Melbourne

ibu kota Victoria, Australia
Revisi sejak 6 Februari 2019 21.18 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Melbourne (/ˈmɛlbərn/ simak MEL-bərn)[8][9] adalah ibu kota dan kota terpadat di negara bagian Victoria sekaligus kota terpadat kedua di Australia dan Oseania.[1] Namanya mengacu kepada wilayah perkotaan seluas 99.925 km2 (38.581 sq mi)[2] yang terdiri atas satu wilayah metropolitan dan 31 kotamadya.[10] Nama Melbourne juga sering dipakai untuk menyebut kawasan pusat kota. Kota ini menduduki sebagian besar pesisir Teluk Port Phillip dan menyebar ke pedalaman hingga barisan pegunungan Dandenong dan Macedon, Semenanjung Mornington, dan Lembah Yarra. Jumlah penduduknya kurang lebih 4,9 juta (19% penduduk Australia). Penduduknya disebut "Melburnian".[11][12]

Melbourne
Victoria
Peta Melbourne, Australia
Peta Melbourne, Australia
Melbourne di Australia
Melbourne
Melbourne
Koordinat37°48′49″S 144°57′47″E / 37.81361°S 144.96306°E / -37.81361; 144.96306
Jumlah penduduk5,000,000 (2018)[1] (ke-2)
 • Kepadatan50/km2 (130/sq mi)
Didirikan30 Agustus 1835
Ketinggian31 m (102 ft)
Luas9.992,5 km2 (3.858,1 sq mi)(GCCSA)[2]
Zona waktuAEST (UTC+10)
 • Musim Panas (DST)AEDT (UTC+11)
Letak
LGA31 kotamadya di Melbourne Raya
CountyGrant, Bourke, Mornington
Daerah pemilihan negara bagian54 daerah pemilihan
Divisi Federal23 divisi
Suhu maks rata-rata Suhu min rata-rata Curah hujan tahunan
20.4 °C
69 °F
11.4 °C
53 °F
602,6 mm
23,7 in

Kota ini didirikan tanggal 30 Agustus 1835 di koloni kerajaan New South Wales oleh pemukim bebas dari koloni Daratan Van Diemen.[13] Kota ini menjadi permukiman berbadan hukum pada tahun 1837 dan mengambil nama Perdana Menteri Britania Raya, William Lamb, 2nd Viscount Melbourne.[13] Melbourne diresmikan sebagai kota oleh Ratu Victoria pada tahun 1847, kemudian menjadi ibu kota koloni baru Victoria tahun 1851.[14] Berkat demam emas Victoria tahun 1850-an, kota ini memasuki masa keemasan "Marvellous Melbourne" dan menjelma menjadi salah satu kota terpenting di Imperium Britania dan salah satu kota terbesar dan terkaya di dunia.[15][16] Usai federasi Australia tahun 1901, Melbourne menjadi pusat pemerintahan sementara Australia sampai Canberra ditetapkan sebagai ibu kota permanen pada tahun 1927.[17] Kini, Melbourne merupakan pusat keuangan terdepan di kawasan Asia-Pasifik dan menempati peringkat ke-20 dalam Global Financial Centres Index.[18]

Berbagai lembaga kebudayaan ternama di Australia bertempat di kota ini, termasuk Melbourne Cricket Ground, National Gallery of Victoria, dan Royal Exhibition Building yang terdaftar sebagai Warisan Dunia. Kota ini juga merupakan tempat lahirnya impresionisme Australia, sepak bola Australia, perfilman, industri televisi, dan tarian kontemporer Australia. Melbourne diberi gelar Kota Sastra UNESCO dan pusat seni jalanan, musik langsung, dan teater global. Melbourne adalah tuan rumah sejumlah kegiatan internasional tahunan seperti Australian Grand Prix, Australian Open, dan Melbourne Cup. Kota ini juga pernah menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas 1956 dan Pesta Olahraga Persemakmuran 2006. Berkat kemajuan sektor hiburan, pariwisata, olahraga,[19] pendidikan, layanan kesehatan, penelitian dan pengembangan, Melbourne mendapat gelar kota ternyaman kedua di dunia dari Economist Intelligence Unit.[20]

Bandara utama yang melayani kota ini adalah Bandar Udara Melbourne (juga disebut Bandar Udara Tullamarine), bandara tersibuk kedua di Australia. Port of Melbourne merupakan pelabuhan tersibuk di Australia.[21] Stasiun utama kereta metropolitan di kota ini adalah stasiun Flinders Street. Stasiun utama kereta regional dan kereta jalanan di kota ini adalah stasiun Southern Cross. Melbourne juga memiliki jaringan jalan bebas hambatan terbesar di Australia dan jaringan trem kota terbesar di dunia.[22]

Sejarah

Sejarah awal dan pembangunan

Pribumi Australia sudah menetap di daerah Melbourne selama 31.000 hingga 40.000 tahun.[23] Ketika pemukim Eropa datang pada abad ke-19, hampir 2.000 pemburu-pengumpul dari tiga suku besarWurundjeri, Boonwurrung, dan Wathaurong—menghuni daerah ini.[24][25] Daerah ini merupakan tempat bertemunya persemakmuran suku Kulin serta sumber pangan dan air yang penting.[26][27]

Permukiman Britania pertama di Victoria, waktu itu bagian dari koloni tahanan New South Wales, didirikan oleh Kolonel David Collins pada Oktober 1803 di Sullivan Bay, dekat Sorrento. Para pemukim menganggap daerah ini kekurangan sumber daya. Mereka pindah ke Daratan Van Diemen (sekarang Tasmania) pada tahun berikutnya dan mendirikan kota Hobart. Mereka mencoba lagi bermukim di Melbourne 30 tahun kemudian.[28]

 
Ilustrasi perundingan John Batman dengan para tetua suku Wurundjeri pada akhir abad ke-19

Pada bulan Mei dan Juni 1835, John Batman, tokoh asosiasi pemukim Port Phillip di Daratan Van Diemen, menjelajahi kawasan Melbourne dan mengklaim telah merundingkan pembelian tanah seluas 600.000 are (60 km2) dengan delapan tetua suku Wurundjeri.[26][27] Batman memilih tanah di bantaran utara Sungai Yarra dan menyatakan bahwa "sebuah desa akan dibangun di sini", lalu berlayar kembali ke Daratan Van Diemen.[29] Pada Agustus 1835, sekelompok pemukim dari Daratan Van Diemen datang dan bermukim di tanah tempat Melbourne Immigration Museum saat ini berdiri. Batman dan rekan-rekannya menyusul pada bulan berikutnya. Kedua kelompok pemukim sepakat untuk berbagi tempat. Waktu itu, permukiman ini dikenal dengan nama pribumi Dootigala.[30][31]

Perjanjian Batman dengan suku Aborigin dibatalkan oleh Richard Bourke, Gubernur New South Wales yang saat itu menguasai seluruh Australia timur. Semua anggota asosiasi mendapat kompensasi.[26] Pada tahun 1836, Bourke menetapkan kota ini sebagai ibu kota administratif Distrik Port Phillip, New South Wales, dan menerbitkan rancangan tata kota pertama bernama Hoddle Grid pada tahun 1837.[32] Kota ini sempat diberi nama Batmania,[33] kemudian diganti menjadi Melbourne tahun 1837 sesuai nama Perdana Menteri Britania Raya, William Lamb, 2nd Viscount Melbourne; kediaman keluarganya bernama Melbourne Hall yang terletak di kota dagang Melbourne, Derbyshire. Pada tahun yang sama, kantor pos kota dibuka secara resmi dengan nama yang sama.[34]

Pada 1836 hingga 1842, suku-suku Aborigin Victoria kehilangan tanahnya karena ditempati oleh pemukim Eropa.[35] Pada Januari 1844, 675 warga Aborigin diketahui tinggal di perkampungan kumuh di Melbourne.[36] Departemen Kolonial Britania mengangkat lima Pelindung Aborigin untuk mengurus suku Aborigin di Victoria. Tahun 1839, aktivitas mereka dihentikan oleh kebijakan tanah yang berpihak dengan para pemukim ilegal yang menduduki tanah suku Aborigin.[37] Pada 1845, hampir 240 pendatang kaya asal Eropa memegang izin mukim di Victoria. Mereka menjadi penggerak politik dan ekonomi utama di Victoria selama beberapa generasi.[38]

Surat paten Ratu Victoria tertanggal 25 Juni 1847 meresmikan status kota Melbourne.[14] Pada 1 Juli 1851, Distrik Port Phillip dipisahkan dari New South Wales dan menjadi Koloni Victoria yang beribu kota di Melbourne.[39]

Demam emas Victoria

 
"Canvas Town" (Kota Tenda) di Melbourne Selatan menjadi tempat tinggal sementara bagi ribuan migran yang tiba setiap minggu di tengah demam emas 1850-an.

Penemuan emas di Victoria pada pertengahan 1851 memicu demam emas. Melbourne, kota terbesar di koloni ini, mengalami pertumbuhan pesat. Dalam kurun beberapa bulan, jumlah penduduk kota hampir berlipat ganda dari 25.000 jiwa menjadi 40.000 jiwa.[40] Pertumbuhan eksponensial pun terjadi. Pada tahun 1865, Melbourne mengalahkan Sydney sebagai kota berpenduduk terbanyak di Australia.[41]

Berkat influks migran dari berbagai koloni dan negara lain, khususnya Eropa dan Tiongkok, perkampungan kumuh merebak di Melbourne, termasuk Chinatown dan "kota tenda" sementara di bantaran selatan Sungai Yarra. Usai Pemberontakan Eureka tahun 1854, dukungan masyarakat terhadap penderitaan penambang memicu perubahan politik besar di koloni ini, termasuk perbaikan kondisi kerja di sektor pertambangan, pertanian, pabrik, dan UKM. Pemberontakan ini diikuti oleh orang-orang dari 20 suku bangsa sehingga bisa dibayangkan besarnya arus imigrasi kala itu.[42]

 
Kerumunan di luar Mahkamah Agung Victoria menyambut pembebasan pemberontak Eureka tahun 1855

Seiring meningkatnya peredaran uang usai demam emas serta kebutuhan gedung pemerintahan, program pembangunan sipil massal dimulai. Pada tahun 1850-an dan 1860-an, Parliament House, Treasury Building, Old Melbourne Gaol, Victoria Barracks, State Library, University of Melbourne, General Post Office, Customs House, Melbourne Town Hall, St Patrick's Cathedral dibangun, tetapi banyak di antaranya yang mangkrak puluhan tahun dan bahkan belum selesai hingga 2018.

Pinggiran kota terdalamnya berpola kotak-kotak dengan selang satu mil dan dilintasi oleh jalan raya dan jalan taman lingkar yang mengitari pusat kota. Tata kota ini diwujudkan[oleh siapa?] pada tahun 1850-an dan 1860-an. Daerah ini langsung dipenuhi rumah baris, rumah terpisah, dan puri mewah. Sebagian jalan besarnya menjelma menjadi pusat belanja. Melbourne menjadi pusat keuangan raksasa, tempat bermarkasnya bank-bank besar, Royal Mint, dan bursa efek pertama di Australia (tahun 1861).[43] Melbourne Cricket Club mulai berkandang di MCG sejak 1855. Anggota Melbourne Football Club menyusun aturan sepak bola Australia tahun 1859.[44] Tahun 1861, Melbourne Cup ke-1 diselenggarakan. Melbourne meresmikan tugu publik pertamanya, patung Burke dan Wills, pada tahun 1864.

Dengan berakhirnya demam emas tahun 1860, Melbourne terus berkembang sebagai pelabuhan ekspor hasil tani Victoria (khususnya wol) dan sektor manufaktur yang dilindungi oleh tarif tinggi. Jaringan rel kereta api melingkar dibangun hingga pedesaan pada akhir 1850-an. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan besar berlanjut pada 1860-an dan 1870-an, termasuk Supreme Court, Government House, dan Queen Victoria Market. Pusat kota mulai dijejali pertokoan dan perkantoran, bengkel, dan gudang. Beberapa bank dan hotel besar berdiri menghadap jalan raya utama. Puri-puri mewah berdiri di ujung timur Collins Street berdampingan dengan rumah-rumah kecil di belakangnya. Jumlah penduduk Aborigin terus menyusut, berkurang 80% pada tahun 1863, akibat wabah penyakit (khususnya cacar[24]), kekerasan di desa, dan perampasan tanah.

Kenaikan dan penurunan harga tanah

 
Litograf Royal Exhibition Building, tempat diselenggarakannya Melbourne International Exhibition tahun 1880

Dasawarsa 1880-an adalah masa-masa pertumbuhan pesat. Kepercayaan konsumen, kemudahan kredit, dan kenaikan harga tanah memicu pembangunan besar-besaran. Di tengah lonjakan harga tanah, Melbourne menjadi kota terkaya di dunia[15] dan kota terbesar kedua di Imperium Britania setelah London.[butuh rujukan]

Dasawarsaa ini diawali dengan Melbourne International Exhibition yang diadakan tahun 1880 di Exhibition Building. Pada ahun itu, gedung operator telepon dibangun, kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu St Paul's Cathedral; tahun 1881, lampu listrik dipasang di Eastern Market. Pada tahun berikutnya, gardu pembangkit berkapasitas 2.000 lampu mulai beroperasi.[45] Tahun 1885, jalur pertama sistem trem kabel Melbourne dibangun, lalu berkembang menjadi sistem trem terbesar di dunia pada 1890.

 
Federal Coffee Palace, salah satu hotel mewah yang dibangun pada musim kenaikan harga tanah

Pada 1885, wartawan Inggris George Augustus Henry Sala menciptakan istilah "Marvellous Melbourne" yang populer hingga abad ke-20 dan masih dipakai sampai sekarang oleh warga Melbourne.[46] Musim kenaikan harga tanah Melbourne mencapai puncaknya tahun 1888 berkat kepercayaan konsumen dan meroketnya nilai jual tanah.[47] Berkat kenaikan harga tanah, bangunan-bangunan komersial besar, istana kopi, rumah baris, dan puri mewah dibangun di seluruh kota.[47] Pembangunan pabrik hidrolik pada tahun 1887 memungkinkan lift diproduksi di Melbourne. Setelah itu, gedung tinggi generasi pertama mulai dibangun,[48] termasuk APA Building, salah satu gedung komersial tertinggi di dunia pada tahun 1889.[47] Jaringan kereta api lingkar kota juga diperluas.[49]

Tahun 1888, Exhibition Building menjadi tuan rumah kegiatan kedua yang lebih besar daripada sebelumnya, Melbourne Centennial Exhibition. Dampaknya, banyak hotel baru dibangun, termasuk Federal Hotel berkapasitas 500 kamar, The Palace Hotel di Bourke Street (dua-duanya sudah dihancurkan), dan perluasan Grand (Windsor).

Boosterisme (pencitraan) dadakan yang menjadi ciri khas Melbourne berakhir pada awal 1890-an akibat depresi ekonomi parah yang mengacaukan industri keuangan dan properti lokal.[47][50] 16 "bank tanah" kecil dan perkumpulan bangunan ditutup dan 133 perseroan terbatas bangkrut. Krisis keuangan Melbourne merupakan salah satu faktor depresi ekonomi Australia 1890-an dan krisis perbankan Australia 1893. Efeknya sangat membekas di kota ini. Pembangunan baru menggeliat kembali pada akhir 1890-an.[51][52]

Ibu kota de facto

 
The Big Picture, pembukaan Parlemen Australia pertama tanggal 9 Mei 1901, dilukis oleh Tom Roberts.

Ketika Australia difederasikan tanggal 1 Januari 1901, Melbourne dipilih sebagai pusat pemerintahan. Parlemen federal pertama melakukan sidang pada 9 Mei 1901 di Royal Exhibition Building, kemudian pindah ke Victorian Parliament House sampai 1927, dan akhirnya pindah permanen ke Canberra. Gubernur Jenderal Australia berkediaman di Government House di Melbourne sampai 1930. Banyak lembaga negara berpusat di Melbourne sampai abad ke-20.[53]

Periode pascaperang

Beberapa tahun setelah Perang Dunia II, Melbourne berkembang pesat. Pertumbuhannya didongkrak oleh imigrasi pascaperang ke Australia, kebanyakan dari Eropa Selatan dan Mediterania.[54] Meski "Paris End" di Collins Street menjadi pelopor budaya butik dan kafe terbuka di Melbourne,[55] pusat kotanya dianggap membosankan—daerah suram yang penuh pegawai kantoran—dan tergambar dalam lukisan terkenal karya John Brack, Collins St., 5 pm (1955).[56]

 
ICI House, simbol kemajuan dan modernitas Melbourne pada masa pascaperang

Batas ketinggian bangunan di CBD dicabut tahun 1958 seiring rampungnya ICI House. Sejak saat itu, berbagai pencakar langit mulai menghiasi kota. Perluasan pinggiran kota semakin gencar dan dibarengi oleh pembangunan pusat-pusat perbelanjaan baru seperti Chadstone Shopping Centre.[57] CBD dan St Kilda Road juga direnovasi sehingga kota ini tampak lebih modern.[58] Peraturan anti-kebakaran dan peremajaan kota mengharuskan sebagian besar gedung CBD sebelum perang dirubuhkan seluruhnya atau dipangkas separuh melalui kebijakan fasadisme. Puri-puri besar di pinggiran kota yang berdiri pada musim kenaikan harga tanah juga dihancurkan atau dikurangi ukurannya.

Untuk melawan arus pertumbuhan pinggiran kota yang kepadatannya rendah, pemerintah melalui Housing Commission of Victoria mencanangkan proyek perumahan umum kontroversial di pusat kota. Kawasan permukiman yang sudah ada dihancurkan dan menara-menara hunian dibangun di atasnya.[59] Beberapa tahun kemudian, seiring meningkatnya jumlah pemilik kendaraan bermotor, pembangunan jalan tol dan jalan bebas hambatan mempercepat perkembangan pinggiran kota dan menyusutkan populasi pusat kota. Pemerintahan Bolte ingin mempercepat modernisasi Melbourne. Proyek-proyek jalan besar seperti penataan ulang St Kilda Junction, pelebaran Hoddle Street, dan Rencana Transportasi Melbourne 1969 mengubah Melbourne menjadi kota yang ramah mobil.[60]

Lonjakan sektor keuangan dan pertambangan Australia tahun 1969 dan 1970 menarik perusahaan-perusahaan besar seperti BHP Billiton dan Rio Tinto untuk bermarkas di kota ini. Nauru, negara yang ekonominya sedang meroket waktu itu, menanamkan modal dalam berbagai proyek di Melbourne, termasuk pembangunan Nauru House.[61] Melbourne bertahan sebagai pusat bisnis dan keuangan utama Australia hingga akhir 1970-an sebelum disalip oleh Sydney.[62]

Melbourne mengalami kelesuan ekonomi pada tahun 1989 hingga 1992 setelah beberapa lembaga keuangan di sana bangkrut. Pada tahun 1992, pemerintahan Kennett yang baru saja terpilih mencoba membangkitkan ekonomi melalui program padat karya besar-besaran dan pencitraan kota sebagai destinasi wisata untuk acara-acara besar dan ajang olahraga.[63] Waktu itu, Australian Grand Prix dipindahkan dari Adelaide ke Melbourne. Proyek-proyek besar di kota ini meliputi gedung baru Melbourne Museum, Federation Square, Melbourne Exhibition and Convention Centre, Crown Casino, dan jalan tol CityLink. Pemerintah juga melepaskan sejumlah sarana dan prasarana ke pihak swasta, termasuk listrik dan transportasi umum, serta memangkas anggaran kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur transportasi umum.[64]

Masa kini

Sejak pertengahan 1990-an, Melbourne memiliki pertumbuhan penduduk dan lapangan kerja yang tetap. Investasi ke industri dan pasar properti di kota ini terus meningkat. Peremajaan pusat kota dilakukan di Southbank, Port Melbourne, Melbourne Docklands, dan South Wharf. Menurut Australian Bureau of Statistics, Melbourne mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi tertinggi di antara ibu kota negara bagian Australia selama tiga tahun sampai Juni 2004.[65] Faktor-faktor tersebut mempercepat pertumbuhan penduduk dan perluasan kawasan pinggiran kota sepanjang 2000-an.

Sejak 2006, pertumbuhan kota meluas hingga "jalur hijau" dan melewati batas pertumbuhan kota. Prediksi pertumbuhan populasi hingga 5 juta orang memaksa pemerintah Victoria meninjau ulang batas pertumbuhan pada tahun 2008 dalam rangka strategi Melbourne @ Five Million.[66] Tahun 2009, Melbourne tidak begitu terdampak oleh krisis keuangan akhir 2000-an bila dibandingkan dengan kota-kota lain di Australia. Jumlah lapangan kerja yang dibuka di Melbourne saat itu lebih banyak daripada kota-kota lain, hampir menyamai jumlah lapangan kerja di Brisbane sekaligus Perth.[67] Pasar properti Melbourne dipatok dengan harga tinggi.[68] Akibatnya, harga properti dan harga sewa mencapai titik termahal sepanjang sejarah Melbourne.[69]

Pemandangan Melbourne Docklands dan langit-langit kota dari Waterfront City ke arah Victoria Harbour.

Geografi

Berkas:MelbourneCoatOfArms.jpg
Lambang Melbourne

Melbourne terletak di bagian tenggara benua Australia dan terletak di sekitar Port Phillip. Daerah pinggiran Melbourne berkembang mengikuti Yarra River ke arah Yarra dan Dandenong Ranges sedangkan di bagian selatan, perkembangannya terbagi ke dua arah disebabkan lokasi Melbourne sendiri. Ke arah barat terdapat Geelong yang terletak di Bellarine Peninsula sedangkan ke arah timur terdapat Frankston berbagai kota yang terletak di pinggir pantai seperti Rye dan Sorrento.

Ujung Bellarine dan Mornington Peninsula hanya dipisahkan sebuah selat kecil dan di antara kedua tanjung ini tersedia layanan penyeberangan.

Demografi

 
Pemandangan kota Melbourne
 
Pemandangan kota Melbourne
 
Pemandangan kota Melbourne

Penduduk Melbourne umumnya adalah turunan dari pendatang dari Britania Raya, khususnya Inggris dan Irlandia yang sudah menetap sejak lama. Namun sejak puluhan dekade terakhir Melbourne mengalami peningkatan dalam jumlah pendatang. Tiga kelompok pendatang terbesar adalah dari Yunani, Italia dan Vietnam. Selain itu, ada pula komunitas Tionghoa yang cukup besar di kota ini.

Budaya dan olahraga

Melbourne dikenal sebagai kota yang gila olahraga. Olahraga yang populer di Melbourne termasuk rugbi, kriket, tenis, sepak bola dan bola basket, namun yang paling populer adalah Australian Football atau yang akrab dipanggil footy oleh warga Melbourne. Olahraga footy memang identik dengan kota ini dan negara bagian Victoria secara umumnya; lebih dari setengah tim-tim yang bermain di AFL (Liga Australian Football) berasal dari Melbourne. Menyebut football di Melbourne berarti merujuk kepada olahraga ini, berbeda dari Sydney atau Canberra, di mana kata tersebut merujuk kepada rugbi.

Melbourne banyak menyelenggarakan kejuaraan olahraga internasional setiap tahunnya, mulai dari Formula 1, Australia Terbuka (tenis), Melbourne Cup (kejuaraan pacuan kuda handicap paling bergengsi di dunia) hingga pertandingan kriket pada bulan Desember yang terkenal. Pada tahun 2003, Melbourne merupakan salah satu kota yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia Rugbi. Pada tahun 2006, Melbourne akan menyelenggarakan Pesta Olahraga Persemakmuran. Sebelumnya, kota ini pernah menyelenggarakan Olimpiade pada tahun 1956.

Setiap tahunnya kota ini menyelenggarakan beberapa festival yang cukup terkenal, di antaranya Festival Komedi Internasional Melbourne dan Festival Film Internasional Melbourne. Selain itu, Melbourne juga telah melahirkan beberapa artis ternama seperti AC/DC dan Kylie Minogue.

Transportasi

Jalan

Kebanyakan warga Melbourne tergantung pada mobil sebagai mode transportasi utama, khususnya di kawasan luar yang memiliki kebanyakan mobil. Automobil pribadi semakin popular sejak abad ke-20, mengakibatkan pengembangan luas ke suluruh daerah metropolis Melbourne. Dewasa ini, Melbourne memiliki sistem jalan dan motorway yang luas, digunakan ooleh mobil pribadi, taksi, bis dan truk. Jalan raya terbesar ikut Eastern Freeway, Monash Freeway, West Gate Freeway, termasuk jembatan West Gate, dan Metropolitan Ring Road. Dua motorway, yaitu EastLink dan CityLink memungut tol.

Untuk ke kota lain di Australia dengan kendaraan, Melbourne memiliki jaringan jalan bebas hambatan yang sangat memadai. Antara Melbourne dan Sydney dapat melalui Hume Highway yang juga melalui kota lain seperti Goulburn dan Yass. Untuk ke Adelaide, tersedia Princes Highway.

Angkutan Umum

 
Stasiun Flinders Street.

Transportasi umum di Melbourne dilayani oleh kereta api, trem, dan bus. Layanan ini sudah terintegrasi dalam jaringan bernama PTV sehingga satu karcis Myki dapat digunakan untuk ketiga layanan tersebut.

Stasiun utama kereta api Melbourne adalah Flinders St., dan kerata api antarnegara berangkat dari Stasiun Southern Cross. Jalur kereta api pertama dibangun antara kota Melbourne dan Sandhurst pada tahun 1853. Masa ini, jaringan daerah metropolis ikut 200 stasiun dan 16 jalur yang memusatkan di 'City Loop', bagian jalur bawah tanah yang mengelilingi pusat kota. Dari stasiun Southern Cross, ada jalur langsung ke kota Sydney dan Adelaide, serta Geelong, Ballarat, Bendigo, Bairnsdale dan Seymour dengan V/Line.

Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia, dan satu-satunya di Australia yang terdiri dari beberapa jalur. Pada tahun 2010-11, ada 182.7 juta perjalan naik trem, sepanjang 250km ban, 28 jalur dan 1773 halte trem. Kebanyakan jaringan terletak di median atau tengah jalan, tetapi ada bagian kecil yang memiliki jalur khusus.

Trem Melbourne dianggap artifakt budaya yang daya tarik ikonis. Di lingkar kota, ada jalur trem gratis yang pakai kereta pusaka.

Udara

Melbourne memiliki beberapa bandara, namun yang paling besar adalah Melbourne International Airport atau juga dikenal sebagai Tullamarine Airport karena letaknya berada di daerah Tullamarine yang terletak di barat laut Melbourne. Bandara lainnya adalah Avalon Airport yang terletak antara Melbourne dan Geelong.

Pariwisata

 
Melbourne Aquarium.

Beberapa objek pariwisata yang cukup terkenal di Melbourne adalah:


Sekitar Melbourne

Daerah sekitar Melbourne juga memiliki atraksi tersendiri seperti:

Kejahatan

Meski tingkat kejahatan di Melbourne turun 6,2% pada tahun 2017, kota ini masih memiliki tingkat kejahatan tertinggi di Victoria dengan lebih dari 18.280 pelanggaran per 100.000 penduduk.[70] Namun demikian, Melbourne adalah kota teraman ke-5 di dunia menurut The Economist Safe Cities Index 2017.[71]

Kota kembar

Melbourne memiliki enam kota kembar internasional.[72] Menurut dewan City of Melbourne, "seluruh kota ini diperkaya oleh pengaruh mereka, mulai dari pertukaran pendidikan, kebudayaan, dan olahraga hingga kesempatan kerja sama bisnis yang tidak tertandingi."[73][74][75] Kota-kota tersebut adalah:

Lihat pula

  • Melway, direktori jalan dan sumber informasi umum di Melbourne

Daftar

Referensi

  1. ^ a b "3218.0 – Regional Population Growth, Australia, 2016–17:ESTIMATED RESIDENT POPULATION – Australia's capital city populations, June 2017". Australian Bureau of Statistics. Australian Bureau of Statistics. Diakses tanggal 14 January 2019.  Estimated resident population, 30 June 2017.
  2. ^ a b "3218.0 – Regional Population Growth, Australia, 2015–16: Population Estimates by Statistical Area Level 2 (ASGS 2016), 2006 to 2016". Australian Bureau of Statistics. Australian Bureau of Statistics. 28 July 2017. Diakses tanggal 26 October 2017.  Estimated resident population, 30 June 2016.
  3. ^ "Great Circle Distance between MELBOURNE and CANBERRA". Geoscience Australia. March 2004. 
  4. ^ "Great Circle Distance between MELBOURNE and ADELAIDE". Geoscience Australia. March 2004. 
  5. ^ "Great Circle Distance between MELBOURNE and SYDNEY". Geoscience Australia. March 2004. 
  6. ^ "Great Circle Distance between MELBOURNE and BRISBANE". Geoscience Australia. March 2004. 
  7. ^ "Great Circle Distance between MELBOURNE and PERTH". Geoscience Australia. March 2004. 
  8. ^ Di Britania Raya dan Amerika Serikat, varian pengucapannya adalah /ˈmɛlbɔːrn/ MEL-born: Wells, John C. (2008), Longman Pronunciation Dictionary (edisi ke-3rd), Longman, ISBN 9781405881180 
  9. ^ Butler, S., ed. (2013). "Melbourne". Macquarie Dictionary (edisi ke-6th). Sydney: Macmillan Publishers Group Australia 2015. 1952 pages. ISBN 978-18-7642-966-9. 
  10. ^ "Victorian Local Government Directory" (PDF). Department of Planning and Community Development, Government of Victoria. hlm. 11. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 15 September 2009. Diakses tanggal 11 September 2009. 
  11. ^ The use of the term Melburnian can be traced back to 1876 where the case for Melburnian over Melbournian was made in the Melbourne Grammar School publication, the Melburnian. "The diphthong, 'ou' is not a Latin diphthong: hence, we argued this way,Melburnia would be [the] Latin form of name, and from it comes Melburnian." See Oxford English Dictionary Additions Series, iii, s.v. "Melburnian".
  12. ^ Macquarie Dictionary, Fourth Edition (2005) Or less commonly Melbournites. Melbourne, The Macquarie Library Pty Ltd. ISBN 1-876429-14-3
  13. ^ a b "History of the City of Melbourne" (PDF). City of Melbourne. November 1997. hlm. 8–10. Diakses tanggal 28 January 2018. 
  14. ^ a b Lewis, Miles (1995). Melbourne: the city's history and development (edisi ke-2nd). Melbourne: City of Melbourne. hlm. 25. ISBN 0-949624-71-3. 
  15. ^ a b Cervero, Robert B. (1998). The Transit Metropolis: A Global Inquiry. Chicago: Island Press. hlm. 320. ISBN 1-55963-591-6. 
  16. ^ Davidson, Jim (2 August 2014). "Rise and fall of British empire viewed through its cities". The Australian. Australia. Retrieved 7 September 2018.
  17. ^ "Commonwealth of Australia Constitution Act" (PDF). Department of the Attorney-General, Government of Australia. hlm. 45 (Section 125). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 March 2010. Diakses tanggal 11 September 2009. 
  18. ^ "The Global Financial Centres Index 22" (PDF). Long Finance. September 2017. 
  19. ^ Langmaid, Aaron (28 April 2010). We're sport's champion city again. Herald Sun. News Limited. Retrieved 29 December 2013.
  20. ^ Stephanie Chalkley-Rhoden (16 August 2017). "World's most liveable city: Melbourne takes top spot for seventh year running". Australian Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 17 August 2017. 
  21. ^ "Government outlines vision for Port of Melbourne Freight Hub" (Siaran pers). 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2012. Diakses tanggal 26 July 2007. 
  22. ^ "Investing in Transport Chapter 3 – East/West, Section 3.1.2 – Tram Network" (PDF). Department of Transport, Government of Victoria. Diakses tanggal 21 November 2009. 
  23. ^ Gary Presland, The First Residents of Melbourne's Western Region, (revised edition), Harriland Press, 1997. ISBN 0-646-33150-7
  24. ^ a b [1] Diarsipkan 8 September 2008 di Wayback Machine.
  25. ^ Gary Presland, Aboriginal Melbourne: The Lost Land of the Kulin People, Harriland Press (1985), Second edition 1994, ISBN 0-9577004-2-3
  26. ^ a b c "Foundation of the Settlement". History of the City of Melbourne. City of Melbourne. 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 February 2011. Diakses tanggal 13 July 2010. 
  27. ^ a b Isabel Ellender and Peter Christiansen, People of the Merri Merri. The Wurundjeri in Colonial Days, Merri Creek Management Committee, 2001 ISBN 0-9577728-0-7
  28. ^ Button, James (4 October 2003). "Secrets of a forgotten settlement". The Age. Melbourne: Fairfax. Diakses tanggal 19 October 2008. 
  29. ^ Annear, Robyn (2005). Bearbrass: Imagining Early Melbourne. Melbourne, Victoria: Black Inc. hlm. 6. ISBN 1863953973. 
  30. ^   Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Melbourne". Encyclopædia Britannica. 18 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 91. 
  31. ^ "Melbourne's Godfather". The West Australian. 50, (14,996). Western Australia. 14 July 1934. hlm. 6. Diakses tanggal 20 September 2017 – via National Library of Australia. 
  32. ^ "Roads". City of Melbourne. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 February 2011. Diakses tanggal 29 September 2008. 
  33. ^ https://trove.nla.gov.au/newspaper/article/11144430
  34. ^ Premier Postal History. "Post Office List". Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 May 2008. Diakses tanggal 11 April 2008. 
  35. ^ James Boyce, 1835: The Founding of Melbourne and the Conquest of Australia, Black Inc, 2011, page 151 citing Richard Broome, "Victoria" in McGrath (ed.), Contested Ground: 129
  36. ^ James Boyce, 1835: The Founding of Melbourne and the Conquest of Australia, Black Inc, 2011, p.186
  37. ^ James Boyce, 1835: The Founding of Melbourne and the Conquest of Australia, Black Inc, 2011, p.199
  38. ^ James Boyce, 1835: The Founding of Melbourne and the Conquest of Australia, Black Inc, 2011, page 163
  39. ^ Separation, EMelbourne-Encyclopedia of Melbourne, accessed 7 July 2015
  40. ^ Victorian Cultural Collaboration. "Gold". Special Broadcasting Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2008. Diakses tanggal 18 July 2008. 
  41. ^ "The Snowy Mountains Scheme and Multicultural Australia". ATSE. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 January 2010. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  42. ^ Hagan, Kate (3 December 2006). "Eureka: where multiculturalism was born", The Age. Retrieved 15 November 2018.
  43. ^ "Media Business Communication time line since 1861". Caslon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 December 2012. Diakses tanggal 29 September 2008. 
  44. ^ Pennings, Mark (2012). Origins of Australian Football: Victoria's Early History: Volume 1: Amateur Heroes and the Rise of Clubs, 1858 to 1876. Connor Court Publishing Pty Ltd. ISBN 9781921421471, p. 11
  45. ^ "The Story of Melbourne". Argus. Melbourne, Australia: National Library of Australia. 9 September 1926. hlm. 8 Supplement: An Historic Souvenir. Diakses tanggal 24 January 2012. 
  46. ^ Button, James (10 January 2004). "He came, he saw, he marvelled". The Age. Fairfax. Diakses tanggal 7 July 2012. 
  47. ^ a b c d Cannon, Michael (1966). The Land Boomers. Melbourne University Press; Cambridge University Press. 
  48. ^ "Marvellous Melbourne – Introduction of the Hydraulic Lift". Museum Victoria. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  49. ^ Miles, Lewis (1995). Melbourne the city's history and development. City of Melbourne. hlm. 47. 
  50. ^ Lambert, Tim. "A Brief History of Melbourne". Local Histories. Diakses tanggal 29 September 2008. 
  51. ^ "Melbourne (Victoria) – growth of the city". Encyclopædia Britannica. Diakses tanggal 29 September 2008. 
  52. ^ "Fast Facts on Melbourne History". We Love Melbourne. Diakses tanggal 29 September 2008. 
  53. ^ Lewis, Miles (Melbourne the city's history and development) p. 113–114
  54. ^ "1961 – the Impact of Post-War Immigration". Museum Victoria. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  55. ^ Ketchel, Misha (11 December 2012). "Boutique battle at Paris end of town". Age. Fairfax. 
  56. ^ The art of the forgotten people Diarsipkan 13 March 2016 di Wayback Machine. by Tom Wilson
  57. ^ "Sorry, we can't find the content you're looking for - State Library o…". 5 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 August 2012. 
  58. ^ Judith Raphael Buckrich (1996) Melbourne's Grand Boulevard: the Story of St Kilda Road. Published State Library of Victoria
  59. ^ Logan, William (1985). The Gentrification of inner Melbourne: a political geography of inner city housing. Brisbane, Australia: University of Queensland Press. hlm. 148–160. ISBN 0-7022-1729-8. 
  60. ^ Millar, Royce (7 November 2005). "Road to ... where?". Age. Fairfax. Diakses tanggal 11 December 2012. 
  61. ^ Shepherd, Dick (4 February 1972). "Hotel men expected to press for Govt. aid". Age. Fairfax. Diakses tanggal 25 April 2011. 
  62. ^ "Tell Melbourne it's over, we won". Sydney Morning Herald. Fairfax. 31 December 2003. Diakses tanggal 18 July 2008. 
  63. ^ Saward, Joe (1 February 1996). "Interview – Judith Griggs". Grandprix. Inside F1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 January 2010. Diakses tanggal 14 May 2010. 
  64. ^ Lewis, Miles Melbourne the city's history and development p203,205–206
  65. ^ Marino, Melissa; Colebatch, Tim (24 March 2005). "Melbourne's population booms". The Age. Australia. Diakses tanggal 18 July 2008. 
  66. ^ "Delivering Melbourne's newest sustainable communities". Victoria Online. State of Victoria. 21 September 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 June 2010. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  67. ^ The Age, 12 February 2010
  68. ^ Ormonde, Tom (14 November 2009). "Housing the bubble that no one dares burst". Age. Melbourne. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  69. ^ Dowling, Jason (16 February 2008). "Rent crisis forces urgent action". Age. Melbourne. Diakses tanggal 21 June 2010. 
  70. ^ "'Biggest decline' in Victoria's crime rate in 12 years as car thefts, aggravated burglaries fall, data reveals". ABC News. ABC News. Diakses tanggal 26 March 2018. 
  71. ^ "The Safe Cities Index 2017". Economist. Diakses tanggal 27 Mar 2018. 
  72. ^ "International connections". City of Melbourne. Diakses tanggal 29 July 2016. 
  73. ^ "City of Melbourne — International relations — Sister cities". City of Melbourne. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2008. Diakses tanggal 4 April 2008. 
  74. ^ "Melbourne and Boston: Sister Cities Association". Melbourne-Boston.org. Diakses tanggal 18 February 2015. 
  75. ^ "The World Today – Melbourne makes Milan sister city". ABC Australia. 22 July 2003. Diakses tanggal 18 February 2015. 

Bacaan lanjutan

  • Bell, Agnes Paton (1965). Melbourne: John Batman's Village. Melbourne, Vic: Cassell Australia. 
  • Boldrewood, Rolf (1896). Old Melbourne Memories. Macmillan and Co. 
  • Borthwick, John Stephen; McGonigal, David (1990). Insight Guide: Melbourne. Prentice Hall Travel. ISBN 978-0-13-467713-2. 
  • Briggs, John Joseph (1852). The History of Melbourne, in the County of Derby: Including Biographical Notices of the Coke, Melbourne, and Hardinge Families. Bemrose & Son. 
  • Brown-May, Andrew; Swain, Shurlee (2005). The Encyclopedia of Melbourne. Melbourne, Vic: Cambridge University Press. 
  • Carroll, Brian (1972). Melbourne: An Illustrated History. Lansdowne. ISBN 978-0-7018-0195-3. 
  • Cecil, David (1954). Melbourne. Grosset's universal library. Bobbs-Merrill. LCCN 54009486. 
  • Cervero, Robert (1998). The Transit Metropolis: A Global Inquiry. Washington: Island Press. ISBN 9781559635912. 
  • Collins, Jock; Mondello, Letizia; Breheney, John; Childs, Tim (1990). Cosmopolitan Melbourne. Explore the world in one city. Rhodes, New South Wales: Big Box Publishing. ISBN 978-0-9579624-0-8. 
  • Coote, Maree (2003). The Melbourne Book: A History of Now (edisi ke-2009). Melbournestyle Books. ISBN 978-0-9757047-4-5. 
  • Jim Davidson, ed. (1986). The Sydney-Melbourne Book. North Sydney, New South Wales: Allen and Unwin. ISBN 978-0-86861-819-7. 
  • Lewis, Miles Bannatyne; Goad, Philip; Mayne, Alan (1994). Melbourne: The City's History and Development (edisi ke-2nd). City of Melbourne. ISBN 978-0-949624-71-0. 
  • McClymont, David; Armstrong, Mark (2000). Lonely Planet Melbourne. Lonely Planet. ISBN 978-1-86450-124-7. 
  • Newnham, William Henry (1956). Melbourne: The Biography of a City. F. W. Cheshire. LCCN 57032585. 
  • O'Hanlon, Seamus; Luckins, Tanja (eds) (2005). Go! Melbourne. Melbourne in the Sixties. Beaconsfield, Victoria: Melbourne Publishing Group. ISBN 978-0-9757802-0-6. 
  • Priestley, Susan (1995). South Melbourne: A History. Melbourne University Press. ISBN 978-0-522-84664-5. 
  • Deborah Tout-Smith, ed. (2009). Melbourne: A city of stories. Museum Victoria. ISBN 978-0-9803813-7-5. 

Pranala luar