Pandangan Syi'ah mengenai Al-Qur'an

Revisi sejak 11 Januari 2019 02.14 oleh Skigehtut (bicara | kontrib) (Menghapus Kategori:Al Qur'an; Menambah Kategori:Al-Qur'an menggunakan HotCat)

Pandangan Syi'ah mengenai Al-Qur'an memiliki pandangan yang banyak berbeda dengan pandangan Sunni, tetapi teks (naskah) Al Qur'an tidak berbeda (persis). Terdapat perbedaan pendapat tentang alquran bahwa Syi'ah memperselisihkan keabsahan alquran menurut penyusunan Utsmaniyah,[1] Sejak abad ke-10, hanya satu dati total tujuh sarjana Syī‘ah yang mempercayai bahwa terdapat penghilangan naskah dalam penyusunan Utsmani.[2] Syi'ah tidak mengakui Al Qur'an yg ada sa'at ini,mereka hanya mengakui mushaf Fatimah yg di bawa imam Mahdi ,sehingga hari ini kaum syi'ah tidak mau menggunakan Al Qur'an yg di baca Sunni,mereka hanya menggunakan perkataan ulama2 mereka sendiri,sedangkan jika mereka memgutip ayat2 Al Qur'an,itu hanya sebagai pemantas saja dimuka publik karena mereka mengaku bagian dari Islam,oleh karena nya tidak ada satupun penganut syi'ah yang menjadi hafids.

Sejarah

Syī‘ah menggunakan memfungsikan Al Qur'an sama dengan Sunni, tetapi mereka tidak percaya bahwa alquran pertama kali disusun oleh Utsman bin Affan.[3] Syi'ah percaya bahwa Qur'an telah dikumpulkan dan dilengkapi oleh Nabi Muhammad selama masa hidupnya.[4][5][6]

Sarjana Syi'ah yang mendukung adanya penyimpangan Alquran

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Shīʿism and the Qurʾān". Encyclopaedia of the Qur'an. Leiden: Brill Publishers. 2004. 
  2. ^ Modarressi, Hossein (1993). "Early Debates on the Integrity of the Qur'ān: A Brief Survey". Studia Islamica (77): 5–39. doi:10.2307/1595789. JSTOR 1595789. 
  3. ^ Shirazi, Muhammad (2004). The Qur'an made simple. 10. London,UK: Fountain Books. hlm. xxiv. 
  4. ^ Shirazi, Muhammad (2001). The Qur'an - When was it compiled?. London,UK: Fountain Books. hlm. 5, 7. 
  5. ^ Shirazi, Muhammad (2004). The Qur'an made simple. 10. London,UK: Fountain Books. hlm. xxi, xxiv, xxv. 
  6. ^ Shirazi, Muhammad (2008). The Shi'a and their Beliefs. London,UK: Fountain Books. hlm. 29. 
  7. ^ Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari (2009). Kohlberg, Etan; Amir-Moezzi, Mohammad Ali, ed. "Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi" (PDF). Texts and studies on the Qurʼān. BRILL. 4: 7 (Preface and Acknowledgements). ISSN 1567-2808. 
  8. ^ a b Abdolkarim Soroush (2009). The Expansion of Prophetic Experience: Essays on Historicity, Contingency and Plurality in Religion. BRILL. hlm. 145. ISBN 9789047424369. 
  9. ^ Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari (2009). Kohlberg, Etan; Amir-Moezzi, Mohammad Ali, ed. "Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi" (PDF). Texts and studies on the Qurʼān. BRILL. 4: 27. ISSN 1567-2808. 
  10. ^ Robert Gleave (2000). Inevitable Doubt: Two Theories of Shīʻī Jurisprudence. BRILL. hlm. 64–5. ISBN 9789004115958. 
  11. ^ Rainer Brünner (2004). Islamic Ecumenism In The 20th Century: The Azhar And Shiism Between Rapprochement And Restraint (edisi ke-revised). BRILL. hlm. 336. ISBN 9789004125483. The Sunni reproach that the Shiites believe in another, i.e. falsified, Koran was already encountered in the heresiographic literature of the twentieth century and was emphatically denied by the Shia, whereas the Shiite defenders of a tahrif theory such as al-Tabrisi or his student Agha Bozorg al-Tehrani always remained in the minority.