal menjadikan klub tersebut di posisi terakhir di dalam klasemen Liga Kelurahan saking tidak becusnya manajemen dalam mengurus klub.
kembalinya Gresik United
suntingDi situasi semakin terpuruknya kondisi persepakbolaan Gresik, dengan segala inisiatif para pelaku sepakbola seluruh kabupaten Gresik, tersepakati sebuah Aksi Turun Jalan menuju Kantor DPRD Kabupaten Gresik, untuk merebut kembali Gresik United ke pangkuan Arek-Arek Gresik dari manajemen PT Persegres Jaka Samudra yang saat itu menukangi skuad Gresik United.
Aksi turun jalan yang dilakukan Ultras Gresik terbagi menjadi 2 waktu, Aksi pertama terlaksana tanggal 3 Oktober 2019, dengan tuntutan agar segera terjadi mediasi antara suporter Ultras Gresik dengan Manajemen PT Persegres Jaka Samudra untuk kejelasan klub kedepannya, namun tak ada satupun perwakilan manajemen yang datang, juga menjadi Ultimatum untuk segera diselesaikan.
Namun tidak terlihat satupun perwakilan dari PT Persegres Jaka Samudra yang datang, aksi ini menjadi Ultimatum kepada manajemen untuk segera datang melakukan mediasi pada minggu depan.
Aksi turun jalan yang kedua, tanggal 9 Oktober 2019 tepatnya seminggu setelah aksi yang pertama, dengan segala upaya dan dukungan dari DPRD Kabupaten Gresik, diputuskan bahwa Gresik United kembali ke pangkuan Arek-Arek Gresik
Tak lama berselang terbentuklah manajemen baru, manajemen Gresik United berpindah tangan ke PT Gresik Usaha Sejahtera, kinerja manajemen yang termasuk baru terbentuk ini cukup profesional dalam membenahi skuad yang hancur lebur akibat manajemen lama, yang membuat Aura kebangkitan Gresik United mulai terasa.
promosi ke Liga 2
suntingTak perlu lama-lama bersemayam di Liga 3, manajemen Gresik United tak main-main dalam berkompetisi di Liga terbawah, dari jurang terdalam Liga 3 2021 Jawa Timur pun, hanya memerlukan waktu satu musim saja Gresik United memastikan diri untuk lolos ke Liga 2 setelah menjalani laga terakhir yang krusial pada 16 Besar Liga 3 musim 2021/22 melawan PSGC Ciamis dengan skor akhir 3-0, menemani Putra Delta Sidoarjo (kini Malut United FC), Deltras FC, Persikab, Karo United FC, Mataram Utama FC (kini Nusantara United FC), PSDS Deli Serdang, Persipa Pati untuk berkompetisi di Liga 2 musim 2022/23.
Saat ini Gresik United berkompetisi di Liga 2, untuk berjuang melanjutkan misinya mengembalikan kejayaan Gresik United ke habitat aslinya, kasta tertinggi Liga Indonesia.
- Liga Indonesia 1994/1995: Runner Up Divisi Utama Liga Indonesia 1994-95 (Juara Wilayah Timur)
- Liga Indonesia 1995/1996: Peringkat 8 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 1995-96
- Liga Indonesia 1996/1997: Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 1996-97
- Liga Indonesia 1997/1998: Peringkat 9 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 1997-98 (Liga dihentikan)
- Liga Indonesia 1998/1999: Sepuluh Besar Divisi Utama Liga Indonesia 1998-99 (Peringkat 2 Grup B)
- Liga Indonesia 1999/2000: Peringkat 10 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 1999-2000
- Liga Indonesia 2001: Peringkat 6 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 2002
- Liga Indonesia 2002: Juara Divisi Utama Liga Indonesia 2002 (Juara Wilayah Timur)
- Liga Indonesia 2003: Peringkat 18 Divisi Utama Liga Indonesia 2003 (Degradasi)
- Liga Indonesia 2004: Peringkat 5 Wilayah Barat Divisi II (Promosi)
- Liga Indonesia 2005: Peringkat 14 Wilayah Timur Divisi Utama Liga Indonesia 2005 (Degradasi)
Prestasi Lainnya:
- Masuk 16 besar/putaran 3 Piala Winners Asia tahun 1995/1996
- Liga Champions AFC 2002-03 sampai dengan putaran kedua.
- 3rd place ASEAN Club Championship 2003
- Liga Super Indonesia 2013: Posisi 9
- Piala Gubernur Jatim 2014: Runner Up
- Liga Super Indonesia 2015: Posisi 1 (sementara), dihentikan karena adanya sanksi dari FIFA
- Indonesia Soccer Championship A 2016: Posisi 13
Rekor musim ke musim
suntingMusim | Liga | Piala Indonesia | Kompetisi Asia | Topskor | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Komp. | Main | M | S | K | GM | GK | Poin | Pos | Nama | Gol | |||
2011-12 | ISL | 34 | 11 | 5 | 18 | 36 | 69 | 38 | 15 | Gaston Castano | 15 | ||
2013 | ISL | 34 | 12 | 9 | 13 | 41 | 45 | 45 | 9 | Shohei Matsunaga | 9 | ||
2014 | ISL | 20 | 4 | 9 | 7 | 20 | 32 | 21 | 9 (b) | Reza Mustofa, Otavio Dutra, Pedro Velázquez | 4 | ||
2015 | ISL | ||||||||||||
2016 | ISC A | 34 | 8 | 7 | 19 | 29 | 17 | Patrick da Silva | 4 | ||||
2017 | Liga 1 | 34 | 2 | 4 | 28 | 26 | 104 | 10 | 18 | - | - | ||
2018 | Liga 2 2018 | 22 | 7 | 5 | 10 | 23 | 40 | 26 | 10 | - | - | ||
2019 | Liga 3 pra-Nasional | 8 | 2 | 2 | 4 | 6 | 12 | 8 | 4 | 64 besar | - | - | |
2020 | Liga 3 tidak digulir karena adanya Pandemi Covid-19 | ||||||||||||
2021 | Liga 3 Jawa Timur | 4 | 3 | 1 | 0 | 13 | 2 | 9 | 2 | - | - | ||
2022/23 | Liga 2 2022/23 dihentikan karena Tragedi Kanjuruhan | 7 | 2 | 4 | 1 | 6 | 3 | 10 | 3 | - | - |
{| class="wikitable"
|bgcolor=gold|Juara |bgcolor=silver|Peringkat kedua |bgcolor="#DDFFDD"|Promosi |bgcolor="#FFCCCC"|Degradasi |}
Pemain
suntingTim Utama
suntingBerikut daftar pemain Gresik United di Pegadaian Liga 2 Indonesia 2023/2024
- Per 30 September 2023.[3]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Supporter
suntingPada tanggal 5 November 1999 ditetapkan sebagai hari lahir Ultras Gresik yang diambil dari negara Italia yang bermakna Supporter militan ini diawali dengan pawai besar besaran di dalam kota dan memberikan dukungan pertama ke Jember pada laga Piala Gubenur I dan dan sempat memberikan nilai positif dalam berkreasi di Senayan Bung Karno Jakarta sehingga mengantarkan Gresik terharum namanya dengan menjadi Juara liga indonesia yakni PS. Petrokimia Putra.[2]
Referensi
sunting- ^ Persegres pilih pakai nama Gresik United Diarsipkan 2021-01-19 di Wayback Machine.. Jawapos.com. 10 Oktober 2019. Diakses tanggal 12/10/2019
- ^ a b c Sejarah Klub Gresik United Diarsipkan 2023-06-20 di Wayback Machine., Diakses 1 Januari 2014.
- ^ {{cite web|title=Daftar Pemain Gresik United Pegadaian Liga 2 Indonesia|url=https://www.transfermarkt.co.id/gresik-united-fc/startseite/verein/36124
Pranala luar
sunting- Situs web resmi
- Gresik United Diarsipkan 2015-06-26 di Wayback Machine. on FIFA
- Gresik United Diarsipkan 2017-11-09 di Wayback Machine. on Liga Indonesia
- Gresik United Diarsipkan 2023-08-09 di Wayback Machine. on Facebook
- Gresik United di Twitter