Butun
Butun | |
---|---|
Leaves and opening flower | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | B. asiatica
|
Nama binomial | |
Barringtonia asiatica | |
Sinonim[2][3] | |
|
Butun atau keben (Barringtonia asiatica) adalah sejenis pohon yang tumbuh di pantai-pantai wilayah tropika, di Samudra Hindia, kawasan Malesia, hingga ke pulau-pulau di Pasifik barat. Nama lainnya adalah putat laut[4]. Buahnya terapung di air, sehingga tersebar secara luas pada banyak pulau dan pantai[4]. Tinggi tanaman dapat mencapai 30 m[4]. Kayunya digunakan dalam pekerjaan konstruksi dan juga untuk membuat kano[4].
Deskripsi
Pohon dengan tinggi 5–17 m dan diameternya 50 cm[5]. Batang pada umumnya agak bengkok, bercabang-cabang rendah dekat tanah[5]. Daun duduk, bulat telur terbalik, bentuk memanjang atau bentuk lanset, kerapkali dengan ujung dan pangkal membulat, 20-60 x 10–24 cm, yang besar kerapkali berseling dengan yang kecil, tepi rata, gundul serupa kulit, mengkilat[5]. Daun penumpu kecil tak berarti[5]. Bunga beraturan, kerapkali panjang, dalam tandan yang tegak, di ujung berbunga 4-20[5]. Daun pelindung dan anak daun pelindung kecil, lekas rontok[5]. Tabung kelopak bentuk corong, bersegi empat, boleh dikatakan tidak muncul lebih atas dari bakal buah, tinggi kurang lebih 1 cm; tepi sebelum mekar tertutup, kemudian bertaju 2-3[5]. Daun mahkota kebanyakan 4, pangkalnya melekat pada tabung benang sari, oval lebar, putih, panjang 5–8 cm[5]. Benang sari dan tangkai putik putih dengan ujung merah, tangkai sari terluar panjang kurang lebih 10 cm, yang terdalam kurang lebih 3 cm[5]. Tonjolan dasar bunga datar[5]. Bakal buah kerapkali beruang 4[5]. Tangkai putik panjang 12–15 cm[5]. Buah serupa piramida lebar, bersegi empat, coklat, tinggi kurang lebih 10 cm, dengan dinding tebal berserabut seperti kayu, taju kelopak dan tangkai putik panjang dan tetap tinggal[5]. Putat laut tumbuh berpencar-pencar di pantai-pantai yang berpasir dan berkarang, kadang-kadang ditanam sebagai pohon hias[5]. Perbungaannya berbentuk tandan dan letaknya diujung, jarang diketiak, kelopak bunga hijau seperti tabung panjang, daun mahkota putih, menjorong, benang sari memerah di ujung, putik memerah diujungnya[6]. Buahnya berbentuk bundar seperti telur, menirus keujung, menetragonal tajam ke pangkal yamg menggubang, bila muda berwarna hijau setelah tua berwarna coklat[6].
Habitat
Habitat tumbuhan Barringtonia asiatica merupakan kawasan litoral yang hampir ekslusif, pada beberapa daerah pohonnya dapat tumbuh jauh ke daratan pada bukit atau jurang berkapur[6]. Biasanya tumbuh pada pantai berpasir atau koral-pasir disepanjang pantai atau rawa mangrove pada ketinggian 0–350 m di atas permukaan laut[6]. Pohon keben ini merupakan spesies Barringtonia asli mangrove yang habitatnya di pantai tropis dan pulau-pulau di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat dari Zanzibar ke timur Taiwan, Filipina, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulaian Solomon, Kepulauan Cook, Wallis, dan Futuna serta Polinesia Prancis[7]. Penyabaran di Indonesia meliputi Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara[5].
Sejarah
Di Indonesia, keben pernah mendapat predikat sebagai pohon perdamaian[8]. Predikat itu ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada Hari Lingkungan Hidup, pada tanggal 5 Juni 1986[8]. Tema Hari Lingkungan Hidup tahun itu adalah “A Tree for Peace”[8]. Keben tidak hanya pohon perdamaian. Keben juga punya makna lain[8]. Di dalam Keraton Yogyakarta, terdapat area yang dinamai keben karena area tersebut ditanami tanaman tersebut[8]. Konon, keben di Keraton Yogyakarta bermakna sebagai lambang negara yang agung dan bersih[8]. Selain itu, keben juga bermakna merangkul kebenaran[8]. Selain di Yogyakarta, keben juga bermakna di Pulau Anak Krakatau. Konon, keben adalah tumbuhan pertama yang tumbuh di pulau itu setelah meletusnya Gunung Krakatau[8].
Manfaat
Kadang-kadang ditanam sebagai tanaman hias[8]. Pohon dan bijinya mengandung saponin yang dapat digunakan sebagai racun ikan[8]. Biji yang digunakan sebagai racun ikan seringkali dicampur dengan tuba (Derris – rotenon)[8]. Minyak yang berwarna kemerahan dapat diperoleh dengan memanaskan dan memeras bijinya[8]. Di Jawa, cairan yang diperoleh dari bijinya dapat digunakan sebagai perekat dalam pembuatan payung, serta untuk membunuh ekto-parasit, seperti lintah[8].
Referensi
- ^ Under its treatment as Barringtonia asiatica (from its basionym Mammea asiatica L.), this species was published in Preliminary Report on the Forest and other Vegetation of Pegu App. A: 65. 1875. "Name - Barringtonia asiatica (L.) Kurz". Tropicos. Saint Louis, Missouri: Missouri Botanical Garden. Diakses tanggal May 15, 2014.
- ^ "Name - Mammea asiatica L. synonyms". Tropicos. Saint Louis, Missouri: Missouri Botanical Garden. Diakses tanggal November 1, 2011.
- ^ Mammea asiatica L. (the basionym to Barringtonia asiatica) was originally described and published in Species Plantarum 1: 512–513. 1753. "Name - Mammea asiatica L". Tropicos. Saint Louis, Missouri: Missouri Botanical Garden. Diakses tanggal May 15 2014.
- ^ a b c d (Inggris) "The Sea Faring Putat: Barringtonia asiatica". Diakses tanggal May 15 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o "Barringtonia asiatica Kurz". Diakses tanggal May 15 2014.
- ^ a b c d "Barringtonia asiatica" (PDF). Diakses tanggal May 15 2014.
- ^ "Barringtonia asiatica". Diakses tanggal May 15 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m "Keben, Pohon Perdamaian". Diakses tanggal May 15 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "web5" didefinisikan berulang dengan isi berbeda